TEMPO.CO, Kudus - Biola dari kayu, itu sudah biasa. Tapi bagaimana jika biola itu dibuat dari bambu? Inilah yang dilakukan Ngatiman, warga Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Ide ini awalnya datang karena banyak bambu yang hidup di sekitar rumah Ngatiman.
"Indonesia dianugerahi bambu yang melimpah, sayang jika tidak dimanfaatkan," kata Ngatiman saat ditemui di rumahnya, Sabtu, 27 September 2014. Dalam pembuatan biolanya, Ngatiman memilih menggunakan bambu wulung atau bambu hitam.
Bambu yang banyak hidup di kawasan Indonesia ini dipilih lantaran memiliki tekstur serat yang baik dan kuat. Tak salah jika bambu yang bisa tumbuh hingga sepanjang 30 meter itu banyak digemari produsen mebel, bahan baku kerajinan tangan, anyaman, serta konstruksi bangunan.
Biola dari bambu ini, menurut Ngatiman, dikerjakan dengan tangan. Dibantu lima anak buahnya, Ngatiman bisa menghasilkan biola dengan hasil yang halus dalam tempo 1,5 bulan. Selama ini, Ngatiman memasarkan biola bambunya melalui pameran dan promosi dari mulut ke mulut.
Walau mempelajari pembuatan biola secara otodidak, Ngatiman menjamin biola buatannya tak kalah dengan biola buatan Eropa. "Jangan anggap remeh biola dari bambu ini," ujarnya bangga. Biola bambu merek Madina buatan Ngadiman dipatok mulai harga Rp 3 juta. Selain itu konsumen juga dapat meminta menambahkan seni ukir pada body biola pesanan mereka.
Ngatiman memiliki keahlian mengukir dari Jepara. Pada 2009, Ngatiman tinggal bersama pamannya yang mengajar di Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat dan membuat biola dari kayu Aghatis secara otodidak. Ilmu ini yang menjadi bekalnya dalam pembuatan biola berbahan dasar bambu.
FARAH FUADONA
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD | Parkir Meter | IIMS 2014
Berita terpopuler lainnya:
UU Pilkada Tak Berlaku di Empat Daerah Ini
Pilkada, PPP: Demokrat Mainkan Skenario Prabowo
Prabowo Senang Pilkada Langsung Dihapus
UU Pilkada, Netizen Minta SBY Stop Bersandiwara
SBY Kontak Pramono Sebelum UU Pilkada Direvisi