Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Di balik video viral 'Hamas' yang mengancam akan mengacaukan Olimpiade Paris: Benarkah ulah Hamas atau kampanye hoaks Rusia?

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Sebuah video yang menampilkan seseorang, diduga sebagai anggota milisi Hamas, telah viral di media sosial. Orang di dalam video tersebut mengancam akan melakukan kekerasan pada Olimpiade Paris.

Namun, bukti-bukti yang dikumpulkan oleh BBC menunjukkan bahwa video tersebut mungkin dibuat oleh orang Rusia yang ingin mengacaukan perhelatan Olimpiade.

Baca juga:

Video itu telah ditonton oleh jutaan orang di media sosial hanya beberapa hari sebelum upaca pembukaan yang digelar di Paris pada Jumat (26/07).

Dengan wajah tertutup, laki-laki yang diduga sebagai anggota milisi Hamas itu berbicara soal pembalasan atas dukungan Prancis terhadap Israel. Dia memperingatkan dalam bahasa Arab bahwa akan ada “sungai darah di jalanan Paris”.

Pada akhir video, pria tersebut menunjukkan sesuatu yang terlihat seperti kepala Marianne—simbol republik Prancis—yang berlumuran darah.

Baca juga:

Kepala itu terlihat palsu, begitu pula dengan video tersebut.

Bahasa dan aksen yang tidak konsisten

Video tersebut tidak secara eksplisit merujuk pada Hamas, meskipun akun-akun yang membagikan video tersebut di X—sebelumnya dikenal dengan Twitter—mengaitkannya dengan kelompok itu. Sementara itu, pimpinan politik Hamas menyatakan bahwa video adalah rekayasa.

Kami menganalisis rekaman tersebut dan menemukan sejumlah keanehan dalam bahasa dan penampilan antara video ini dengan video-video yang dirilis secara resmi oleh Hamas.

Hamas memiliki saluran aktif di Telegram di mana mereka merilis pernyataan dan video mengenai perang di Gaza.

Hamas, Olimpiade BBC
Perbedaan antara video "Hamas" yang direkayasa (atas) dengan video asli dari Hamas (bawah)

Aksen orang di video viral itu tidak terdengar seperti aksen Palestina. Pilihan kata-katanya juga sangat mendasar, menunjukkan bahwa dia kurang mahir dalam bahasa Arab formal, tidak seperti para juru bicara Hamas.

Pakaian serba hitam yang dikenakan oleh pria tersebut juga berbeda dengan tipikal pakaian yang biasa dikenakan oleh juru bicara sayap militan Hamas, Brigade al-Qassam.

Lambang bendera Palestina yang digunakan juga tidak biasa. Biasanya, bendera Palestina dikenakan di lengan baju oleh juru bicara Hamas, namun dalam video tersebut, bendera Palestina ditempatkan di bagian dada pria bertopeng.

Video ‘Hamas’ lainnya

Video terbaru yang menargetkan Olimpiade Paris memiliki kemiripan dengan video viral lainnya yang secara keliru dikaitkan dengan Hamas.

Video sebelumnya yang beredar di media sosial pada Oktober lalu menampilkan orang-orang yang diduga Hamas. Orang-orang itu berterima kasih kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky atas “pasokan senjata”, sebuah tuduhan yang keliru terhadap Ukraina.

Menurut para peneliti dari Clemson University di South Carolina, yang menyanggah video tersebut, narasi ini merupakan bagian dari kampanye disinformasi yang disebarluaskan oleh Kremlin.

BBC menemukan bahwa suara, seragam, dan lokasi syuting di dalam kedua video yang disebut-sebut sebagai “Hamas” tampak identik.

Kedua klip tersebut menampilkan dinding abu-abu yang sama sebagai latar belakang dan berkualitas rendah.

Ini kontras dengan video-video resmi Hamas selama sembulan bulan terakhir, yang menunjukkan kualitas produksi jauh lebih tinggi. Hamas biasanya merekam video mereka dengan latar belakang kosong atau layar bermerek.

Siapa yang ada di balik video itu?

Sejumlah komentar terkait video “Hamas” terbaru mengeklaim bahwa Israel bertanggungjawab atas produksi video itu tanpa menyertakan bukti.

Namun menurut para ahli, metode yang digunakan untuk menyebarluaskan rekaman tersebut mengarah ke Kremlin.

Video anti-Prancis itu awalnya diunggah pada 21 Juli oleh akun X @endzionism24, yang memiliki nama tampilan “pejuang Hamas”.

