INFO TRAVEL - Autralia tetap menjadi tujuan promosi wisata Indonesia. Kementerian Pariwisata akan ikut meramaikan OzAsia Festival, festival kebudayaan Asia terbesar di negara bagian South Australia, 20 September hingga 2 Oktober mendatang.
Nuansa Wonderful Indonesia menghiasi festival yang diselenggarakan di Negeri Kangguru tersebut. "Bahkan promosi sekarang lebih ke sales," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Seperti diketahui, 2016 ini, Australia menjadi pasar pariwisata yang seksi bagi Indonesia, terutama Bali. Kunjungan wisman Australia ke Indonesia seperti tak pernah putus, tidak terimbas oleh pasang surut hubungan diplomatik.
'People to people relationship' jauh lebih kuat dan mengakar, daripada isu-isu politik yang hanya menjadi santapan elite saja. Tidak menggema sampai di akar rumput. Bahkan, 2016 ini angka kenaikan inbound dari Aussie naik signifikan.
“Setelah Indonesia menjadi destinasi outbond bagi masyarakat Australia, promosinya justru harus lebih tajam. Kalau dua bulan berturut-turut menjadi destinasi paling favorit, paling banyak dikunjungi warga Australia, berarti mereka semakin memahami Indonesia," kata Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia-Pasifik Kemenpar Vinsensius Jemadu , di Elder Park, Adelaide, Australia, Jumat malam, 23 September 2016.
Serangan tajam pun langsung diarahkan ke OzAsia 2016, festival kebudayaan Asia terbesar di negara bagian South Australia. Elder Park yang menjadi lokasi pentas OzAsia ‘diguyur’ lebih banyak lagi destinasi baru yang dirasa pas untuk warga Australia. “Turis Australia suka dengan tantangan di tepi pantai. Senang dengan ombak dan surfing. Kita punya banyak spot baru, dari Banyuwangi, Mentawai dan Nias.,” tambah VJ, sapaan akrab Vinsensius Jemadu.
“Kami promosikan semuanya. Yang suka wisata bahari, ini surganya karena 7 dari 10 top destinasi itu memang dikemas untuk wisata bahari. Dari mulai Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Labuan Bajo, Mandalika, Wakatobi, Kepulauan Seribu dan Morotai, baharinya kuat-kuat. Sudah world class,” jelasnya.
Teresia O’Donnell, warga Australia yang tinggal di Flinders Park, Adelaide, juga berkomentar. “Ternyata selain Bali ada banyak laut, pantai dan surfing yang bagus. Budayanya juga sangat beragam. Akhirnya saya bisa mencoba pilihan tempat berwisata yang bagus di luar Bali,” kata dia.
Saat ini, sudah banyak warga Australia yang menjadikan Bali sebagai second home mereka. Letak geografis dan kedekatan budaya menjadikan warga Australia betah berlama-lama tinggal di Bali. Bali ibarat surga untuk ‘melarikan diri’ dari kesibukan rutinitas. Hanya perlu beberapa jam terbang, warga Australia langsung bisa menikmati suasana negeri tropis.(*)