Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

'Saya menjalani operasi untuk memanjangkan kaki, tapi malah menjadi bencana mengerikan'

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Elaine menderita sakit luar biasa setelah operasi pemanjangan kakinya BBC
Elaine menderita sakit luar biasa setelah operasi pemanjangan kaki.

Peringatan: Artikel ini mengandung detail medis yang mungkin membuat pembaca merasa terganggu

Kaki Elaine Foo dipenuhi bekas luka yang tebal berwarna ungu. Masing-masing bekas luka itu mengingatkannya pada prosedur pemanjangan kaki yang mengerikan.

Baca juga:

Sejak 2016, perempuan berusia 49 tahun ini telah menjalani lima prosedur bedah dan tiga cangkok tulang.

Tindakan operasi tersebut menguras tabungannya dan dia mengajukan gugatan hukum terhadap dokter bedahnya yang akhirnya selesai pada Juli lalu tanpa pengakuan bersalah.

Pada satu waktu, Elaine pernah mengalami patah tulang akibat paku logam dan di kesempatan lain, dia bercerita kakinya terasa seperti "dipanggang dari dalam".

Baca juga:

"Perjalanan saya bagaikan ujian di atas bara api, namun saya berhasil selamat," ungkapnya.

Dokternya secara konsisten membantah adanya kelalaian dan mengatakan kepada BBC bahwa ia "dengan sepenuh hati menolak" pernyataan Elaine.

Ia juga bilang beberapa masalah muncul dari komplikasi yang telah diperingatkan kepadanya, dan implikasi lainnya muncul karena tindakannya sendiri.

Elaine mengatakan memiliki kaki yang lebih panjang menjadi obsesinya. BBC
Elaine mengatakan memiliki kaki yang lebih panjang menjadi obsesinya.

Elaine selalu membenci tinggi badannya.

"Pada usia 12 tahun, saya lebih tinggi dari kebanyakan gadis," ucapnya.

"Di usia 14 tahun, saya tiba-tiba lebih pendek dari semua orang. Seiring berjalannya waktu, hal itu [keinginan untuk lebih tinggi] menjadi obsesi. Lebih tinggi berarti lebih baik. Lebih tinggi berarti lebih cantik. Saya merasa orang yang lebih tinggi memiliki lebih banyak kesempatan."

Ketika berusia dewasa, obsesi itu sangat kuat.

Elaine yakin dia mengalami dismorfia tubuh, yakni suatu kondisi kesehatan mental di mana seseorang melihat kekurangan dalam penampilan mereka, tidak peduli bagaimana orang lain melihatnya.

Dampak dari kondisi tersebut bisa sangat menghancurkan.

Saat berumur 25 tahun, Elaine menemukan sebuah artikel tentang satu klinik China tempat orang-orang menjalani operasi untuk memanjangkan tulang kaki mereka.

Artikel itu berisi detail mengerikan tentang sangkar kaki yang tampak seperti abad pertengahan dan infeksi yang menyebar. Kedengarannya mirip mimpi buruk, tetapi membuat Elaine penasaran.

"Saya tahu orang-orang akan mempertanyakan tindakan sia-sia itu," ucapnya.

"Tetapi ketika saya menghadapi dismorfia tubuh, tidak ada penjelasan rasional mengapa saya merasa sangat buruk."

Selang 16 tahun kemudian, Elaine menemukan klinik swasta yang menawarkan prosedur tersebut di London.

Prosedur itu dilakukan oleh ahli bedah ortopedi Jean-Marc Guichet, seorang spesialis pemanjangan anggota tubuh yang bahkan telah menciptakan alat pemanjangnya sendiri - Guichet Nail.

Baca juga:

"Itu adalah momen yang membahagiakan, karena saya bisa melakukannya di London dan bisa pulih di rumah," kenangnya.

"Dokter Guichet terbuka tentang berbagai hal yang bisa saja salah. Cedera saraf, pembekuan darah, dan kemungkinan tulang tidak bisa menyatu kembali."

"Tetapi saya sudah melakukan penelitian, saya akan datang ke dokter yang sangat mahal dan saya mengharapkan perawatan medis yang sepadan. Impian saya bertambah tinggi dari 157 sentimeter menjadi 165 sentimeter."

