TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan inspeksi mendadak ke terminal bayangan di Pulogadung, Jakarta Timur. Terminal bayangan ini memang direncanakan akan dipindahkan pada akhir bulan ini ke Terminal Pulogebang, Jakarta Timur.
"Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan DKI merencanakan pemindahan pada 28 Desember 2016," kata Budi Karya saat ditemui di terminal bayangan Pulogadung, Jakarta Timur, Ahad, 25 Desember 2016.
Budi Karya mengecek terminal bayangan dua perusahaan penyedia jasa bus antarkota antarprovinsi, yaitu Garuda Mas dan Centrum. Keduanya terletak di Pulogadung dan berada di lokasi yang berdekatan. "Daerah yang signifikan itu di sini," ucapnya.
Dari hasil inspeksi mendadaknya itu, Budi Karya menemukan perusahaan-perusahaan itu sudah mengetahui kalau 28 Desember nanti terminal harus pindah. Nantinya terminal bayangan di Pulogadung ini hanya akan menjadi bengkel dari bus-bus asal PO tersebut.
Budi Karya mengancam akan memberikan sanksi kepada PO yang tidak pindah. Sanksinya berupa pencabutan izin PO-PO tersebut. "Sudah dikasih waktu awalnya sampai 20 Desember, akhirnya mundur sampai 28 Desember."
Budi juga menyampaikan akan menyediakan bus feeder dari Pulogadung ke Pulogebang. Ini menjawab keluhan salah satu penumpang yang ditemuinya, penumpang itu mengatakan lebih memilih ke terminal bayangan daripada ke Pulogebang, karena jauhnya jarak.
Selain terminal bayangan, penjual makanan di sekitar terminal bayangan akan ikut dipindahkan. Alasannya karena para penjual makanan selama ini tidak terkoordinasi dengan baik dan menjadi salah satu sumber kemacetan di daerah tersebut.
Direktur Pembinaan Keselamatan Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Eddi mengatakan jumlah terminal bayangan di Jakarta ada 21. Termasuk dua PO yang hari ini dikunjungi oleh Budi Karya. "Ada juga 33 PO yang harus pindah ke Pulogebang."
Pemerintah berencana akan melakukan soft opening Terminal Pulogebang pada 28 Desember 2016. Jika sudah ramai, Presiden Joko Widodo akan diundang untuk melakukan peresmian terminal tersebut.
DIKO OKTARA