Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Topan Yagi tewaskan ratusan orang di Vietnam, apa dampaknya terhadap cuaca di Indonesia?

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Topan Yagi EPA
Badai Yagi membawa angin dengan kecepatan nyaris 150 kilometer per jam

Pihak berwenang Vietnam mengonfirmasi sedikitnya 127 orang meninggal dunia, sementara 54 lainnya dinyatakan hilang di wilayah utara negara itu akibat Topan Yagi—yang masuk kategori topan super. Topan itu terus memicu hujan deras, tanah longsor, dan banjir.

Ribuan orang tampak terdampar di atap rumah di beberapa provinsi utara Vietnam, sementara yang lainnya memohon pertolongan melalui unggahan media sosial pada Selasa (10/09).

Baca juga:

Topan Yagi merupakan badai paling kuat di Vietnam dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Kekacauan yang disebabkan badai ekstrem itu telah meluluhlantakkan seluruh bagian utara negara Asia Tenggara itu dan menyebabkan 1,5 juta orang kehilangan akses pada pasokan listrik.

Pada Senin (09/09), rekaman dash cam menunjukkan momen ketika jembatan Phong Chau di Provinsi Phu Tho roboh sehingga beberapa kendaraan jatuh ke dalam air di bawahnya.

Provinsi Thai Nguyen pascabadai Yagi Getty Images
Sebagian provinsi Thai Nguyen di utara Hanoi hampir seluruhnya terendam air

Meskipun sekarang Topan Yagi sudah masuk ke dalam kategori depresi tropis alias siklon tropis yang paling lemah, pihak berwenang memperingatkan Topan Yagi akan memicu lebih banyak gangguan ketika bergerak ke wilayah barat.

Baca juga:

Phan Thi Tuyet, 50 tahun, yang tinggal dekat sungai, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa baru kali ini sepanjang hidupnya dia mengalami air bah setinggi itu.

“Saya telah kehilangan semuanya, semuanya hilang,” katanya lirih seraya memeluk dua anjingnya.

“Saya harus pergi ke tempat yang lebih tinggi untuk menyelamatkan nyawa kami. Kami sama sekali tidak sempat menyelamatkan barang-barang kami. Semuanya sekarang terendam air.”

Badai yang membawa angin dengan kecepatan nyaris 150 kilometer per jam telah meruntuhkan jembatan, menghancurkan atap gedung, merusak pabrik, dan memicu banjir dan tanah longsor yang meluas.

Sejauh ini, 54 korban dinyatakan masih hilang.

Pihak berwenang kini telah mengeluarkan peringatan banjir dan tanah longsor untuk 401 komune di 18 provinsi utara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rumah satu lantai di beberapa bagian Provinsi Thai Nguyen dan Yen Bai hampir sepenuhnya terendam air pada dini hari Selasa (10/09) waktu setempat. Para warga hanya bisa menunggu di atap rumah sampai bantuan datang.

Selain korban tewas dan hilang, banjir dan tanah longsor juga telah melukai setidaknya 752 orang, menurut data Kementerian Pertanian Vietnam pada Selasa (10/09).

Sebelum menghantam Vietnam, Topan Yagi menyebabkan 24 orang tewas di selatan China dan Filipina.

Para ahli meteorologi mengatakan bahwa seiring dengan menghangatnya dunia, topan dapat membawa kecepatan angin yang lebih tinggi dan curah hujan yang lebih intens—meskipun pengaruh perubahan iklim terhadap badai secara individu bersifat rumit.

Topan Yagi sendiri terjadi di wilayah Vietnam dan China, yang secara geografis cukup jauh dari Indonesia.

Apa dampaknya terhadap Indonesia?

Meskipun demikian, perubahan cuaca global dapat mempengaruhi pola angin dan curah hujan di seluruh dunia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ketika dihubungi mengatakan siklon tropis Yagi memberikan dampak terhadap cuaca di Indonesia tetapi “tidak signifikan”.

Dalam analisa BMKG per 5 September, siklon tropis Yagis berada di posisi satu titik di Laut China Selatan di barat laut Filipina atau sekitar 1.760 kilometer sebelah utara Tarakan, Kalimantan Utara. Siklon tropis Yagi diprediksi bergerak lambat ke barat dan wilayah Indonesia

“Tidak memberikan dampak yang signifikan,” ujar deputi meteorologi BMKG, Guswanto, melalui pesan teks pada Rabu (11/09).

“Hanya gelombang laut di Natuna Utara sekitar 1,25 meter.”

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada