TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah platform online yang merangkul banyak desainer muda berbakat, yang menelurkan karya seni berbeda, diluncurkan. Bertempat di Ciputra Artpreneur, Inhype:Offline hadir dalam konsep pertunjukan seni, instalasi seni, dan karya dari desainer muda berbakat.
Salah satunya karya desainer yang mengangkat tema dongeng alam. Semua pattern yang dihadirkan terinspirasi saat travelling di Indonesia. “Terinspirasi batik di Solo yang menggunakan pewarnaan alami. Koleksi ini temanya dongeng alam, misalnya mengangkat tentang tumbuhan indigo di Bali. Bahan yang digunakan 100 persen terbuat dari katun yang ditenun di Bali,” kata Shari Semesta, pemilik brand Imaji, saat ditemui di gelaran Inhype:Offline di Ciputra Artpreneur, Jakarta.
Keunikan lain brand Imaji ini adalah penggunaan spons (busa untuk cuci piring) dan daun untuk mencetak motif di kain. “Kesulitannya adalah membuat motif karena desain kami buat sendiri. Salah satunya memakai spons dan daun yang dicetak langsung di atas kain,” ujar Shari, yang memiliki workshop di Bali ini.
Karya desainer muda lainnya ditunjukkan oleh Faisal Hah, 27 tahun. Ia berkolaborasi bersama tiga temannya, yaitu Ykha Amel, Claudia Adinda, dan Suara Gita Andhika, mendirikan label Dibba. “Mengangkat keindahan Indonesia tidak hanya lewat batik saja. Namun kami menghadirkan hewan-hewan endangered endemic. Koleksi ready-to-wear yang mengambil detail haute couture, seperti siluet linear dari Art Deco, misalnya ada lipatan-lipatan,” jelas Faisal.
Dalam kesempatan yang sama, personal fashion stylist Ajeng Swastiari mengatakan tujuan pergelaran Inhype ini adalah untuk mengangkat generasi baru desainer-desainer muda berbakat yang selama ini kurang mendapat perhatian publik. “Banyak anak muda yang menurutku memiliki pemikiran yang smart, jiwanya fresh, dan kreatif. Karena itu, melalui wadah Inhype ini, kami merangkul talenta muda, desainer muda, untuk lebih diasah lagi dan memiliki rasa percaya diri untuk menjadi besar di masa depan,” kata Ajeng.