TEMPO.CO, Malang - Survei Komunitas Sapu Gunung menemukan 453 ton sampah terhadap sampah di delapan taman nasional dan tiga gunung. Sampah tersebut berasal dari 150.688 pendaki per gunung per tahunnya. "Sama dengan sekitar tiga kilogram sampah per pengunjung," ujar Koordinator Sapu Gunung Indonesia, Syaiful Rochman, dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 29 April 2016.
Sampah terbanyak ditemukan di Taman Nasional Gunung Rinjani. Taman nasional seluas 40 hektare yang terbentang di wilayah tiga kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat ini didatangi 36.500 pendaki per tahun dengan rata-rata sampah yang dihasilkan sebanyak 160,24 ton.
Survei timbunan sampah dilakukan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Taman Nasional Gunung Rinjani, Taman Nasional Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung Merbabu, Taman Nasional Gunung Merapi, Taman Nasional Gunung Ciremai, dan Taman Nasional Halimun Salak.
Sedangkan survei di gunung Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, yakni Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Gunung Prau. Selebihnya di Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat; Gunung Argopuro di dataran tinggi Hyang yang membentang di dalam wilayah Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur; Gunung Bawakaraeng di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, serta Gunung Halau Halau atau Gunung Besar di perbatasan tiga kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan.
Menurut Syaiful, tim pensurvei menemukan fakta menarik, yakni tersedianya tempat sampah di kawasan taman nasional, terutama di kawasan gunung. Ketersediaan tempat sampah membuat para pendaki malas membawa turun sampah dari lokasi kemping.
Karena itu, Komunitas Sapu Gunung merekomendasikan peniadaan tempat sampah di lokasi kemping di gunung supaya para pendaki membawa turun kembali sampah logistik bawaan mereka. “Sampah itu menjadi tanggung jawab pribadi para pendaki untuk dibawa turun dan dibuang ke tempat sampah yang semestinya,” kata Syaiful.
Oneng Setyaharini, Asisten Deputi Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Pariwisata, mengatakan permasalahan sampah di lokasi wisata termasuk taman nasional memang memprihatinkan. Sesuai dengan indeks daya saing pariwisata 2014, kata Oneng, Indonesia berada di peringkat 135 dari 141 negara.
Menurut Oneng, indeks lingkungan di taman nasional masih sangat rendah. Menurut dia, perlu tanggung jawab bersama untuk membenahi permasalahan ini.
Dia mengatakan, banyak program di kawasan pariwisata terkendala masalah sampah. “Di Rinjani, misalnya, sudah ada lima tahun program wisata, tapi masih saja kami belum bisa menyelesaikan masalah sampah. Mungkin memang karena koordinasi dan sinergi antar kementerian masih sangat kurang,” kata Oneng.
ABDI PURMONO