Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kronologi Rusuh Pluit dan Bentrok Massa di Luar Batang

image-gnews
Sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan Laskar Kampung Luar Batang, sempat mendatangi akses masuk gerbang masuk penghuni komplek perumahan Gubernur DKI Jakarta Nonaktif Basuki Tjahaja Purnama di Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat, 4 November 2016. TEMPO/Larissa
Sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan Laskar Kampung Luar Batang, sempat mendatangi akses masuk gerbang masuk penghuni komplek perumahan Gubernur DKI Jakarta Nonaktif Basuki Tjahaja Purnama di Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat, 4 November 2016. TEMPO/Larissa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jumat malam, 4 November 2016, tanpa disangka, terjadi serangkaian penjarahan dan kericuhan di kawasan Luar Batang dan Muara Baru, Jakarta Utara. Ribuan massa merusak sejumlah pertokoan dan rumah warga di sepanjang Jalan Penjaringan, Jakarta Utara. Mereka juga mengepung polisi yang berjaga di sepanjang jalan tersebut sampai Sabtu dini hari 5 November 2016.

Kerusuhan ini tak diprediksi sebelumnya karena sepanjang Jumat 4 November, aksi Bela Islam II yang digelar Front Pembela Islam di depan Istana Merdeka, berlangsung aman dan damai. Kerusuhan mulai pecah selepas Isya, setelah instruksi polisi agar massa  membubarkan diri tidak diindahkan.

Kerusuhan di Pluit bermula dari niat beberapa warga yang pulang dari demo 4 November di depan Istana Merdeka untuk bertolak ke rumah Ahok. Kedatangan mereka dihalau polisi dan tentara yang berjaga di sana.

"Warga kemudian dikejar sampai Luar Batang," kata seorang pria warga Luar Batang. Warga tak terima dan memanggil teman-temannya. "Ini gara-gara orang satu saja dibelain," kata si pria yang menolak menyebutkan namanya itu.

Setelah itulah, warga terlibat baku hantam dengan polisi yang dipersenjatai dengan water canon. Mereka melempari polisi dengan batu dan apapun yang bisa mereka temukan. Massa yang marah juga sempat merusak rumah milik warga Tionghoa. Mereka membakar ban bekas dan kayu di tengah jalan. Sebelumnya, beberapa toko kelontong Indomaret juga dijebol massa.

Komandan Korem 052, Kolonel Iwan Setiawan sempat melerai perseteruan. Warga berhasil dibujuk dan diajak foto bersama. Ketika itu, Iwan didamping sejumlah prajuritnya. "Sebenarnya ini hanya salah paham," ucap Iwan, kepada Tempo.

Namun, menjelang tengah malam, suasana masih terus memanas. Sekitar 23.00, kepolisian dari satuan Brimob sebenarnya sudah dikerahkan menuju arah Pasar Ikan dari Jalan Tongkol. Mereka membawa peralatan berupa tameng dan tongkat, serta berhelm.

Konsentrasi massa dan aparat terjadi di depan Museum Bahari, Pasar Ikan, Jakarta Utara. Di sini, jalan menuju Pluit ditutup aparat. "Semua titik menuju Pluit ditutup," kata seorang warga pada Tempo, di lokasi. Bis-bis penumpang yang berasal dari arah Ancol terpaksa balik arah.

Pada saat itu, seratusan lebih massa tumpah ke Jalan Gedong Panjang, Luar Batang Jakarta Utara. Mereka melempari sebuah toko mesin alat berat bernama AKS, yang diduga dimiliki oleh warga keturunan Tionghoa. Sejumlah orang tampak berusaha membakar toko dua lantai tersebut. Semburan api dan kepulan debu pun meninggi dari depan toko itu.

Sampai tengah malam, massa masih tampak memadati kawasan Luar Batang. Belum diketahui motif utama mereka bertindak anarkis malam ini. Namun dari beberapa pengunjukrasa yang diwawancarai Tempo, mereka mengaku frustasi karena tidak ada kejelasan nasib tuntutan mereka soal Ahok.

Tampaknya informasi soal janji Kapolri dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menyelesaikan proses hukum Ahok dalam dua pekan, tidak sampai pada massa di bawah. “Ini gara-gara Ahok,” kata salah seorang yang berada di Jalan Gedong Panjang, Luar Batang, Jakarta Utara, Jumat malam, 4 November 2016.

Semakin malam, tak ada tanda massa menepi. Mereka terlihat membakar sejumlah perkakas di tengah Jalan Gedong Panjang. Dari kejauhan tampak satuan pengamanan dari TNI dan polisi. Ketika itulah, bentrok terjadi. Sejumlah tembakan gas air mata pun dimuntahkan dari aparat untuk membubarkan kerumunan.

Konsentrasi aparat kepolisian terus bertambah di ruas Jalan Pakin, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu dinihari, 5 November 2016. Praktis kondisi ini membuat akses menuju Luar Batang tertutup oleh blokade kepolisian.

Pantauan Tempo, semakin lama jumlah aparat kepolisian semakin bertambah. Mereka masih terus berdatangan, menggunakan seragam maupun berpakaian preman. Sekitar lima ambulans dari PMI juga terlihat mendekati titik konsentrasi massa dan aparat di halte TransJakarta Pakin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masyarakat juga semakin banyak yang datang. Mereka umumnya menggunakan kendaraan roda dua. "Mau nonton aja," kata seorang pria berusia 20 tahunan.

Kerusuhan yang terjadi di Luar Batang membuat aparat memblokade akses jalan menuju wilayah tersebut. Praktis akses Jalan Pakin dan Jalan Mitra Bahari tertutup dari dan menuju Luar Batang.


Pada pukul 01.00, seratusan tentara dikerahkan mendekati kerumunan massa di Jalan Gedong Panjang, Luar Batang, Jakarta Utara. Mereka berada di barisan belakang dari puluhan polisi bertameng yang lebih dulu mendekat.

Saat itu, letupan demi letupan tembakan gas air mata  terus terdengar berentetan. Satu unit mobil water canon merangkak maju mendekati kerumunan. Kebakaran yang disulut warga di beberapa toko dicoba dipadamkan aparat. Sebagian bangunannya sudah hangus terbakar.

Sebelum mendekati massa, sejumlah anggota TNI berusaha meredam warga Luar Batang yang tampak keluar dari gang samping Jalan Gedong Panjang. Para prajurit ini tampak berdialog singkat agar warga Luar Batang tak tersulut. Hingga saat ini, warga Luar Batang masih tampak berada di jalan menyaksikan upaya pengamanan polisi meredam kerusuhan.

Sekitar 100 meter dari pintu gang menuju kampung Luar Batang, sejumlah polisi juga masih berjaga. Pukul 00.10 dinihari, terlihat dua truk dari TNI mulai masuk ke arah kerumunan. Disusul beberapa mobil dari aparat kepolisian.

Ketika itu, sejumlah warga Luar Batang mulai menanyai setiap orang yang mencoba masuk ke arah kerumunan. Mereka menolak kedatangan media untuk meliput kegentingan di Luar Batang dinihari itu.

Massa mulai terdesak ketika jumlah aparat bertambah. Polisi menggedor pertahanan warga Luar Batang dan Muara Baru dengan water canon dan gas air mata. Demonstran kocar-kacir.

Tak berapa lama, suasana perlahan mencair. Selongsong peluru  bertebaran di jalanan.

Namun, jumlah polisi terus bertambah. Kini polisi telah menambah ratusan personel lagi yang diangkut menggunakan puluhan truk. Polisi juga melakukan sweeping di kawasan Penjaringan. Penduduk diminta untuk pulang ke rumah masing-masing

Sabtu dinihari pukul 02.20, 5 November 2016, Luar Batang sudah tampak lengang. Lalu lintas di jalan tersebut mulai bisa dilewati pengendara sepeda motor maupun kendaraan roda empat. Namun sejumlah polisi masih tampak berjaga-jaga mengantisipasi kerusuhan yang mungkin kembali muncul.

Di pertigaan Jalan Gedong Panjang, terlihat sisa-sisa kerusuhan seperti pecahan kaca, bebatuan berserakan. Bahkan ada satu unit sepeda motor yang habis terbakar di jalan depan Masjid Jami Nurul Mubin, Jakarta Utara.

Sisa-sisa gas air mata masih dapat dirasakan oleh penduduk yang melintas. Mereka terlihat menutup hidung untuk menghalau gas itu tercium. Sebagian dari puluhan penduduk yang lalu lalang terlihat bersin-bersin.

Di sepanjang Jalan Gedong Panjang, sederet pertokoan rusak. Sebuah toko Indomaret yang sebelumnya dijarah oleh penduduk telah dipasangi garis polisi. Shelter Transjakarta yang ada di depannya pun rusak cukup parah. Hampir semua kaca shelter itu remuk dihantam batu.

AVIT HIDAYAT | AMIRULLAH | DANANG FIRMANTO | LARISSA HUDA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pembunuhan di Kedai Anak Mami, Pelaku Tinggalkan Korban dalam Kondisi Pendarahan Saat Mengugurkan Janin

1 hari lalu

Agustami (27 tahun), tersangka pembunuhan wanita hamil di Kelapa Gading, meminta maaf dan berbela sungkawa atas kematian korban, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Pembunuhan di Kedai Anak Mami, Pelaku Tinggalkan Korban dalam Kondisi Pendarahan Saat Mengugurkan Janin

Seorang wanita menjadi korban pembunuhan. Jasadnya ditemukan di sebuah Kedai Anak Mami di Kelapa Gading. Hendak menggugurkan janin.


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

5 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

6 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko memberi keterangan di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, soal kedatangannya jelang aksi demonstrasi pada hari ini, Jumat, 19 April 2024, terkait gugatan Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi.  TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024


Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

6 hari lalu

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024, Jumat, 19 April 2024. Foto: Dok. Polisi
Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.


Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

6 hari lalu

Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat arah Harmoni dan Balai Kota mulai ditutup, pada Jumat pagi, 19 April 2024, imbas dilakukan jelang aksi demonstasi di Mahkamah Konstitusi perihal putusan sengketa Pilpres 2024. TEMPO/ Advist Khoirunikmah.
Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).


Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

6 hari lalu

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK


Ketua Kampung Bayam Dipenjara, Kuasa Hukum: Furqon Bukan Sekadar Ingin Bebas

11 hari lalu

Muhammad Furqon, 45 tahun, didampingi para kuasa hukumnya di Polres Jakarta Utara pada Jumat, 22 Desember 2023. Ia dipanggil sebagai Ketua Kelompok Tani Madani Kampung Bayam. Jakpro melaporkannya atas dugaan memasuki pekarangan milik orang lain tanpa izin yang berhak. Sumber: Dok. Istimewa.
Ketua Kampung Bayam Dipenjara, Kuasa Hukum: Furqon Bukan Sekadar Ingin Bebas

Muhammad Furqon, warga Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, berharap dirinya bisa dibebaskan dari tahanan.


Penangguhan Penahanan Ditolak, Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Minta Kuasa Hukum Diganti yang Lebih Berani

13 hari lalu

Warga eks Kampung Bayam sedang menggelar evaluasi bersama di Kampung Susun Bayam, usai pemeriksaan di Polres Jakarta Utara pada Senin malam, 8 Januari 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Penangguhan Penahanan Ditolak, Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Minta Kuasa Hukum Diganti yang Lebih Berani

Akibat penolakan penangguhan itu, warga eks Kampung Bayam tersebut tidak bisa merayakan Idul Fitri 1445 Hijriah bersama keluarganya di rumah.


Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Terpaksa Rayakan Idul Fitri di Tahanan Polres, Ini Kata Sang Istri

14 hari lalu

Muhammad Furqon, 45 tahun, didampingi para kuasa hukumnya di Polres Jakarta Utara pada Jumat, 22 Desember 2023. Ia dipanggil sebagai Ketua Kelompok Tani Madani Kampung Bayam. Jakpro melaporkannya atas dugaan memasuki pekarangan milik orang lain tanpa izin yang berhak. Sumber: Dok. Istimewa.
Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Terpaksa Rayakan Idul Fitri di Tahanan Polres, Ini Kata Sang Istri

Usai Salat Id, sejumlah penghuni Kampung Susun Bayam bersama Munjiah menjenguk Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam itu di tahanan.


Istri Ketua Kampung Bayam Cerita Suaminya Ditangkap Polisi, Seperti Penculikan

20 hari lalu

Warga beristirahat di lorong Kampung Susun Bayam, Jakarta Utara, Senin, 22 Januari 2023. Warga Kampung Bayam menempati Kampung Susun Bayam (KSB) walaupun belum melakukan serah terima kunci dengan PT Jakpro sebagai pengelola, penempatan itu dilakukan warga karena mereka kecewa kepada pengelola yang belum juga memberikan kepastian kepada mereka soal penempatan di KSB. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Istri Ketua Kampung Bayam Cerita Suaminya Ditangkap Polisi, Seperti Penculikan

Ketua Kampung Bayam, Furqon ditangkap. Warga menyebut penangkapan yang dilakukan Polres Jakarta Utara itu sebagai penculikan.