Akun tersebut hanya membagikan gambar yang dihasilkan oleh AI, dan akunnya kini telah ditangguhkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian, klip tersebut dipublikasikan oleh outlet berita Arab dan Prancis yang bersahabat dengan Kremlin di Afrika Barat. Video itu kemudian juga dibagikan di Telegram, kata profesor Darren Linvill dari Universitas Clemson.

Baca juga:

Di antara saluran Telegram pertama yang membagikannya adalah saluran berbahasa Inggris yang disebut “Aussie Cossack”, yakni saluran propagandis Rusia berbasis di Sydney, Simeon Boikov, yang memiliki 80.000 pelanggan.

Selain itu ada pula saluran pro-Kremlin berbahasa Rusia, Golos Mordora (“Suara Mordor”) yang memiliki hampir 170.000 pengikut.

Dalam beberapa jam kemudian, video itu diunggah ulang oleh akun-akun lainnya yang memiliki ribuan pelanggan di Telegram dengan kata-kata yang sama dalam bahasa Rusia.

“Itu disebarkan melalui media sosial menggunakan akun-akun pro-Rusia yang telah mereka gunakan secara rutin. Tidak ada yang baru dalam pola ini, mereka hanya memainkan nada yang sedikit berbeda setiap kali,” kata profesor Linvill.

Olimpiade Paris Getty Images
Para pakar mengatakan dukungan Prancis terhadap Ukraina sejak awal invasi Rusia bisa jadi melatari motif Rusia menargetkan Olimpiade Paris

Selama berbulan-bulan, para pejabat Prancis telah memperingatkan soal kampanye disinformasi Rusia untuk merusak Olimpiade Paris.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada April lalu, menuding Moskow berusaha mempromosikan narasi bahwa Prancis tidak mampu menjadi tuan rumah Olimpiade dan pelaksanaan ajang olahraga ini akan berisiko.

Kremlin kemudian menyebut tudingan tersebut “tidak dapat diterima”.

Rusia dan Belarusia dilarang mengirimkan delegasi resmi mereka ke Olimpiade Paris karena perang di Ukraina. Hanya beberapa atlet yang diizinkan bertanding di bawah bendera netral.

‘Menyebarkan ketakutan’

Pusat Analisis Ancaman Microsoft, yang menganalisis video tersebut atas permintaan NBC News, mengaitkannya dengan kelompok Rusia yang mereka sebut “Storm-1516”.

Menurut para peneliti Microsoft, kelompok ini terkait dengan individu-individu yang sebelumnya berkaitan dengan struktur media Yevgeny Prigozhin, mendiang pemimpin mantan kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner, dan kelompok pemikir yang berbasis di Moskow.

Tujuan kelompok ini adalah untuk “melemahkan dukungan Barat terhadap penyediaan senjata dan bantuan untuk Ukraina”, kata Pusat Analisis Ancaman Microsoft kepada BBC.

“Namun, kadang-kadang mereka meluncurkan operasi untuk menopang tujuan lain yang terkait dengan pengaruh Rusia, seperti mendiskreditkan tokoh-tokoh oposisi dalam negeri dan, dalam kasus ini, mengganggu Olimpiade Paris 2024 dengan menyebarkan ketakutan.”

Kevin Limonier, seorang profesor bidang studi Rusia di Institut Geopolitik Prancis, mengatakan bahwa gangguan terhadap Olimpiade ini bertujuan menargetkan Prancis sebagai kekuatan diplomatik dan militer berperan penting mendukung Ukraina.

Ini bukan pertama kalinya Rusia menyebarkan klaim palsu tentang Olimpiade musim panas di Paris.

Pada 2023, saluran Telegram pro-Kremlin secara aktif membagikan serangkaian film yang mengkritik pertandingan.

Film pertama, “Olympics Has Fallen”, menggunakan narasi palsu yang seolah dibawakan oleh aktor Tom Cruise, namun sosok Cruise direkayasa menggunakan kecerdasan buatan (AI). Ada pula film yang lain yang dibuat dengan merekayasa sosok Elon Musk.

Pusat Analisis Ancaman Microsoft mengaitkan film-film tersebut dengan kelompok propagandis Rusia yang fokus pada video.

Pada saat itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa tuduhan Microsoft merupakan “kritik yang tidak berdasar”.

Laporan tambahan oleh Olga Robinson dan BBC Monitoring

Baca juga:

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada