TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini diperkirakan akan melanjutkan penguatan.
Menurut analis ekonomi dari First Asia Capital David Sutyanto, rendahnya risiko pasar saham global tadi malam dan sentimen positif dari domestic, seperti tren penguatan rupiah atas dolar Amerika Serikat, menyusul optimisme pasar atas keberhasilan program tax amnesty menjelang akhir September ini akan mendorong kembali aksi beli pemodal pada perdagangan hari ini.
"IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.375 dan resisten akan kembali menguji 5.470 cenderung bergerak di teritori positif," ujar David dalam pesan tertulisnya Rabu, 28 September 2016.
Setelah sempat koreksi 56 poin pada sesi awal, IHSG pada perdagangan kemarin berhasil rebound 67,46 poin (1,3 persen) di 5.419,60 menembus resisten 5.410.
Menurut David, penguatan rupiah terhadap dolar AS di bawah Rp 13 ribu, yakni di Rp 12.955 di pasar reguler menjadi katalis positif penguatan IHSG kemarin.
Meski demikian, transaksi kemarin masih dibayangi aksi jual bersih pemodal asing yang mencapai Rp 503 miliar di tengah nilai transaksi di Pasar reguler yang meningkat mencapai Rp 6,2 triliun. Saham properti, otomotif, infrastruktur, konsumsi, dan tambang logam menjadi penopang utama penguatan IHSG.
Penguatan rupiah terhadap dolar AS kemarin menyusul optimisme pasar atas hasil perolehan dana tebusan program tax amnesty menjelang berakhirnya periode pertama akhir September ini. Hingga kemarin, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak, hasil perolehan dana tebusan telah mencapai Rp 69,9 triliun atau 40 persen dari target tax amnesty hingga Maret 2017 sebanyak Rp165 triliun.
Sementara bursa saham global tadi malam bergerak bervariasi. Indeks saham di zona Euro Eurostoxx masih koreksi 0,17 persen di 2.970,84 dipicu berlanjutnya kekhawatiran terhadap kinerja perbankan di kawasan tersebut yang membuat saham Deutsche Bank AG kembali koreksi hingga level terendahnya.
Di Wall Street, indeks saham utama berhasil rebound setelah dua hari perdagangan sebelumnya tertekan. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,7 persen dan 0,6 persen di 18228,30 dan 2159,93. Saham berbasiskan teknologi dan saham barang konsumsi menjadi penopang penguatan indeks di Wall Street.
Sedangkan harga minyak mentah tadi malam kembali anjlok 2,7 persen di US$ 44,67 per barel menyusul pupusnya harapan pembatasan produksi minyak dipertemuan OPEC pekan ini.
Pasar merespon positif naiknya indeks kepercayaan konsumen di AS September ini di angka 104,1 di atas perkiraan 98,6 dan bulan sebelumnya 101,8, yang berimbas positif pada saham sektor konsumsi. Penguatan di Wall Street juga dipicu sentimen positif terhadap hasil debat kandidat presiden dengan Hilary Clinton unggul atas Donald Trump.
DESTRIANITA