Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Ternate - Pemerintah Kota Ternate menetapkan status tanggap darurat bencana banjir bandang yang terjadi di Rua, Kecamatan Ternate Pulau, Kota Ternate selama dua pekan. Hal itu dilakukan untuk memudahkan langkah evakuasi dan mitigasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Daerah Kota Ternate Rizal Marsaoly mengatakan, penetapan tanggap darurat bencana di Ternate dilakukan setelah pihaknya mendapatkan masukan dari berbagai pemangku kebijakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Status tanggap darurat bencana dilakukan untuk mempermudah tim evakuasi korban bencana yang saat ini masih bekerja. Langkah tanggap darurat juga untuk mengantisipasi dampak buruk yang ditimbulkan dari kegiatan penyelamatan akibat bencana.
“Status ini kami putuskan mulai hari ini dan untuk dua minggu ke depan. Saat ini Pemerintah fokus pada penanganan evakuasi korban. Apalagi laporan lapangan masih ada korban jiwa yang belum di evakuasi,” kata Rizal kepada Tempo, Ahad, 25 Agustus 2024.
Menurut Rizal, sebagai langkah cepat dalam mengevakuasi bencana banjir di Rua, Pemerintah Kota Ternate sudah mengerahkan personel dan sejumlah alat berat untuk membantu melakukan pembersihan material tanah berlumpur dan batuan yang menimbun jalan. Pemerintah Kota Ternate juga mulai mengidentifikasi kerugian akibat bencana.
“Sementara ini sedang kami kerjakan. Kami saat ini masih fokus bagaimana melakukan evakuasi terhadap sejumlah korban yang sementara ini diduga masih tertimbun,” lanjut Rizal.
Bram Madya Temara, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Pencarian Pertolongan Basarnas Ternate mengatakan, hingga saat ini sudah 11 orang meninggal dunia akibat banjir bandang di Kelurahan Rua, Ternate Pulau, Kota Ternate. Dari jumlah itu 10 korban telah dievakuasi ke rumah Sakit Chasan Boesoirie Ternate, dan Rumah Sakit Tentara. Selain itu, terdapat dua orang selamat dan telah dievakuasi.
“Ada satu korban meninggal yang sementara dievakuasi. Tim SAR bersama warga dan aparat TNI dan kepolisian masih melakukan penggalian. Sampai saat ini sudah 11 orang meninggal,”kata Bram kepada Tempo, Ahad, 25 Agustus 2024.
Data yang dihimpun Tempo, 11 korban meninggal dunia adalah Ila Abas, Roman Djais, Minanti Musa, Hasyim M Dzen, Tasira Cahya Ramadan yang merupakan mahasiswa IAIN Ternate yang melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di Kelurahan Rua. 4 korban lainnya telah dievakuasi untuk di identifikasi dan satu orang masih pada tahap penggalian karena tertimbun lumpur.