Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Mengapa durian membuat harga kopi dunia lebih mahal?

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Toko durian di Bangkok Reuters

Berapa harga yang paling mahal untuk mendapatkan asupan kafein dari segelas kopi?

Harga lebih dari Rp100.000 (£5 di London atau US$7 di New York) untuk secangkir kopi mungkin tidak terpikirkan oleh sebagian orang. Tetapi harga ini bisa segera menjadi kenyataan gara-gara "badai sempurna" dari faktor ekonomi dan lingkungan di wilayah-wilayah penghasil kopi teratas di dunia.

Baca juga:

Harga biji kopi belum disangrai yang diperdagangkan di pasar global sekarang berada pada "tingkat tertinggi dalam sejarah", kata analis Judy Ganes.

Para ahli menyalahkan hal itu pada gabungan beberapa faktor, yakni tanaman bermasalah, tekanan pasar, persediaan menipis—dan juga pengaruh buah paling bau di dunia yaitu durian.

Jadi, bagaimana kita bisa sampai di situasi seperti ini, dan seberapa besar dampaknya terhadap kopi latte Anda?

Orang-orang berpartisipasi dalam Festival Kopi London di The Truman Brewery Markets, London, Inggris. Getty Images
Sejumkah orang berpartisipasi dalam Festival Kopi London di The Truman Brewery Markets, London, Inggris.

Baca juga:

Pada 2021, embun beku telah memusnahkan tanaman kopi di Brasil, produsen biji Arabika terbesar di dunia—jenis yang biasa digunakan dalam secangkir kopi buatan barista.

Kekurangan biji kopi ini membuat pembeli beralih ke negara-negara lain seperti Vietnam, produsen utama biji Robusta, yang biasanya digunakan dalam campuran kopi instan.

Namun, petani Vietnam menghadapi kekeringan terburuk di wilayah tersebut dalam hampir satu dekade.

Menurut Will Frith, konsultan kopi yang berkantor di Kota Ho Chi Minh, perubahan iklim telah memengaruhi perkembangan tanaman kopi, yang pada gilirannya berdampak pada hasil panen biji kopi.

Ditambah lagi, petani Vietnam banyak beralih ke durian.

Pekerja membawa buah kopi yang dipanen di desa Dak Doa di Pleiku, Vietnam. Getty Images
Stok kopi di Vietnam "hampir habis", dan musim panen baru masih dua bulan lagi.

Buah durian—yang dilarang dalam transportasi umum di Thailand, Jepang, Singapura, dan Hong Kong karena baunya—terbukti populer di China.

Petani Vietnam lantas mengganti tanaman kopi mereka dengan durian untuk meraup keuntungan dari pasar durian yang sedang berkembang.

Pangsa pasar durian asal Vietnam di China meningkat hampir dua kali lipat antara tahun 2023 dan 2024, dan beberapa pihak memperkirakan tanaman ini lima kali lebih menguntungkan daripada kopi.

"Ada sejarah petani di Vietnam yang berubah-ubah dalam menanggapi fluktuasi harga pasar. Mereka pun berkomitmen berlebihan, dan kemudian membanjiri pasar dengan jumlah panen baru mereka," kata Frith.

Saat mereka membanjiri China dengan durian, ekspor kopi Robusta pun turun hingga 50% pada Juni, dibandingkan dengan Juni tahun sebelumnya, dan stok sekarang "hampir habis", menurut Organisasi Kopi Internasional.

Eksportir di Kolombia, Ethiopia, Peru, dan Uganda telah meningkatkan produksi, tetapi belum mampu menghasilkan cukup banyak kopi untuk mengendurkan pasar yang ketat.

"Ketika permintaan Robusta mulai meningkat, tepat pada saat dunia sedang berebut pasokan kopi," jelas Ganes.

Ini berarti biji kopi Robusta dan Arabika kini diperdagangkan pada harga mendekati rekor tertinggi di pasar komoditas.

Badai pasar 'sempurna'

Apakah pergeseran ekonomi kopi global benar-benar memengaruhi harga kopi yang Anda beli di pinggir jalan dan kafe kopi? Jawaban singkatnya: berpotensi.

Pedagang grosir Paul Armstrong yakin para peminum kopi akan segera menghadapi prospek "gila" untuk membayar lebih dari Rp100.000 (£5) di Inggris untuk asupan kafein mereka.

"Sekarang, ini badai yang sempurna."

Armstrong, pengelola Carrara Coffee Roasters yang berpusat di East Midlands, Inggris, mengimpor biji kopi dari Amerika Selatan dan Asia, yang kemudian dipanggang dan dikirim ke kafe-kafe di seluruh Inggris.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia mengatakan ke BBC bahwa dirinya baru-baru ini telah menaikkan harga jual produknya.

Ia menambahkan bahwa ketika beberapa kontrak pasokan kopi dengan sejumlah kafe berakhir dalam beberapa bulan mendatang, kafe-kafe yang ia layani harus memutuskan apakah akan lanjut dengan menaikkan harga kepada pelanggan mereka.

Namun, Frith mengatakan beberapa segmen industri akan lebih terekspos daripada yang lain.

Grafik garis yang menunjukkan harga kopi London Robusta dan New York Arabica, dari Januari 2016 hingga awal September 2024. Harga keduanya meningkat secara bertahap selama periode tersebut. BBC

"Sebenarnya kopi dalam jumlah komersial yang akan mengalami gangguan paling besar. Kopi instan, kopi supermarket, barang-barang di pom bensin—semuanya naik."

Angka-angka industri memperingatkan bahwa harga pasar kopi yang tinggi belum tentu berdampak pada harga eceran yang lebih tinggi.

Felipe Barretto Croce, CEO FAFCoffees di Brasil, setuju bahwa konsumen "merasakan tekanan" karena harga di konsumen telah naik.

Namun, ia berpendapat bahwa hal itu "sebagian besar disebabkan oleh biaya inflasi secara umum", seperti sewa dan tenaga kerja, bukan biaya biji kopi.

Konsultan Allegra Strategies memperkirakan biji kopi berkontribusi kurang dari 10% dari harga secangkir kopi.

"Kopi masih sangat murah, sebagai barang mewah, jika Anda membuatnya di rumah."

Ia juga mengatakan bahwa biaya biji kopi berkualitas rendah yang meningkat berarti kopi berkualitas tinggi kini dapat dilihat sebagai nilai yang lebih baik.

"Jika Anda pergi ke kedai kopi khusus di London dan memesan kopi, dibandingkan kopi di Costa Coffee, perbedaan [harga] antara secangkir kopi itu dan kopi khusus jauh lebih kecil daripada sebelumnya."

Namun, ada harapan akan adanya penurunan harga di masa mendatang.

Kehilangan masa depan

Panen musim semi mendatang di Brasil, yang menghasilkan sepertiga kopi dunia, kini "sangat penting", menurut Croce.

"Yang ditunggu-tunggu semua orang adalah kapan hujan akan kembali turun," katanya.

"Jika hujan kembali lebih awal, tanaman akan cukup sehat dan pembungaannya akan bagus."

Namun, jika hujan datang paling lambat pada Oktober, tambahnya, prediksi hasil panen tahun depan akan turun dan tekanan pasar akan terus berlanjut.

Dalam jangka panjang, perubahan iklim menimbulkan tantangan serius bagi industri kopi global.

Seorang petani menebang tanaman kopi yang rusak akibat embun beku selama suhu yang sangat rendah di dekat Caconde, negara bagian Sao Paulo, Brasil, pada hari Rabu, 25 Agustus 2021. Getty Images
Tanaman kopi di Sao Paulo, Brasil, hancur akibat cuaca dingin yang ekstrem pada tahun 2021

Sebuah studi pada 2022 menyimpulkan, bahkan jika kita mengurangi emisi gas rumah kaca secara drastis, area yang paling cocok untuk menanam kopi dapat menurun hingga 50% pada tahun 2050.

Salah satu langkah untuk mempersiapkan industri kopi di masa depan yang didukung oleh Croce adalah "premi hijau"—pajak kecil yang dikenakan pada kopi.

Hasil pungutan pajak itu lantas diberikan kepada petani untuk berinvestasi dalam praktik pertanian regeneratif, yang membantu melindungi dan mempertahankan kelangsungan lahan pertanian.

Jadi, meskipun durian cukup berpengaruh atas kenaikan harga kopi saat ini, pada akhirnya perubahan iklim yang mempengaruhi keterjangkauan harga kopi di tahun-tahun mendatang.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada