Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lemak tubuh, terutama yang ada di sekitar perut, berpengaruh pada ukuran otak. Demikian hasil sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan jurnal Neurology.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti menganalisis gambar otak dari hampir 10.000 orang yang mendaftar di UK Biobank study, berdasarkan informasi kesehatan lebih dari 500.000 sukarelawan yang memperbarui rekam jejak kesehatan mereka secara terus menerus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artikel lain:
7 Makanan untuk Maksimalkan Kerja Otak, Merangsang Anak Cerdas
Berbohong Bahaya buat Otak, Ini Kaitannya
Dalam studi itu, peneliti membandingkan indeks massa tubuh (BMI), termasuk catatan rasio pinggang-pinggul, yang diambil antara 2006 hingga 2010. Hasilnya, orang yang BMI-nya tinggi (sama dengan atau lebih dari 30 kg/m2) dan ukuran rasio pinggang-pinggul yang lebih besar memiliki volume otak yang lebih sedikit dibanding mereka yang lebih kurus.
Ilustrasi otak. REUTERS/Carlo Allegri
Efek ini tetap kuat, bahkan setelah para peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi volume otak, termasuk usia, riwayat merokok, pendidikan, aktivitas fisik, dan riwayat penyakit mental. Melihat BMI dan lingkar perut mengklarifikasi apa peran berbagai jenis lemak tubuh dalam mempengaruhi otak, kata Hamer.
BMI adalah pembacaan umum lemak tubuh. Tetapi karena beratnya terlihat dibandingkan dengan tinggi, orang yang lebih tinggi dan mereka yang memiliki massa otot lebih banyak dapat memiliki pembacaan yang lebih tinggi, bahkan jika mereka kurus.
Baca juga:
7 Manfaat Menggambar untuk Kemampuan Otak dan Kesehatan
Awas, Berbohong Bisa Sebabkan Kerusakan Otak
Lemak yang terakumulasi di sekitar bagian tengah tubuh, yang akan diwakili oleh rasio pinggang-pinggul yang tinggi, cenderung memiliki efek toksik lebih karena cenderung mengelilingi organ-organ perut, seperti hati, lambung, dan usus, daripada lemak subkutan, yang terbentuk di bawah kulit, dengan memicu peradangan yang dapat mendorong semuanya, mulai dari penyakit jantung hingga kondisi seperti radang sendi.
Temuan Hamer mengkonfirmasi tren itu karena ia menemukan bahwa orang dengan BMI tinggi dan rasio pinggang-pinggul yang lebih rendah menunjukkan volume otak yang sama dengan orang yang tidak gemuk. Orang dengan kedua pengukuran BMI tinggi dan rasio pinggang-pinggul tinggi, di sisi lain, menunjukkan volume otak terendah.