Pada 25 Juli, dengan biaya sekitar £50.000 atau Rp1 miliar, dia menjalani operasi dan memulai proses yang akan mengubah hidupnya.

Prosedur pemanjangan kaki relatif jarang, namun tersedia di klinik swasta di seluruh dunia. Bergantung pada lokasi pemasangan, biayanya dimulai dari £15.000 atau hampir Rp302 juta hingga lebih dari £150.000 atau Rp3 miliar.

Elaine mengatakan awalnya dia tidak merasakan sakit setelah operasi Elaine Foo/Supplied
Elaine mengatakan awalnya dia tidak merasakan sakit setelah operasi.

"Bangun tidur sangat menyenangkan, karena rasanya seperti tidak terjadi apa-apa. Tidak sakit. Namun 90 menit kemudian, rasa sakit itu muncul. Rasanya seperti ada yang memasak kaki saya," kenangnya.

"Seperti terpanggang dari dalam. Malam pertama itu saya menjerit sampai pukul enam pagi, sampai saya tertidur sambil menjerit."

Dengan prosedur ini, rasa sakit mungkin akan muncul. Selama operasi, tulang kaki dipatahkan menjadi dua dan batang logam dipasang di dalamnya.

Batang logam tersebut secara bertahap diperpanjang untuk menambah panjang kaki dan menarik kedua bagian tulang agar terpisah.

Proses ini dimaksudkan untuk menambah tinggi pasien. Tulang yang patah akan berangsur-angsur pulih kembali, untuk mengisi celah di antaranya.

Baca juga:

Operasinya rumit dan ini baru awal dari proses yang panjang.

"Proses pemanjangan memakan waktu sekitar dua atau tiga bulan dan kemudian Anda memerlukan setidaknya dua kali lipat waktu tersebut sebelum Anda pulih," jelas Prof Hamish Simpson, mantan anggota dewan British Orthopaedic Association.

"Bagi kebanyakan orang, ini akan memakan waktu satu tahun dalam hidup Anda."

Setelah operasi selesai, proses pemanjangan kaki Elaine dimulai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa kali sehari dia melakukan rutinitas yang tidak nyaman, memutar kakinya untuk memicu apa yang disebut sebagai mekanisme ratchet. Inilah yang membuat kuku memanjang dan kakinya tumbuh. Tapi dua minggu kemudian, katanya, bencana melanda.

"Saya merasakan banyak nyeri di kaki kiri saya. Kemudian suatu malam, ketika saya sedang bergerak di tempat tidur, saya mendengar sesuatu yang terdengar seperti bunyi krek, diikuti oleh nyeri hebat."

Elaine menjalani pemindaian, yang mengonfirmasi ketakutannya.

Logam di kaki kirinya telah menembus tulang pahanya—tulang terkuat dalam tubuh manusia. Ia putus asa, tapi dia berkata bahwa dia diyakinkan oleh Dr. Guichet.

"Ia mengatakan kepada saya bahwa yang perlu saya lakukan sekarang adalah tidak khawatir. Tunggu sampai sembuh dan setelah sembuh, kita akan memulai lagi prosesnya."

Mereka akan terus memanjangkan kaki kanan Elaine, sambil menjadwalkan operasi lain untuk menangani kaki kirinya—yang pada akhirnya akan diperpanjang dengan angka yang sama dengan kaki kanannya.

Elaine berkata dia diberi tahu bahwa operasi tambahan itu akan menelan biaya ribuan poundsterling, tapi dia dengan senang hati membayar jika itu berarti dia bisa menjalani operasinya sampai tuntas.

Pada bulan September, kaki kanannya telah mencapai target 7 sentimeter.

Tetapi ada yang tidak beres. Perbedaan antara kaki kanan dan kirinya menimbulkan masalah, tulang belakangnya melengkung dan membuatnya terus-menerus kesakitan.

Enam minggu kemudian, hasil pemindaian pada kaki kanannya menunjukkan kekurangan pertumbuhan tulang yang mengkhawatirkan.

Tulang pahanya pada dasarnya adalah dua bagian tulang yang disatukan oleh batang logam.

Elaine kembali ke Dr. Guichet untuk meminta bantuan, dan menjadwalkan operasi lain di klinik tempatnya bekerja di Milan.

