Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Deteksi Gejala Kanker Limfoma Hodgkin, Penyebab Kematian Nomor 6

Terlambat terdeteksi adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker limfoma hodgkin.

18 Januari 2018 | 14.36 WIB

Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker adalah penyakit yang berasal dari satu sel dalam tubuh yang tumbuh terus-menerus dan tidak dapat dikendalikan. Hal tersebut dapat menjadi penyebab kematian bagi penderitanya. Kanker limfoma hodgkin adalah kanker yang menyerang sistem kelenjar getah bening, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ketua perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik (PERHOMPEDIN) Prof. Dr. dr. Arry H. Reksodiputro pada Media Education Gathering di Jakarta, Rabu, 17 Januari 2018, mengatakan, “Kanker hodgkin itu pembunuh nomor 6, kalau untuk keseluruhan kanker menjadi pembunuh nomor 3 atau 4,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Secara global, lebih dari 62 ribu orang terdiagnosis menderita kanker limfoma hodgkin namun sekitar 25 ribu orang meninggal setiap tahunnya. Menurut data Globocan, angka tersebut diprediksi akan mengalami peningkatan di 2020.

Angka kematian yang tinggi di Indonesia berkaitan dengan keterlambatan deteksi sehingga mengakibatkan sebagian besar kasus kanker sudah berada pada stadium lanjut.

“Penderita kanker hodgkin biasanya datang ke rumah sakit ketika sudah stadium lanjut, dan kankernya sudah membesar,” ungkap Arry.

Salah satu kanker yang paling cepat diketahui yaitu adalah penyakit hodgkin. Gejala paling umum kanker hodgkin adalah benjolan pada kelenjar getah bening yang ada di daerah leher, ketiak, dan pangkal paha.

Gejala lainnya yaitu demam, kelelahan yang berlebih, banyak berkeringat di malam hari, kehilangan nafsu makan, batuk berkepanjangan, pembesaran limpa atau hati, dan yang terpenting adalah penurunan berat badan hingga 10 persen dalam tiga bulan.

Dr. dr. Dody Ranuhardy, SpPD-KHOM, MPH, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik (PERHOMPEDIN), menjelaskan mengenai perbedaan penyakit hodgkin dan nonhodgkin.

“Hampir sama gejalanya, bedanya dari sudut patologinya, pada gambaran mikroskop kalau hodgkin ada sel yang namanya cender cell,” jelasnya.

Dokter Dody menjelaskan 80 persen dari kasus limfoma hodgkin dapat disembuhkan melalui kemoterapi jika terdeteksi dini. Maka penting untuk tidak meremehkan benjolan pada tubuh meski ukurannya masih terbilang kecil.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus