Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Siaga Penerbangan di Jalur Erupsi Semeru

Erupsi Gunung Semeru mengganggu jalur pariwisata di Malang dan Lumajang. Sejumlah desa wisata terganggu abu vulkanis.

7 Desember 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • AirNav Indonesia mewaspadai dampak erupsi Gunung Semeru terhadap penerbangan.

  • Rute penerbangan ke selatan Jawa dialihkan ke utara.

  • Sejumlah desa wisata memerlukan penanganan pasca-erupsi Gunung Semeru.

JAKARTA - Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan atau AirNav Indonesia mewaspadai risiko akibat erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur terhadap operasi penerbangan. Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia, Rosedi, mengatakan erupsi Semeru tidak mengganggu kelancaran penerbangan, tapi hal itu tidak menjadikan otoritas navigasi menurunkan kewaspadaan. “Mengingat masih ada potensi dampaknya terhadap operasi penerbangan,” kata dia, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AirNav kini mengarahkan penerbangan yang menuju bagian selatan Jawa Timur ke rute utara Jawa. Menurut Rosedi, sejumlah otoritas navigasi daerah, seperti Flight Information Region (FIR) Ujung Pandang dan FIR Jakarta, dianjurkan tidak memakai W33 atau rute sebelah selatan Surabaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan pengalihan rute, operator penerbangan bisa menghindari risiko masuknya abu vulkanis ke mesin pesawat. Dampak dari pengalihan rute, kata Rosedi, adalah waktu tempuh pesawat sedikit lebih lama. "Tapi hanya 5-10 menit," ujar dia.

Kondisi sebuah ruang tamu di rumah yang rusak akibat erupsi Gunung Semeru di Kampung Umbulan, Dusun Sumbersari, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, 6 Desember 2021. TEMPO/Aris Novia Hidayat

AirNav Indonesia menerbitkan peringatan penerbangan atau notice to airmen (notam) mengenai abu vulkanis Gunung Semeru pada Ahad pagi lalu. Notam berstatus red alert itu menjelaskan bahwa tidak ada abu vulkanis baru yang terpantau melalui citra satelit. Menurut Rosedi, letupan abu hanya muncul saat erupsi pertama pada 4 Desember 2021. Sisa abu kini bergerak ke arah barat daya Gunung Semeru. "Tepatnya ke arah laut selatan Jawa.”

Letusan gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut itu disusul pergerakan awan panas. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat awan panas meluncur sejauh 11 kilometer. Hingga berita ini ditulis, tim penyelamat dan relawan sudah menemukan 22 korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru.

Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I (Persero), Handy Heryudhitiawan, pun memastikan saluran informasi untuk pengguna jasa selalu siap. “Hanya ada arahan penggunaan rute utara. Penerbangan masih berjalan normal,” katanya.

Angkasa Pura I juga memantau kelancaran penerbangan di sekitar Jawa Timur, termasuk yang menuju Bali. Penerbangan di Bandara Juanda, Surabaya, kata Handy, saat ini tak terpengaruh. “Kami menggelar paper test secara berkala, dan hasilnya tidak ditemukan abu vulkanis.”

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Novie Riyanto, mengatakan pengujian sempat digelar selama satu jam di apron Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, kemarin. Novie mengatakan belum ada temuan dampak abu vulkanis di bandara itu. Menurut dia, otoritas penerbangan terus mengamati aktivitas vulkanis Semeru. “Agar bisa menyiapkan langkah-langkah kontingensi sesuai dengan ketentuan,” ucapnya.

Erupsi Gunung Semeru pun dikhawatirkan mempengaruhi kawasan wisata prioritas Bromo-Semeru-Tengger. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengaku menunggu hasil pemeriksaan kerusakan desa wisata di sekitar kaki Gunung Semeru. “Masih dalam tahap identifikasi," ujar dia, kemarin.

Abu vulkanis, kata Sandiaga, sempat menutupi jalan lintas sejumlah desa wisata, salah satunya Desa Tirtosari di Lumajang. Jembatan penghubung Desa Wisata Pronojiwo dan Lumajang juga masih terputus. “Perlu penanganan. Kondisi jalan berdebu ringan mengganggu banyak homestay di Pronojiwo," ucapnya.

Desa hutan bambu di Kecamatan Candipuro pun sempat tertutup debu vulkanis. Tapi, menurut Sandiaga, tidak ada kerusakan. Temuan lainnya, hanya debu tipis di Desa Senduro dan Desa Siti Sundari yang berada di jalur pendakian Gunung Semeru, serta di Ranupani yang masuk daftar 50 desa wisata terbaik Indonesia.

YOHANES PASKALIS, FAJAR PEBRIANTO, AHMAD FIKRI (BANDUNG)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus