Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lahan yang sebagian besar masih kosong itu terhampar di pinggir Jalan Raya Semarang-Demak Kilometer 9, Jawa Tengah. Di pintu masuk, hanya ada pos petugas pengamanan. Tak ada papan nama atau penanda lain yang menunjukkan lahan itu kelak akan menjadi Kawasan Industri Jateng Land. Targetnya akhir tahun ini tiga perusahaan mulai membangun pabrik di kawasan ini, kata Setyo Adi Paminto, Kepala Operasi PT Jateng Land, Rabu tiga pekan lalu.
PT Jateng Land membebaskan lahan di Desa Batu, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Demak, itu sejak 2013. Separuh lebih lahan sudah dibebaskan dari target 300 hektare, kata Ferry Firmawan, komisaris PT Jateng Land. Sejauh ini perusahaan itu sudah menguruk sekitar 150 hektare lahan.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Demak 2011, lahan yang dibebaskan merupakan area industri. PT Jateng Land, yang ditunjuk untuk mengelola kawasan industri tersebut, mengurus perizinan sejak 2014 dan kelar pada Desember 2016. Kawasan ini sangat strategis. Kami yakin banyak investor yang tertarik, kata Ferry.
Berada di bibir jalan raya, kawasan Jateng Land berjarak 25 kilometer dari Bandar Udara Ahmad Yani, Semarang. Kawasan ini juga hanya berjarak 15 kilometer dari Pelabuhan Tanjung Emas dan 20 kilometer dari stasiun kereta api Cawang. Kalau jalan tol sudah jadi, aksesnya akan lebih gampang lagi, ujar Feri. Rencananya jalan tol itu mulai dibangun tahun depan.
Untuk menarik investor dalam dan luar negeri, Pemerintah Kabupaten Demak telah mempermudah izin usaha dan izin konstruksi di kawasan ini. Menurut Bupati Demak M. Natsir, Jateng Land akan menjadi ikon baru pengembangan industri di wilayahnya.
Sejak 2007, Demak memperkenalkan perizinan satu pintu melalui Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu. Empat tahun berikutnya, kantor itu disatukan dengan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal. Pada awal 2017, badan tersebut berganti nama menjadi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Sejak April 2016, perizinan sudah bisa online," kata Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Tri Edy Utomo.
Pemerintah Demak juga mendapat fasilitas Kemudahan Langsung Izin Konstruksi (KLIK) dari Badan Koordinasi Penanaman Modal sejak 2 Februari lalu. Dengan fasilitas KLIK, investor yang berminat membangun industri di Jateng Land, misalnya, cukup mengurus izin prinsip. Setelah itu, investor bisa langsung memulai konstruksi.
Adapun perizinan lainnya, seperti izin mendirikan bangunan dan izin lingkungan, bisa diurus sambil jalan. "Perizinan bisa diurus pengelola kawasan," kata Natsir. Sejauh ini sudah ada 32 pemodal asing dan 94 pemodal dalam negeri yang menanamkan uang di Demak, yang juga kerap disebut "Kota Wali".
Dengan membangun sentra industri, pemerintah Demak memasang target untuk menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. "Tingkat kemiskinan daerah kami masih relatif tinggi, yaitu 14 persen," ujar Natsir. "Kalau tenaga kerja tersalurkan, penghasilan akan lebih baik. Kesejahteraan naik, kemiskinan turun."
Pemerintah Kabupaten Demak juga memanfaatkan posisi strategis wilayahnya sebagai penyangga Kota Semarang. "Mencari lahan di Semarang sangat sulit," katanya. Dengan begitu, menurut Natsir, Demak menjadi alternatif "menggiurkan" bagi investor.
Di samping Jateng Land di Kecamatan Karang Tengah, pemerintah Demak akan mengembangkan pusat industri di Kecamatan Sayung. Kawasan terakhir juga memiliki akses ke sejumlah infrastruktur pendukung, seperti pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api, dan terminal di Kota Semarang.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Demak Mohammad Ilyas mengatakan dekatnya akses Demak ke Semarang menjadi salah satu daya tarik bagi investor. "Kami hanya perlu waktu 20 menit untuk mengirim kontainer ke Semarang," ujarnya. Infrastruktur jalan di wilayah Demak, menurut Ilyas, juga terbilang memadai. "Sebagian besar jalan sudah dibeton, termasuk jalan desa."
Kalangan pengusaha juga menilai positif perizinan di Kabupaten Demak. "Kami tak punya keluhan soal perizinan." Bahkan, kata Ilyas, pengurusan sejumlah izin telah digratiskan. "Hampir selalu tepat waktu pula."
Meski begitu, Ilyas memberi catatan khusus soal pasokan air untuk kawasan industri. Pemerintah Kabupaten Demak selama ini membatasi izin pengeboran air tanah untuk menekan laju penurunan permukaan tanah. "Kalau pemerintah tak bisa menyediakan air sesuai dengan kebutuhan, kan bisa memberi kesempatan kepada swasta untuk masuk," kata Ilyas.
Pilihan Demak mengembangkan sektor industri tidak berarti mengabaikan sektor lain. Menurut Natsir, pertanian tetap menjadi salah satu sektor unggulan. "Demak salah satu lumbung padi Jawa Tengah," ujarnya. Produksi padi daerah ini sekitar 608.553 ton per tahun. Sedangkan konsumsi beras penduduk Demak kurang dari separuh jumlah itu.
Sektor perikanan juga masih menjadi andalan Kabupaten Demak. Berada di pantai utara Jawa, Demak memiliki pantai sepanjang 72,14 kilometer, membentang dari Kecamatan Sayung di sisi barat sampai Kecamatan Wedung di sisi timur. Saban tahun, nelayan Demak menangkap sekitar 2.420 ton ikan (2016).
Setelah dilakukan terobosan di bidang perizinan, dari tahun ke tahun modal asing dan modal dalam negeri yang masuk ke Demak cenderung naik (lihat infografis: "Melirik Sektor Industri"). "Dampaknya mulai terasa. Investor yang berminat makin banyak," kata Natsir. Tahun lalu, Kabupaten Demak pun meraih Investment Award dari Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Melirik Sektor Industri
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan selama ini menjadi penopang penting ekonomi Kabupaten Demak. Belakangan, sektor industri pun mendapat perhatian lebih besar. Kemudahan dan cepatnya perizinan menjadi modal penting untuk mengundang investor.
Kabupaten Demak
Luas wilayah: 89.743 hektare
Komposisi lahan: Sawah irigasi 33.694 ha (37,54%), sawah tadah hujan 18.105 ha (20,17%), tegal/kebun 12.361 ha (13,77%)
Penduduk: 1.129.298 jiwa (2016)
Administratif: 14 kecamatan, 243 desa, dan 6 kelurahan
Upah minimum 2017: 1,9 juta (tertinggi ketiga di Jawa Tengah setelah Semarang)
Belanja dan Pendapatan (2012-2016, miliar rupiah)
2012 | 2013 | 2014 | 2015 | 2016 | |
APBD | 1.208 | 1.338 | 1.560 | 1.645 | 1.953 |
PAD | 103 | 137 | 218 | 252 | 287 |
APBD: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
PAD: Pendapatan Asli Daerah
Empat Negara Investor Terbesar (2014-2017)*
Rp 324,1 miliar Jepang
Rp 76,3 miliarSingapura
Rp 38,8 miliarHong Kong
Rp 15,1 miliarIndia
Tiga Sektor Utama Investasi Asing (2014-2017)
Industri Makanan: Rp 635,7 miliar (81,1%)
Industri Kertas, Barang dari kertas dan Percetakan: Rp 109,7 miliar (14,0%)
Industri Kayu Rp 14,1 miliar (1,8%).
*Perusahaan modal asing (PMA) di Demak ada 32. Berdasarkan data sampai triwulan pertama 2017.
Investasi Baru dan Serapan Tenaga Kerja(miliar rupiah, jiwa)
2012 | 2013 | 2014 | 2015 | 2016 | 2017* | |
Investasi | 359 | 164,2 | 792,608 | 2.645,5 | 1.698,9 | 307,9 |
Tenaga Kerja | 2.007 | 3.566 | 5.178 | 8.030 | 8.897 | 12.357 |
*Data sampai 12 Juli 2017
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto (2012-2015, miliar rupiah)
Pertanian, kehutanan, dan perikanan 3.592 | 3.929| 4.370 | 4.427| 4.977
Industri pengolahan 3.301 | 3.792 | 4.265 | 4.952 | 5.508
Konstruksi 1.064 | 1.163 | 1.280 | 1.456| 1.622
Perdagangan besar dan eceran 2.109 | 2.216 | 2.439 | 2.666| 2.930
Transportasi dan pergudangan 343 | 365 | 397 | 459 | 518
Jasa pendidikan 447 | 542 | 627 | 733 | 814
Penyediaan akomodasi dan makan minum 327 | 340 | 356 | 395 | 425
Dan lain-lain total 1.717| 1.860| 2.036| 2.293| 2.531
PDRB 12.900|14.207 | 15.770 | 17.381 | 19.325
Sumber: Diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS) Demak, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM PTSP) Kabupaten Demak, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Abdul Manan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo