TEMPO.CO, Semarang -Kepolisian Daerah Jawa Tengah menetapkan status Siaga Satu berkaitan dengan demonstrasi pada Jumat, 4 November 2016. Siaga Satu dimulai dari ini, Kamis, 3 November hingga Sabtu, 5 November 2016.
Hal itu dikemukakan oleh Kepala Polda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condro Kirono usai apel pasukan pengamanan di halaman Markas Polda Jawa Tengah, Kamis, 3 November 2016. Menurut dia,meski status siaga satu, aparat kepolisian yang menjaga keamanan dilarang menggunakan senjata berisi peluru tajam.
Pagi tadi ratusan anggota kepolisian disebar untuk melakukan pengamanan di enam wilayah yang menjadi lokasi unjuk rasa di Jawa Tengah. Lokasi unjuk rasa itu adalah Magelang, Solo, Karanganyar, Pekalongan, Pati, dan Semarang. Pengamanan juga dilakukan di tempat-tempat ibadah. “Untuk mengantisipasi hal buruk,” kata Condro.
Condro menjelaskan, dalam melakukan pengamanan seluruh personel kepolisian mengedepankan pendekatan persuasif. Itu sebabnya tidak menggunakan peluru tajam. Masing-masing komandan pasukan akan memeriksa anggotanya untuk memastikannya.
Pengamanan untuk setiap wilayah dilakukan oleh satu satuan setingkat kompi (SSK) atau sekitar 100 orang. Mereka dibantu aparat polres setempat. Pengamanan juga dilakukan bersama anggota TNI. “Polisi juga mendapat bantuan pengamanan dari TNI,” ucap Condro, seraya menjelaskan Polda Jawa Tengah mengirim 2 SSK atau 200 personil ke Jakarta untuk membantu pengamanan.
Berdasarkan pantauan Tempo, Kepala Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Anis Victor Brugman memimpin pemeriksaan senjata pasukan saat apel berlangsung. Di antaranya mengecek magazine steyr anggota Brimob. Anis mengingatkan agar peluru tajam diganti dan menggunakan gas air mata untuk mengamankan unjuk rasa jika terjadi kerusuhan.
EDI FAISOL