Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogor - Wakapolda Jawa Barat Brigjen Pol Eddy Sumitro Tambunan minta Wali Kota Bogor Bina Arya untuk fokus pada 5 indikator untuk keluar dari zona merah.
Permintaan itu disampaikan Eddy saat video conference dengan para direktur rumah sakit seluruh Kota Bogor dari Balai Kota Bogor, Jumat, 3 Oktober 2020. Dalam kegiatan itu Eddy didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Hendri Fiuser.
Wakil Kepala Polda Jabar menjelaskan ada 14 indikator dari Kementerian Kesehatan yang menjadi penentu tingkat zonasi suatu daerah terhadap penyebaran Covid-19.
"Dari 14 indikator tersebut, masih ada lima indikator yang rendah di Kota Bogor, di antaranya adalah, jumlah pasien meninggal Covid-19 meningkat, jumlah pasien Covid-19 sembuh menurun, serta jumlah kasus positif tanpa gejala atau OTG meningkat," katanya.
Menurut Eddy Sumitro, ada arahan Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan kepada daerah dengan jumlah kasus Covid-19 tinggi, termasuk Kota Bogor, agar menyediakan hotel untuk isolasi bagi OTG. "Pemerintah pusat juga siap membantu daerah untuk menyediakan tempat isolasi mandiri," katanya.
Baca juga: Bima Arya: Klaster Keluarga, Klaster Luar Kota, Klaster Perkantoran Terkait
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan Bogor masih berada di zona merah pada pekan ini.
Menurut dia, ada tiga faktor, yang membuat Kota Bogor menjadi zona merah yakni, kasus kematian meningkat yakni ada enam kematian dalam sepekan, keterisian tempat tidur di rumah sakit meningkat, dan angka kesembuhan menurun.
Faktor-faktor tersebut, menurut Bima, yang membuat skor Kota Bogor turun dari 195 menjadi 165 sehingga kembali ke zona merah. "Kami ingin kerjasamanya untuk betul-betul fokus, bersama-sama memperbaiki semua ini," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini