TEMPO.CO, Jakarta - Sejak Kamis malam, 3 November 2016, pelataran Masjid Istiqlal, Jakarta, sudah ramai dengan ratusan peserta unjuk rasa Aksi Bela Islam II yang akan berlangsung pada Jumat, 4 November 2016. Di tengah kumpulan massa, seorang kakek duduk di tepi pedestrian lingkungan masjid. Tidak jarang beberapa orang menghampiri dan mencium tangannya.
Muhammad Soleh, 80 tahun, asal Bima, Nusa Tenggara Barat, ini mengaku sudah dua pekan berada di Jakarta. Dia berharap polisi segera memproses kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepada calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"(Sebagai) umat Islam ini kan dihina, coba kalau tidak, tidak perlu repot-repot begini," katanya saat ditemui di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis.
Ahok dianggap menistakan agama Islam lewat ucapannya tentang Surat Al-Maidah ayat 51. Ribuan orang diperkirakan akan berkumpul di depan Istana Negara menuntut Ahok diproses secara hukum.
BACA JUGA:
Demo 4 November, Ini Kata MUI, Muhammadiyah, NU, PGI, PITI
Soal Demo Ahok, SBY: Sampai Lebaran Kuda Tetap Ada jika...
Prabowo: Kenapa yang Dipermasalahkan Pendemo?
Ahok yang Mulai, Jokowi yang Dorong Pengusutan
Perjalanan tiga hari tiga malam dengan bus tidak membuat Soleh lelah. Dia mengaku siap menyampaikan aspirasinya dalam unjuk rasa 4 November. Ia pun bertekad tak kembali ke Bima sebelum tuntutannya dipenuhi. "Ya, pokoknya sampai beres," ucapnya. Soleh berujar, ia juga telah mengirimkan surat ke Presiden Joko Widodo dan ingin bertemu langsung untuk menyampaikan pendapatnya.
Meski kini bekal uang Rp 3 juta yang dibawanya dari rumah sudah habis, Soleh bersikeras tak mau pulang. Saat ini, ia bertahan dengan uang pemberian dari kerabatnya yang ada di Jakarta. "Saya tidak takut, rezeki sudah Allah yang atur," katanya.
Selama dua pekan ini, Saleh menginap di berbagai masjid di Jakarta. Ia terkadang pulang sebentar ke rumah anaknya di Bandung. Pernah pula menginap semalam di rumah kerabatnya di Bekasi. Ia bersyukur keluarganya merestui langkah dia datang ke Jakarta. "Alhamdulillah, kalau kakek udah mau, enggak ada yang bisa larang," ucapnya.
Pesan rindu yang disampaikan dua anak, belasan cucu, dan empat cicitnya setiap hari dari rumah, tidak membuatnya bergeming untuk kembali ke Bima. "Kakek kapan pulang?" ucapnya menirukan perkataan cucunya via telepon. "Kakek bilang aja, 'Nanti sampai ini beres," katanya sambil tertawa.
AHMAD FAIZ