Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Dragon Ball - Kisah Akira Toriyama menciptakan manga Jepang paling terkenal di dunia

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
son goku Getty Images
Son Goku, tokoh utama manga Dragon Ball ciptaan Akira Toriyama.

Kame-Hame-Ha!

Jika Anda membaca kata tersebut dan tidak paham arti dan konteksnya, mungkin Anda perlu membaca manga, sebutan untuk komik asal Jepang. Kamehameha adalah jurus serangan energi Son Goku, tokoh utama manga berjudul Dragon Ball.

Baca juga:

Selama 30 tahun, manga tersebut telah menghibur jutaan orang di seluruh dunia melalui buku, serial televisi, hingga film terbaru yang akan tayang pada 26 Agustus mendatang dengan judul "Dragon Ball Super: Super Hero".

https://twitter.com/PiccoDamayonaiz/status/1558512737470267396

Tidak berlebihan apabila Dragon Ball disebut sebagai salah satu manga paling terkenal. Bahkan, penciptanya, Akira Toriyama, kerap dianggap sebagai sosok paling berjasa dalam mempopulerkan manga di dunia Barat.

Baca juga:

Akan tetapi, kesuksesan Akira Toriyama tidak digapai dengan mudah.

Asal-muasal

Akira Toiriyama dilahirkan pada di kota kecil Kiyosu, Prefektur Aichi, bagian timur Jepang, pada 1955.

https://twitter.com/RPToriyama/status/1390770230906048521/photo/1

Sebagaimana pernah dipaparkan Toriyama, dirinya tertarik pada manga sejak duduk di bangku sekolah dan teman-teman sekelasnya yang menjadi penikmat karya-karya awalnya.

"Saya selalu suka menggambar," tutur Toriyama kepada laman Stormpages beberapa tahun lalu.

"Saat saya kecil, kami tidak punya beragam bentuk hiburan seperti sekarang. Jadi kami semua menggambar. Pada sekolah dasar, kami semua menggambar manga atau karakter animasi dan menunjukkannya ke satu sama lain."

Pada masa itulah, Toriyama mulai meluaskan referensinya.

Baca juga:

Pencipta Dragon Ball itu mengklaim sebagai penggemar film-film animasi Disney saat masih kanak-kanak (kesukaannya adalah 101 Dalmatians), menyukai film-film koboi (yang disutradarai Sergio Leone), sains fiksi (Toriyama gemar merujuk Star Wars dalam karya-karyanya), serta film laga (seperti film yang dibintangi Bruce Lee, Jackie Chan, dan film Aliens arahan James Cameron).

https://twitter.com/RPToriyama/status/1537409998816530432

Peluang pertamanya menciptakan manga secara profesional datang pada 1977, tatkala salah satu editor Shueisha—penerbit manga paling penting di Jepang—memperkerjakan Toriyama saat melihat karyanya pada kontes tahunan majalah bulanan Shonen Jump untuk mencari talenta baru.

poster 101 dalmatians Getty Images
Salah satu lomba menggambar yang dimenangi Akira Toriyama saat masih kanak-kanak adalah saat dia menggambar "101 Dalmatians".

Namun, manga ciptaan Toriyama ditolak selama dua tahun berturut-turut.

Adapun manga pertamanya yang diterbitkan majalah Shonen, Wonder Island, lewat begitu saja tanpa diperhatikan para pembaca.

shonen jump Getty Images
Majalah Shonen Jump di Jepang masih dianggap sebagai majalah panting dalam dunia anime.

Dr. Slump dan Dragon Ball

Kesuksesan perdana Akira Toriyama di dunia manga diraih melalui Dr. Slump pada 1980.

Manga tersebut mengisahkan gadis robot yang diciptakan sedemikian bagus sampai semua orang mengira dia adalah manusia sungguhan dengan kekuatan super.

Dr.Slump ternyata menjadi eksperimen sempurna bagi Toriyama muda untuk mulai menjelajahi berbagai elemen yang belakangan menjadi kunci dalam menciptakan dunia Dragon Ball.

Dalam manga Dr.Slump, Toriyama menghadirkan hewan yang bisa berubah wujud, robot-robot, dan dunia futuristik yang kemudian memberikan sentuhan unik terhadap Dragon Ball.

manga Dr. Slump Getty Images
Kesuksesan pertama Akira Toriyama diraih melalui manga Dr. Slump.

