Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Gorila yang rawat luka sendiri bisa menjadi kunci penemuan obat

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
gorila dataran rendah barat Getty Images
Kurang dari 150.000 gorila dataran rendah barat bertahan hidup di alam liar di Afrika Tengah dan Afrika Barat.

Gorila-gorila yang mengobati luka sendiri mungkin menyimpan petunjuk untuk penemuan obat di masa mendatang, kata sejumlah ilmuwan.

Para peneliti di Gabon, negara yang terbentang di pesisir barat Afrika, mempelajari tanaman tropis yang dimakan oleh para gorila liar—dan juga digunakan oleh tabib di daerah setempat—kemudian mengidentifikasi empat tanaman yang memiliki khasiat pengobatan.

Baca juga:

Serangkaian studi laboratorium mengungkapkan bahwa tanaman-tanaman tersebut memiliki kandungan antioksidan dan antimikroba yang tinggi.

Salah satunya menunjukkan potensi dalam melawan bakteri super.

Gorila-gorila dataran rendah barat hidup di hutan dan memakan batang tanaman Getty Images
Gorila-gorila dataran rendah barat hidup di hutan dan memakan batang tanaman, bambu, dan buah-buahan.

Kera besar diketahui dapat mengobati diri sendiri dengan memilih tanaman yang memiliki khasiat penyembuhan.

Baca juga:

Seekor orangutan yang terluka baru-baru ini menjadi berita utama karena menggunakan sejenis salep dari tanaman untuk menyembuhkan lukanya.

Dalam penelitian terbaru, sejumlah ahli botani mencatat tanaman yang dimakan oleh gorila dataran rendah barat di Taman Nasional Moukalaba-Doudou di Gabon.

Baca juga:

Mereka memilih empat pohon yang kemungkinan bermanfaat, berdasarkan wawancara dengan tabib setempat: pohon fromager (Ceiba pentandra), mulberry kuning raksasa (Myrianthus arboreus), jati Afrika (Milicia excelsa), dan pohon ara (Ficus).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kulit pohon—yang digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai penyakit, mulai dari gangguan perut sampai kemandulan—mengandung bahan kimia dengan khasiat pengobatan, seperti fenol hingga flavonoid.

Hutan Gabon Getty Images
Gabon adalah salah satu tempat dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Negara itu memiliki berbagai jenis tanaman yang belum dieksplorasi dan berpotensi sebagai obat.

Keempat tanaman tersebut menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap setidaknya satu jenis bakteri yang kebal terhadap banyak obat, yaitu E. coli.

Pohon fromager khususnya menunjukkan "aktivitas yang luar biasa" terhadap semua jenis bakteri yang diuji, kata para ilmuwan.

"Hal ini menunjukkan bahwa gorila berevolusi untuk memakan tanaman yang bermanfaat bagi mereka sekaligus menyoroti kesenjangan besar dalam pengetahuan kita tentang hutan Afrika Tengah," kata Dr Joanna Setchell, seorang antropolog di University of Durham, Inggris, yang terlibat dalam penelitian tersebut bersama para ilmuwan Gabon.

Pohon fromager (Ceiba pentandra) Getty Images
Pohon fromager (Ceiba pentandra) digunakan para tabib di Gabon untuk mengobati beragam penyakit manusia.

Gabon memiliki hutan yang luas dan belum dijelajahi. Hutan tersebut menjadi rumah bagi gajah hutan, simpanse, dan gorila, serta banyak tanaman yang belum diketahui oleh sains.

Perburuan liar dan penyakit telah menyebabkan sejumlah besar gorila dataran rendah barat menghilang di alam liar.

Mereka digolongkan sebagai spesies yang sangat terancam punah dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada