TEMPO.CO, Jakarta - Saat seseorang dihadapkan dengan pikiran bahwa mereka akan meninggal, mereka cenderung berbelanja, membeli lebih banyak barang dari biasanya, sementara kebiasaan boros tidak berubah. Demikian menurut para peneliti di Kanada dalam riset barunya.
Profesor Michel Laroche dari Sekolah Bisnis John Molson, penulis utama hasil studi itu, mengatakan riset menunjukkan kematian bisa membuat orang mempertanyakan pandangan tentang dunia berdasar penghargaan pada diri mereka.
"Dengan kata lain, berpikir tentang kematian tampaknya akan membuat orang makin teguh berpegang pada keyakinan mereka, karena itu cara menghadapi kematian," katanya.
Para peneliti di Laroche dan HEC Montréal sampai pada temuan itu setelah melakukan survei terhadap 503 mahasiswa Amerika Utara tentang bagaimana cara mereka menahan diri untuk tidak membeli barang.
Para partisipan secara acak dibagi menjadi dua kelompok. Peneliti kemudian membuat survei mengenai bagaimana perilaku partisipan saat membeli produk berbeda. Mereka yang diidentifikasi sebagai orang yang lebih hemat cenderung membeli barang-barang setelah berpikir tentang kematian.
"Ini menunjukkan bahwa konsumen seperti itu melihat kegiatan belanja dan memiliki barang atau jasa sebagai sumber penting untuk harga diri. Saat mereka berpikir tentang kematian, mereka memutuskan untuk membeli berbagai macam barang. Karena itu, membuat mereka merasa lebih baik," ujar Marcelo Nepomuceno, asisten profesor di HEC Montreal.
Baca Juga:
Berita lainnya:
Sehatnya Buah Kiwi buat Pencernaan
Membaca Kekurangan Nutrisi Tertentu dari 'Ngidam'
Alasan Kuat agar Anda Mengurangi Konsumsi Minuman Energi