TEMPO.CO, Bangkalan - Unjuk rasa menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dijadikan tersangka penistaan agama Islam tak hanya berlangsung di Jakarta tapi juga di luar daerah termasuk di Bangkalan.
Unjuk rasa yang digelar ribuan ummat islam di depan Markas Polres Bangkalan, Jawa Timur ini menyisakan sampah. Kardus dan kemasan gelas air mineral serta plastik jajanan ringan bertebaran memenuhi dua ruas jalan Halim Perdana Kusuma.
Namun bagi Mamad, 45 tahun, warga Kelurahan Mlajah, Kecamatan Kota Bangkalan, sampah itu menjadi berkah. Setelah pendemo membubarkan diri, Mamad dengan cekatan memungut bekas kemasan air mineral dan memasukkan ke dalam karung. "Harus cepat mas, sebelum yang lain datang," kata dia.
Betul saja, tidak lama berselang, dari mulut gang samping gerai mini market depan Polres, muncul gerombolan anak-anak dan dua orang dewasa dengan karung ditangan. Mereka juga dengan cekatan memungut sampah bekas air mineral yang dijumpai. "Saya bantu bapak ambil botol," kata Rudi, 12 tahun, warga Kelurahan Mlajah, satu dari gerombolan pemulung yang baru datang.
Baca: Pendemo Bertahan, Brimob Ambil Perlengkapan Anti Huru-hara
Rudi tampak sangat ahli memilah mana gelas bekas kemasan yang masih punya nilai jual dan yang tidak. Gelas plastik yang pecah lebar di bagian dia lewatkan. Hanya gelas plastik utuh yang dipungutnya. "Kalau pecah disini gak laku," katanya.
Mamad dan Rudi mengaku memulung bukan profesi yang ditekuni. Mamad bilang dia bantu istrinya, sementara Rudi membantu ayahnya dan masih bersekolah. Namun karena sampah plastik itu masih punya nilai rupiah, Mamad tidak gengsi mengambilnya. Apalagi sampah sisa demo berlimpah.
"Dengan harga seribu lima ratus perkilogram, saya bisa dapat tiga puluh ribu sekarang," kata Mamad sambil mengangkat karung ditangannya kemudian menaksir beratnya.
Simak: Usai Diperiksa 7 Jam Lebih, Ini Kata Rizieq Shihab
Tak sampai setengah jam, sampah bekas air mineral itu sudah ludes. Hanya tersisa sampah plastik makanan ringan yang tidak punya nilai jual dan tugas 'pasukan kuning' membersihkannya.
MUSTHOFA BISRI