Pada April 2017, mereka memulai kembali proses pemanjangan pada kaki kiri Elaine, sekaligus menyuntikkan sumsum tulang ke kaki kanan—untuk merangsang pertumbuhan tulang.

Setelah operasi, Elaine terbangun dengan berita buruk lainnya.

"Dr. Guichet memberi tahu saya bahwa kukunya patah saat dia mencabutnya," ujar Elaine. "Ia memiliki kuku dari pasien lain yang berhasil dimasukkan."

Elain kemudian mengatakan bahwa prosedur ini akan menghabiskan lebih banyak uang. Tiga hari kemudian, ia hampir tidak bisa bergerak, tapi dia sangat ingin pulang.

Elaine pun kembali ke London. Ia bilang komunikasi dengan Dr. Guichet memburuk dan merasa bahwa hubungan dokter-pasien menjadi rusak.

Dia tidak tahu harus ke mana lagi dan pada Juli 2017, ia berhasil menemui dokter spesialis bedah ortopedi di NHS (Layanan Kesehatan Nasional di Inggris).

Elaine bercerita dokter spesialis itu mengatakan padanya "ini tidak akan menjadi perjalanan yang singkat."

"Saya harus mempersiapkan diri untuk setidaknya lima tahun perawatan sebelum pulih sepenuhnya."

Delapan tahun setelah operasi awal, Elaine mengatakan dia masih dalam tahap pemulihan dari luka mental dan fisiknya.

Dia memiliki berbagai gangguan bergerak dan mengidap PTSD atau gangguan stres pascatrauma.

"Dari tahun 2017 hingga 2020 saya bersembunyi dari dunia. Saya lajang, menganggur, tidak punya uang, dan cacat."

Namun baru-baru ini dia mulai menemukan jalan keluar.

Pertarungan hukum selama empat tahun akhirnya selesai pada bulan Juli, ketika Dr. Guichet setuju untuk membayar Elaine sejumlah uang yang "cukup besar" agar menyudahi tuduhan Elaine padanya—tanpa ada pengakuan dan tanggung jawab apa pun.

Dr. Gucihet mengatakan kepada BBC: "Kisah Elaine adalah salah tafsir fakta yang sangat besar, yang dengan sepenuh hati saya tolak."

"Selama 35 tahun terakhir, saya telah berhasil melakukan operasi ini hampir 800 kali, yang sangat meningkatkan kualitas hidup ratusan pasien. Kesejahteraan pasien saya selalu menjadi prioritas, dan saya selalu berhubungan dekat dengan pasien dan keluarga mereka untuk mendukung mereka selama masa pemulihan."

Pengacara dokter bedah tersebut membantah adanya kelalaian dari pihak Dr. Guichet, dengan mengatakan di pengadilan: "Kasus Dr. Guichet tidak ada kelalaian, bahwa patah tulang dan penyembuhan tulang yang tertunda merupakan komplikasi yang tidak disengaja yang telah diperingatkan kepada Elaine Foo sebelum operasi."

"Dan bahwa regenerasi tulang sisi kanan yang terbatas diperburuk oleh penggunaan obat antidepresan yang tidak diungkapkan oleh Elaine dan dengan sengaja memanjangkan kuku di kaki kanannya melebihi panjang yang disepakati."

Pengacara itu juga mengeklaim di pengadilan bahwa Elaine telah "sering menolak" untuk mengikuti saran Dr. Guichet dan mengabaikan rehabilitasi dan fisioterapinya.

Elaine membantah semua klaim itu. Ia berkata obat antidepresan tidak terkait dengan komplikasi dan menganggap dokternya bertanggung jawab atas apa yang terjadi padanya.

Elaine mengira dia bakal aman karena telah membayar begitu banyak uang.

Namun, ia kini harus 'membayar' lebih dari sekadar uang.

"Saya kehilangan tahun-tahun terbaik dalam hidup saya. Saya tahu orang-orang suka mendengar kata penyesalan dan jika seseorang bertanya pada saya hari ini, apakah Anda akan melakukannya jika Anda tahu akan mengalami semua ini? Saya akan menjawab dengan tegas, 'Tidak, terima kasih banyak'."

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada