Kepolisian Indonesia telah menyangkal tuduhan jika calon anggota polisi wanita (polwan) harus menjalani tes keperawanan. Tetapi mereka membenarkan jika para perempuan harus "tidak hanya cantik, tapi good looking".
Bulan lalu, ABC mengutip laporan Human Rights Watch (HRW) yang menemukan masih ada tes keperawanan dua jari bagi perempuan-perempuan yang hendak jadi anggota polisi. Praktik ini masih terus berlangsung meski telah mendapat tekanan internasional.
Tes keperawanan tidak tercatat sebagai persyaratan resmi tapi HRW dan sejumlah pengamat mengatakan prakteknya masih dilakukan dengan berkedok sebagaian ujian "moralitas".
ABC juga mendapatkan surat keluhan yang diajukan oleh seorang perempuan yang mengaku gagal dalam tes.
Zakia - yang nama keluarganya tidak kami tulis untuk melindungi identitasnya - mengatakan kepada ABC jika tes keperawanan tidak dilakukan oleh dokter medis. Ia mengatakan seorang petugas polisi perempuan juga memasukkan jari-jarinya ke anusnya.
Irjen Setyo membantah pengakuan ini, tetapi menegaskan pemeriksaan dilakukan pada pria dan perempuan secara proposional, dengan menentukan Indeks Massa Tubuh selain penampilan fisik dan pemeriksaan kesehatan.
Tetapi HRW mengatakan sejak penelitian awal tahun ini yang melibatkan pejabat polisi senior, mereka masih menerima keluhan jika praktek ini terus berlanjut. HRW juga akan menyambut jika sama-sama meninjau proses rekrutmen untuk mengkonfirmasi jika tes keperawanan tidak dilakukan lagi.
Sementara itu, studi lainnya menemukan calon anggota polisi perempuan haruslah "cantik dan baik", sebagai bagian penting dari peran mereka untuk berbaur dengan warga dan menepis citra polisi pria yang korup.
Irjen Setyo membenarkan jika ada persyaratan cantik bagi calon polwan.
"Itu tergantung pada tugas mereka nantinya - jika tugas mereka [hubungan masyarakat] maka tentu saja akan ada yang berpenampilan menarik," ujarnya kepada Tasha Wibawa dari ABC di Melbourne.
"Datanglah ke markas kami, ada banyak petugas polisi wanita yang biasa-biasa saja, tetapi mereka semua memiliki keterampilan masing-masing."
Laporan ABC bulan lalu berawal dari temuan fenomena "polwan-polwan cantik" atau #polwancantik yang jadi tren di kalangan pengguna jejaring sosial Indonesia dengan ratusan ribu unggahan menampilkan polisi perempuan.
Irjen Setyo mengatakan saat ini ada sekitar 30.000 petugas polisi perempuan dari total 461.000 anggota kepolisian Indonesia.
Ia menekankan meski jumlah perempuan masih kurang, tapi mereka bisa melakukan tugas yang sama dengan anggota polisi pria.
Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.