Manga pertama Toriyama, yang bergulir sampai 1984 dan belakangan diadaptasi untuk serial televisi, mendapat penilaian seperti ini dari Publisher's Weekly pada 2005:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sesame Street gila buatan Toriyama…telah mewujud pada komedi edan ciptaannya di mana imajinasi fantastis dan penciptaan komiknya tidak pernah gagal tampil."

Untuk proyek selanjutnya, Toriyama menyebut bantuan istrinya yang punya pengetahuan luas soal kisah-kisah tradisional China. Yang utama adalah "Kisah Kera Sakti".

raja monyet Heritage Images
"Kera sakti" menjadi inspirasi utama bagi Akira Toriyama dalam menciptakan Son Goku.

Dragon Ball pertama kali muncul pada majalah Shounen Weekly pada 1985. Manga itu menceritakan kisah Son Goku, seorang bocah pemilik ekor monyet yang bergabung dalam petualangan mencari bola-bola naga.

Manga itu terinspirasi dari banyak sumber, termasuk film komedi "Drunken Master" pada 1978. Film yang dibintangi Jackie Chan itu berkisah tentang seorang pemuda yang mempelajari ilmu bela diri "monyet mabuk" dari pamannya.

Toriyama juga menambahkan kekuatan raja monyet pada karakter utama manga ciptaannya, termasuk kemampuan berselancar di atas awan.

https://twitter.com/DB_official_en/status/1560539312680120320

Dampak Dragon Ball

Pada 1996, tatkala Toriyama berhenti menulis manga untuk Dragon Ball Z, yang tak lain adalah sekuel Dragon Ball, dia telah menulis petualangan Son Goku sebanyak hampir 9.000 halaman.

https://www.instagram.com/p/wjWUQTnOgV/

Manga Dragon Ball kemudian diadaptasi menjadi serial televisi sebanyak 156 episode yang secara sukses meraih penonton di seluruh dunia berkat partisipasi studio Toei Animation.

Kesuksesan itu membuka pintu menuju rencana yang lebih ambisius yaitu mengadaptasi Dragon Ball Z untuk televisi: total sebanyak 291 episode diproduksi dan disiarkan di sedikitnya 81 negara.

Sejauh ini ada sebanyak 24 film Dragon Ball dan hampir 50 gim video yang didasari oleh karakter-karakter ciptaan Akira Toriyama.

dragon ball british museum Getty Images
Son Goku, karakter utama manga Dragon Ball, ditampilkan dalam pameran di British Museum di London pada 2019.

Pada 2001, tahun ketika Dragon Ball Z menjadi serial paling banyak disaksikan pada saluran Cartoon Network asal AS, mesin pencari Lycos mengungkap bahwa Dragon Ball memuncaki daftar pencarian terbanyak tahun itu, melampaui Britney Spears.

Seorang analis Lycos pada waktu itu berkata: "Dragon Ball terus menjadi hal yang luar biasa populer secara online di antara remaja dan penggemar anime Jepang."

Dragon Ball dan Dragon Ball Z Getty Images
Karakter-karakter ciptaan Akira Toriyama telah mendunia.

Dragon Ball juga telah menjadi pintu masuk ke dunia manga dan anime bagi ribuan seniman, penggemar, serta penulis di seluruh dunia.

Toriyama masa kini

Pada 1996, setelah menulis ribuan halaman mengenai Son Goku dan karakter Dragon Ball lainnya, Toriyama memutuskan beralih ke proyek-proyek lain yang lebih singkat.

Dia kemudian menerbitkan sejumlah manga pendek yang meliputi Cowa! (1997), Kajika (1998), Sand Land (2000), dan Nekomajin (1999). Dia juga mendesain ulang sampul Dragon Ball Z untuk kembali dirilis pada pertengahan 2000-an.

https://twitter.com/taymelo/status/1560736305755000833

Pada 2012, Toriyama kembali ke jagat Dragon Ball. Dia terlibat dalam penulisan film animasi "Dragon Ball Z: Battle of Gods" dan penulisan naskah film terbaru "Dragon Ball Super: Super Heroes".

Toriyama sangat blak-blakan terkait karya-karyanya dan bahkan mengaku tidak paham bagaimana dirinya bisa sangat sukses.

"Sangat tidak masuk akal bagi saya. Baru-baru ini saya membaca lagi kisah [Dragon Ball] untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun dan walau aksi Frieza (musuh kuat Goku dalam Dragon Ball Z) cukup tegang untuk menarik minat saya, saya masih heran mengapa itu begitu populer," papar Toriyama dalam Shounen Weekly pada 2018.


Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada