Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Ahed Tamimi: Siapa aktivis Palestina yang dibebaskan Israel?

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Ahed Tamimi Reuters
Ahed Tamimi, 22, bertemu kembali dengan ibunya di Ramallah, Tepi Barat.

Sebanyak 30 tahanan Palestina dibebaskan oleh Israel pada Rabu (29/11), sebagai bagian dari perjanjian jeda pertempuran antara Israel dan Hamas. Salah satunya adalah Ahed Tamimi, aktivis yang dipuji beberapa pihak atas tindakannya, namun dicemooh dan dituding sebagai alat propaganda oleh pihak lain.

Ahed Tamimi terekam kamera saat bertemu kembali ibunya setelah meninggalkan Penjara Damon, dekat kota Haifa di Israel, dan menuju ke Tepi Barat.

Baca juga:

Tamimi, 22, ditangkap awal bulan ini karena postingan Instagram, yang menurut keluarganya tidak dia tulis.

Unggahan media sosial mengenai Tamimi yang ditahan tidak lagi dapat dilihat secara online, begitu pula akun yang memuat nama dan fotonya.

Media Israel melaporkan bahwa dia mengancam akan "membantai" pemukim Yahudi, namun ibunya mengatakan akun tersebut bukan milik putrinya.

Baca juga:

"Ada lusinan halaman [online] atas nama Ahed dan fotonya, yang tidak ada hubungannya dengan dia," kata sang ibu, Nariman Tamimi, kepada kantor berita AFP pada saat putrinya ditangkap.

Tamimi adalah satu dari ratusan warga Palestina yang ditangkap sejak 7 Oktober, ketika kelompok bersenjata Hamas menyeberang dari Gaza ke Israel, membunuh 1.400 orang dan menyandera 240 orang kembali ke Gaza.

Ahed Tamimi terkenal karena apa?

Ahed Tamimi AFP
Ahed Tamimi mengonfrontasi tentara Israel pada usia 11 tahun, tahun 2012.

Saat remaja, Tamimi menjadi simbol perlawanan terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat.

Pada 2015, ketika dia berusia 14 tahun, Tamimi difoto sedang menggigit seorang tentara Israel yang mencoba menahan adik laki-lakinya.

Dua tahun kemudian, pada 2017, dia terekam kamera saat menampar dan menendang seorang tentara Israel di luar rumahnya dalam aksi protes di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Videonya menjadi viral.

Video tersebut direkam oleh ibunya dan disiarkan di halaman Facebook-nya. Dalam rekaman tersebut, Ahed Tamimi menendang salah satu tentara dan menampar wajahnya serta mengancam akan meninju tentara lainnya.

Keesokan harinya, dia ditangkap dalam penggerebekan malam hari. Kejadian itu direkam oleh pasukan Israel. Ibunya ditahan ketika menyambangi kantor polisi untuk menanyakan keadaan putrinya.

Tamimi dituduh melakukan penyerangan dan dijatuhi hukuman delapan bulan penjara.

Baca juga:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ayahnya, Bassem Tamimi, yang juga seorang aktivis terkemuka, mengatakan setelah penangkapannya pada tahun 2017 dan sebelum video viral tersebut direkam, tentara telah menembakkan gas air mata dan memecahkan jendela di rumah keluarganya.

Ahed Tamimi menghabiskan delapan bulan di penjara.

Ketika dia dibebaskan dan kembali ke kotanya pada Juli 2018, dia dikerumuni oleh para simpatisan.

"Perlawanan terus berlanjut sampai pendudukan dilenyapkan," katanya kepada khalayak.

Berbicara kepada media setelah pembebasannya, dia mengatakan bahwa dirinya telah memutuskan "untuk belajar hukum dan fokus untuk meminta pertanggungjawaban atas pendudukan".

'Taktik provokatif'

Ahed Tamimi AFP
Sejumlah pihak menuding keluarga Tamimi sengaja memprovokasi tentara Israel demi media sosial. Pada 2015, misalnya, Ahed Tamimi (kiri) menggigit seorang prajurit Israel.

Bagi banyak warga Palestina, Ahed adalah pahlawan. Namun, ada juga yang memanggilnya "Shirley Temper", sebuah plesetan dari aktor cilik Hollywood Shirley Temple, karena mengeklaim bahwa dia adalah bintang propaganda Palestina yang dipentaskan.

Kasus tahun 2017 memicu munculnya pandangan yang sangat bertentangan antara Israel dan Palestina.

Banyak warga Israel yang mengatakan Ahed Tamimi telah lama dieksploitasi oleh keluarganya, yang mereka tuduh memanfaatkannya untuk mencoba memprovokasi tentara Israel melalui video.

Ibunya juga didakwa melakukan penghasutan di media sosial dan penyerangan, sedangkan sepupunya Nour, yang ikut serta dalam insiden tahun 2017, didakwa melakukan penyerangan.

Menteri Pendidikan Israel saat itu, Naftali Bennett, mengatakan Ahed dan Nour Tamimi pantas "menghabiskan hidup mereka di penjara".

Bagi warga Palestina, Ahed Tamimi telah menjadi ikon nasional atas tindakan keberaniannya melawan tentara bersenjata di wilayah pendudukan.

Ahed Tamimi AFP
Potret Ahed Tamimi di Rafah, Jalur Gaza.

Wajah Ahed telah muncul di mural dan poster jalanan, sementara petisi online yang diselenggarakan oleh ayahnya yang menyerukan pembebasan Ahed telah mengumpulkan 1,7 juta tanda tangan.

Bukan pertama kalinya video viral pada tahun 2017 ini menjadi bahan perdebatan sengit sehingga menimbulkan tuduhan Israel bahwa keluarganya sengaja memprovokasi tentara untuk melancarkan propaganda anti-Israel. Aktivis pro-Israel menyebut rekaman tersebut sebagai "Pallywood".

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada