TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 150 ribu buruh dijadwalkan akan turun ke jalan-jalan utama Jakarta pada Hari Buruh (May Day), 1 Mei mendatang. Mereka akan berkumpul di bundaran Hotel Indonesia sekitar pukul 10.00, sebelum nantinya pawai ke sejumlah tempat.
“Titik kumpulnya di bundaran HI. Setelah itu, barulah long march,” ujar Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal saat dihubungi pada Jumat, 29 April 2016.
Said menjelaskan, setelah berkumpul di bundaran HI pada pukul 10.00, rombongan akan melakukan pawai sambil berjalan kaki massal menuju Istana Presiden. Pada pukul 13.30-14.00, massa buruh akan bergegas ke Gelora Bung Karno menggunakan bus yang telah mereka sewa sebelumnya. “Di GBK, sekitar pukul dua sampai pukul lima, akan ada deklarasi ormas buruh,” tuturnya.
Menurut Said, dari 150 ribu buruh yang berdemo di Jakarta, 15 ribu di antaranya tidak mengikuti agenda yang telah dijadwalkan ini. “Sebagian lagi langsung ke gedung DPR,” ucapnya.
Dalam aksi tersebut, ada empat hal yang diminta buruh. Pertama, kenaikan upah minimum sebesar Rp 650 ribu. Kedua, menghentikan kriminalisasi dan pemutusan hubungan kerja (PHK). Ketiga, menghentikan reklamasi Teluk Jakarta, penggusuran, dan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tax Amnesty. Keempat, deklarasi organisasi masyarakat (ormas) buruh.
Polda Metro Jaya telah berencana mengerahkan ribuan personel untuk mengamankan obyek utama kegiatan May Day. Untuk Patung Kuda sebagai titik kumpul, akan ada 483 personel pengamanan dari Polri dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Setelah itu, buruh akan menuju Istana Negara. Akan ada 2.167 personel yang diturunkan, terdiri atas Polri, TNI, dan pemerintah provinsi. Untuk titik terakhir, Gelora Bung Karno, akan disiagakan 1.317 personel, yang terdiri atas anggota Polri, TNI, dan pemerintah provinsi.
Selain itu, polisi menurunkan personel untuk berjaga di kantor Kementerian Ketenagakerjaan sebanyak 459 personel, yang terdiri atas anggota Polri dan pemerintah provinsi.
BAGUS PRASETIYO