TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri dan Presiden Art Stage Singapore, Lorenzo Rudolf, mengumumkan perhelatan pameran seni Art Stage Singapore 2017. Acara tahunan ini bakal digelar 12-15 Januari 2017. Sebanyak 128 galeri dari 27 negara akan ikut berpartisipasi pada acara tersebut.
“Sebanyak 80 persen galeri dari negara-negara di Asia, 75 persen galeri yang kembali ikut pameran dibanding tahun lalu. Dari Indonesia ada delapan galeri,” ujar Rudolf di Jakarta, Selasa, 6 Desember 2016.
Kedelapan galeri dari Indonesia yang akan ikut serta adalah galeri CAN'S (Jakarta), D-Galery (Jakarta), Fantastic (Surabaya), Lawangwangi (Bandung), ROH Project (Jakarta), Srisasanti (Yogyakarta), Nadi (Jakarta), dan Zola Zulu (Bandung).
Rudolf menyatakan, meskipun kondisi ekonomi dan politik sedang menurun, pihaknya memilih proaktif, lebih kreatif, dan inovatif untuk mendekati pasar. Art Stage Singapore, yang sudah berlangsung ketujuh kalinya ini, dimaksudkan untuk memperkuat dan mengembangkan pasar seni di kawasan Asia, terutama di Asia Tenggara. Perhelatan ini juga ingin menonjolkan identitas Asia Tenggara-nya. “Sehingga pasar seni menjadi lebih kompetitif dan berkembang berhadapan dengan pasar seni di Barat dan Cina.”
Serangkaian dengan acara pameran, akan digelar pula The Collector’s Show yang akan memamerkan koleksi enam kolektor terkemuka di Singapura. Proyek ini merupakan kolaborasi Art Stage Singapore dan The Artling. Rudolf menyatakan proyek tersebut mengikuti sukses di Jakarta. Hal ini untuk mendukung lebih banyak kolektor dan galeri. Dia mengatakan para kolektor di Singapura lebih tertutup ketimbang di Jakarta.
Acara lain yang akan diselenggarakan bersamaan dengan pameran adalah Asia Tenggara Forum. Acara ini akan menjadi ajang pertemuan bagi para kolektor, seniman, dan pengamat untuk berdiskusi serta berdebat tentang seni dan tema yang dipilih. Tujuannya untuk menekankan seni, perdagangan, dan konten. Art Stage Singapore kali ini bertemakan “Net Present Value: Art, Capital, Futures”.
DIAN YULIASTUTI