TEMPO.CO, Malang-Sepanjang kuarter pertama 2016 nilai investasi di Jawa Timur mencapai 2.728 dolar Amerika Serikat. Terbesar investasi berasal dari penanaman modal dalam negeri nonfasilitas atau usaha mikro kecil dan menengah. Dari total 6,8 juta unit UMKM, sekitar 600 ribu di antaranya memenuhi kualifikasi standar ekspor.
"Investasi 10 besar tak ada dari negara Timur Tengah. Cina dan Timur Tengah paling banyak memberi harapan palsu," kata Kepala Badan Penanaman Modal Pemerintah Provinsi Jawa Timur Lilik Saleh Wartadipraja dalam seminar investasi dan perdagangan Timur Tengah-Indonesia di Malang, Kamis 8 Desember 2016.
Investasi terbesar dari luar negeri, kata dia, berupa properti, disusul usaha pertambangan minyak dan gas. Peluang investasi lain, katanya, berupa pengolahan untuk turunan minyak dan gas, utamanya untuk industri kimia dan pupuk.
Sebenarnya, kata Lilik, sejumlah investor dari Timur Tengah telah mengajukan izin prinsip di sektor telekomunikasi dan petrokimia. Izin prinsip itu diajukan untuk berinvestasi di Mojokerto, Surabaya dan Gresik. Lilik mengaku telah melayangkan surat teguran kepada sebuah perusahaan yang telah mengajukan izin prinsip sejak tiga tahun lalu namun sampai sekarang tak terealisasi.
Padahal telah diajukan untuk pemurnian minyak dan gas seluas 1000 hektare di Situbondo. Untuk investasi, kata Lilik, masih terbuka di sektor wisata alam dan buatan, energi, petrokimia, minyak dan gas.
Di sisi lain perdagangan antara Jawa Timur dengan 17 negara di Timur Tengah mengalami surplus. Neraca perdagangan ekspor sepanjang Januari-Agustus 2016 mencapai 222 juta dollar Amerika Serikat, sementara impor sebesar 158 juta dollar Amerika Serikat.
Jawa Timur mengekspor ke Bahrain berupa kertas kayu, alumunium, daging dan ikan olahan. Sedangkan impornya berupa bubur, kayu dan bahan kimia organik. Ekspor ke Irak berupa kertas, pembersih, kopi dan rempah-rempah. Adapun ekspor ke Mesir antara lain kopi, teh, rempah-rempah, dan coklat. Sementara impornya berupa garam, pupuk, buah dan gula.
Jawa Timur juga mengekspor daging, ikan olahan, kayu dan bahan kimia organik ke Arab Saudi serta mengimpor plastik, garam dan alumunium. Staf khusus Presiden untuk Negara Timur Tengah dan Organisasi Konferensi Islam, Alwi Shihab, mengatakan pihaknya membantu meningkatkan kerjasama perdagangan antara Indonesia dengan Negara Timur Tengah. "Ada berbagai sektor yang bisa dikerjasamakan, terutama pariwisata, industri pengolahan gas dan minyak," katanya.
EKO WIDIANTO