Martin, Pembuat Motor dari Sampah
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Senin, 23 April 2012 03:03 WIB
Martin, 83 tahun, warga Purwokerto Timur Banyumas mengendarai sepeda motor dari bahan bekas berbahan bakar gas, Minggu (22/4). TEMPO/Aris Andrianto
Iklan
Iklan

TEMPO.CO , Purwokerto: Laju motornya pelan saja. Sekitar 20 kilometer per jam. Di jalanan Kota Purwokerto, Martin, 83 tahun, mencoba mengkampanyekan lingkungan yang bersih. Dengan sepeda motor yang hampir penuh dengan sampah, ia berkeliling kota tak kenal lelah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Saya menciptakannya lima tahun lalu,” kata Martin, saat sedang istirahat di alun-alun Kota Purwokerto, Minggu, 22 April 2012.

Warga Brobahan, Purwokerto Timur, itu mengaku hobi memodifikasi motor. Motor yang ditumpanginya pun cukup unik. Ia menggunakan gas sebagai bahan bakar. Menurut dia, satu liter bisa digunakan untuk 15 hari perjalanan keliling kota.

Modifikasi motornya cukup menarik. Ia menggunakan lima mesin sekaligus yang kelimanya masih berfungsi sempurna. Dengan lima mesin itu, ia mempunyai lima setang untuk menarik gas.

Mesin dengan kapasitas 50 cc itu merupakan mesin bekas buatan 1953 yang sudah tak digunakan pemiliknya. Dengan sedikit sentuhan, mesin itu diperbaiki dan bisa digunakan kembali.

Sementara untuk rangka motornya, ia menggunakan besi bekas dari rumah sakit. Biasanya ia menggunakan besi bekas kursi roda atau ranjang rumah sakit yang sudah tak digunakan. Sementara untuk penutup lampu, ia menggunakan botol plastik bekas air mineral.

Meski tampak seperti sampah berjalan, Martin tak risih dengan motor yang dikendarainya itu. Usianya yang sudah 83 tahun juga tidak menyurutkan semangatnya. Martin mampu menjelajah jalanan hingga Wonosobo dan daerah lain di sekitar Banyumas.

Ia berharap, dengan kampanyenya itu, masyarakat akan lebih sadar dengan kebersihan lingkungan. di hari bumi ini, kata dia, ia berharap generasi muda bisa lebih proaktif untuk menjaga lingkungan yang semakin rusak. “Purwokerto yang dulu sangat dingin, sekarang menjadi sangat panas,” katanya.

Hariywan Agung Wahyudi, aktivis lingkungan Purwokerto, mengatakan apa yang dilakukan Martin merupakan tamparan keras bagi masyarakat Purwokerto. “Pak Martin yang sudah tua saja masih peduli dengan lingkungan, seharusnya generasi muda malu,” katanya.

ARIS ANDRIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi