TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan secara bertahap akan menutup semua terminal bayangan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto Iskandar mengatakan akan mengumpulkan sejumlah pemangku kepentingan terkait dalam upaya tersebut, di antaranya Polri, Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda), Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. "Kami akan rapat besok dengan Organda, BPTJ, dan Dishub DKI Jakarta," katanya setelah konferensi pers pembatasan pengoperasian angkutan barang menjelang Natal dan Tahun Baru 2017 di Jakarta, Senin, 4 Desember 2016
Pudji mengatakan Kementerian Perhubungan tengah mengumpulkan data jumlah terminal bayangan yang ada di seluruh Jabodetabek dan mengkaji apakah pool bus juga termasuk di dalamnya.
"Sedang kami inventarisasi. Ini tidak bisa langsung disetop, harus secara bertahap diurai dulu. Jangan sampai nanti timbul masalah baru," katanya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah memerintahkan Pudji menutup terminal bayangan selama tiga hari ke depan. "Saya menginstruksikan kepada Dirjen Perhubungan Darat agar koordinasi. Dalam tiga hari ke depan (terminal bayangan) harus segera ditutup," ujarnya.
Menurut Budi, keberadaan terminal bayangan merupakan salah satu faktor penghambat para pengusaha otobus tidak mau menempati terminal. Salah satunya Terminal Pulogebang, Jakarta Timur yang akan segera beroperasi. Ia memastikan Terminal Pulogebang dapat beroperasi pada 20 Desember 2016. Budi mengatakan secara bertahap akan dilakukan pemindahan pengoperasian bus-bus dari terminal Pulogadung ke Terminal Terpadu Pulogebang.
ANTARA