TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menganggap pengeroyokan terhadap salah satu penumpang bus Transjakarta, Andrew Budikusuma, 24 tahun, sebagai tindakan pengecut.
Menurut Ahok, pengeroyokan itu tidak lebih dari teknik meneror dia dengan cara yang kampungan. "Coba dia berani ngulang, enggak saya tanya? Gitu lho. Mereka orang-orang pengecut yang munafik, tahu enggak," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Selasa, 30 Agustus2016.
Ahok yakin teror itu memang ditujukan kepadanya. Teror serupa, kata dia, pernah dilakukan saat ia akan meresmikan beberapa ruang publik terpadu ramah anak (RPRTRA) di Jakarta.
Namun beberapa kali teror tersebut dinilai Ahok selalu gagal. Sedangkan peneror tidak pernah menyambanginya ke Balai Kota untuk bertemu secara langsung. "Itu cuma orang pengecut. Iya, dong. Jelas itu manggil ‘Ahok, Ahok,’ tampangnya beda kok (dengan saya)," ucapnya.
Andrew Budikusuma dikeroyok empat pria di dalam bus Transjakarta pada Jumat malam, 26 Agustus 2016. "Mereka naik Transjakarta di halte Semanggi," kata Andrew setelah melaporkan kasus penganiayaan ke Polda Metro Jaya, Selasa, 30 Agustus 2016.
Andrew mengaku tak mengenali satu pun pelaku pemukulan itu. Pada Jumat sekitar pukul 20.30 WIB itu, Andrew, yang bekerja di sekitar Kuningan, berniat pulang dengan menggunakan Transjakarta rute Pluit. Saat berhenti di halte Semanggi, sekitar pukul 21.00 WIB, gerombolan pria itu naik ke bus yang tak terlalu penuh tersebut.
Saat masuk, kata Andrew, mereka mulai bercanda dengan membawa nama Ahok—sapaan akrab Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Keadaan memanas saat mereka tiba-tiba melihat Andrew.
"Mereka bilang 'Kamu Ahok bukan? Kamu Ahok bukan?' sambil nunjuk. Satu di antara mereka juga bilang 'Pilih merem apa pilih sipit?'," ujarnya.
Satu di antara mereka, kata Andrew, mulai memiting Andrew dan terus memprovokasinya. Saat itu, tak ada satu pun yang membantu Andrew, bahkan petugas Transjakarta. Saat sampai di halte JCC Senayan, Andrew ditarik keluar oleh gerombolan tersebut dan terjadi baku hantam.
Namun, beruntung, salah satu penumpang menarik Andrew masuk kembali ke bus. Perkelahian pun selesai. Andrew kembali melanjutkan perjalanan dan gerombolan pria itu turun di halte JCC Senayan.
Akibat pemukulan ini, Andrew mengalami luka robek di bagian bibir dan memar di telinga kanan. "Saya barusan sudah periksa visum di Rumah Sakit Siloam untuk syarat mengajukan laporan," katanya.
Andrew mengaku bingung atas motif pemukulan itu. Ia tak mengenali satu pun pelakunya. Satu di antaranya menggunakan kemeja batik. Ia menebak gerombolan pria itu berumur 20-30 tahun.
LARISSA HUDA | EGI ADYATAMA