TEMPO.CO, Washington, DC - Angin surya yang memicu badai geomagnetik besar di bumi dikhawatirkan dapat melumpuhkan pasokan listrik pada pekan ini. Sebabnya, angin yang membawa partikel dari lubang koronal pada matahari sedang mengarah ke bumi saat ini.
Jika medan magnet bumi terkena partikel itu, efeknya dapat mengganggu kerja radar dan satelit. Dengan demikian, ini dapat mengganggu jaringan telepon, Internet, dan layanan navigasi.
Daily Mail melansir, pada Rabu, 26 Oktober 2016, sejumlah operator jaringan listrik terbesar di Amerika Serikat dilaporkan telah mengeluarkan peringatan. Operator itu di antaranya PJM Interkoneksi LLC dan Midcontinent Independent System Operator (MISO), yang mengelola saluran listrik tegangan tinggi di seluruh Amerika Utara.
Peringatan tersebut bermula dari hasil pengamatan pusat prediksi cuaca ruang angkasa di Amerika, yang menetapkan status waspada terhadap badai matahari. Belakangan, statusnya ditetapkan di level G2 atau menurun dari peringatan sebelumnya.
"Koreksi voltase mungkin diperlukan, peringatan keliru terpicu di beberapa perangkat perlindungan," kata seorang pejabat di pusat prediksi cuaca ruang angkasa.
"Perlambatan gerak satelit mungkin akan terjadi pada garis orbit rendah di bumi. Koreksi arah satelit mungkin."
Peringatan di level G2 tetap dianggap dapat memberikan pengaruh. Badai matahari bisa berpotensi mempengaruhi telekomunikasi dan infrastruktur listrik di berbagai negara di dunia.
Ramalan cuaca ruang angkasa dari Met Office Inggris menyatakan elevasi angin surya diharapkan terjadi dari level kecil sampai sedang, yakni di G1-G2, untuk perkiraan badai geomagnetik.
Momok mengenai badai matahari sebelumnya sudah diperkirakan sejumlah ilmuwan. Mereka menyebut kemungkinan itu rendah, tapi punya dampak besar di beberapa bidang, yakni penelitian, peramalan, dan strategi mitigasi.
DAILY MAIL | PHYS.ORG | FRISKI RIANA