Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Nasib habitat kuda nil kerdil viral Moo Deng yang kian menyusut

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
moo deng Getty Images
Moo Deng berdiri di samping ibunya Jona di Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow di provinsi Chonburi pada 15 September 2024.

Moo Deng kini terkenal dan mencuri perhatian masyarakat dunia. Namun di alam liar, spesiesnya kini perlahan menghilang.

Setiap hari selama beberapa pekan terakhir setelah viral, ribuan orang telah mendatangi Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow di Thailand.

Baca juga:

Baru-baru ini, pada akhir pekan, sekitar 20.000 orang berkunjung untuk melihat mamalia berusia dua bulan itu makan dan bermain, menurut surat kabar The Independent.

Para pengunjung berharap dapat melihatnya secara lebih dekat.

Moo Deng juga telah menarik perhatian internasional di media sosial. Para pemengaruh kecantikan bahkan membuat tutorial bagaimana cara agar pipi dapat merah merona seperti Moo Deng.

Baca juga:

Inilah sensasi viral Moo Deng—seekor kuda nil kerdil yang dikenal karena perawakannya yang mungil dan menggemaskan.

Namun, Moo Deng adalah anggota spesies Choeropsis liberiensis yang kondisinya rentan di Afrika Barat.

Ketika Moo Deng semakin terkenal, kerabatnya di alam liar menjadi semakin langka di habitat mereka yang semakin menyusut.

Moo Deng, kuda nil kerdil Getty Images
Pengunjung melihat Moo Deng, seekor kuda nil kerdil betina berusia dua bulan yang baru-baru ini menjadi sensasi internet viral, bersama ibunya Jona, 25 tahun, di Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow di provinsi Chonburi pada tanggal 15 September 2024.

Kuda nil kerdil adalah spesies kuda nil terkecil di dunia, dan terdaftar sebagai spesies yang terancam punah dalam Daftar Merah Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam, atau International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Saat terakhir kali dihitung secara global pada 2015, jumlah kuda nil kerdil dewasa di alam liar kurang dari 2.500 ekor.

Mereka diperkirakan telah punah di Nigeria, salah satu negara di Afrika Barat yang menjadi kawasan endemik bagi kuda nil kerdil. Populasi dalam jumlah kecil masih ada di Liberia, Pantai Gading, Guinea, dan Sierra Leone.

Mamalia yang sulit ditangkap

Di habitat aslinya, kuda nil kerdil hidup di pedalaman hutan di sepanjang sungai, aliran air, dan rawa-rawa agar kulitnya tetap lembap. Mereka memakan rumput, daun, pucuk pepohonan, dan buah pada malam hari, atau sekitar senja dan fajar.

Hewan yang terlihat kharismatik ini telah lama menjadi bagian dari budaya dan cerita rakyat Afrika Barat.

Menurut legenda Liberia, hewan-hewan ini menemukan jalan mereka melalui hutan pada malam hari dengan membawa berlian di mulut mereka untuk menerangi jalan.

Cerita lainnya datang dari Pantai Gading. Konon siapa pun yang melihat ekor kuda nil kerdil dan tertawa akan menjadi gila.

Namun, terlepas dari habitat mereka dan kaitannya dengan budaya lokal, kuda nil kerdil bersifat misterius dan belum diteliti secara intensif seperti sepupu mereka yang lebih besar.

Baca juga:

Mereka sebagian besar aktif di malam hari, tertutup, dan relatif menyendiri. Sulit untuk melakukan penelitian di hutan Afrika Barat.

Karena sifat mereka yang tertutup, para ahli hanya dapat mempelajari banyak hal tentang kuda nil kerdil dari kamera perangkap, pelacakan dengan jejak kaki dan tanda-tanda lainnya seperti sampel kotoran, dan pemodelan untuk memperkirakan jumlah dan mengeksplorasi pergerakan mereka.

Kuda nil kerdil yang dipelihara di penangkaran sebagai bagian dari program pengembangbiakan juga telah meningkatkan pemahaman ilmiah tentang mamalia ini.

Organisasi nirlaba Fauna & Flora International dan Otoritas Pengembangan Hutan Liberia bahkan telah menggunakan teknologi DNA lingkungan (eDNA) untuk mencari bukti keberadaan makhluk tersebut di aliran sungai Liberia tenggara—sebuah teknik yang melibatkan analisis DNA yang ditemukan di habitat mereka.

Moo Deng Getty Images

Habitat yang menghilang

Meskipun kuda nil kerdil telah dianggap sebagai spesies yang dilindungi selama beberapa dekade, Bogui Elie Bandama selaku peneliti di Pusat Penelitian Ilmiah Swiss di Pantai Gading mengatakan upaya penelitian meningkat setelah 2010, ketika tekanan terhadap habitatnya meningkat secara signifikan.

Wilayah hutan asli yang luas, terutama di Pantai Gading, telah hancur atau terdegradasi. Misalnya, lahan telah diratakan untuk membuka perkebunan kelapa sawit, kakao, dan karet komersial.

Tekanan untuk mendapatkan kayu merupakan ancaman lainnya.

Hutan Liberia telah ditebangi dan negara itu sedang berjuang untuk mempertahankan kendali atas penebangan liar.

Kuda nil kerdil sangat tertutup dan terbukti sulit dipelajari di alam liar. Fauna & Flora
Kuda nil kerdil sangat tertutup dan terbukti sulit dipelajari di alam liar.

Penduduk setempat di seluruh wilayah tersebut juga menebang pohon untuk kayu bakar.

Namun, menurut Bogui, ancaman yang semakin meningkat berasal dari ekstraksi mineral ilegal. Di Taman Nasional Taï, orang-orang mendulang emas yang tersimpan di sungai dan anak sungai.

Luasnya penggundulan hutan dan degradasi habitat hutan mereka membuat kuda nil kerdil sulit bertahan hidup di alam liar, kata Gabriella Flacke, penasihat veteriner program kelangsungan hidup spesies kuda nil kerdil dan bagian dari kelompok spesialis kuda nil IUCN.

Ia menjelaskan bahwa spesies tersebut secara alami sudah memiliki wilayah jelajah yang terbatas sehingga sangat rentan terhadap kepunahan. "Tidak ada tempat lain yang bisa mereka tuju," kata Flacke.

"Wilayah jelajah mereka semakin menyempit, dan semakin sedikit ruang bagi mereka untuk berperilaku alami dan bereproduksi serta memenuhi kebutuhan ekosistem yang tersedia bagi mereka."

Selain menghadapi ancaman habitat mereka yang menyusut, kuda nil kerdil juga diburu untuk diambil dagingnya.

Namun, upaya untuk lebih memahami dan melindungi spesies yang terancam punah ini terus berlanjut. Kuda nil kerdil dilindungi secara hukum di keempat negara Afrika Barat yang menjadi wilayah jelajah mereka, meskipun tingkat penegakan hukumnya bervariasi.

"Pantai Gading mungkin yang paling siap untuk itu," kata Flacke.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Negara ini secara politik sangat stabil, dibandingkan dengan Liberia dan Sierra Leone, dan mereka memiliki lebih banyak sumber daya dan infrastruktur yang lebih baik."

Baca juga:

Meskipun telah dilakukan penelitian selama bertahun-tahun, baik di penangkaran maupun di alam liar, masih ada hal yang belum diketahui tentang cara hidup kuda nil kerdil.

Bogui melakukan penelitian di Taman Nasional Taï, yang merupakan hutan hujan primer terbesar yang dilindungi di Afrika Barat dan masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.

"Taman ini menawarkan habitat yang cocok untuk kuda nil kerdil, dengan makanan dan, yang terpenting, perlindungan – meskipun tidak dijamin 100%," katanya. Ia memperkirakan ada sekitar 800 hingga 1.000 ekor di sana saat ini.

Bogui mengatakan pemerintah Pantai Gading telah melakukan beberapa upaya konservasi, seperti menanam lebih banyak pohon dan membuat undang-undang untuk melindungi kuda nil kerdil.

Kuda nil kerdil Getty Images

Upaya pelestarian oleh masyarakat

Sementara itu, Liberia menyusun strategi nasional untuk konservasi spesies tersebut—negara pertama yang melakukannya—dengan dukungan organisasi nirlaba Fauna & Flora International pada tahun 2013.

Sejak saat itu, penelitian telah menunjukkan bahwa Taman Nasional Sapo, bagian terbesar dari ekosistem hutan Guinea Hulu yang masih utuh, merupakan benteng penting bagi spesies tersebut.

Neus Estela, spesialis teknis Fauna & Flora di Afrika Barat, mengatakan tujuan utama dari strategi konservasinya adalah untuk menghubungkan semua populasi kuda nil kerdil yang tersisa.

Untuk mewujudkannya, ia telah berkolaborasi dalam penilaian tingkat lanskap untuk mengidentifikasi koridor konservasi potensial di Liberia tenggara.

Kemiskinan dan korupsi tetap menjadi hambatan signifikan untuk mengatasi hilangnya habitat bagi spesies ini dan spesies terancam punah lainnya.

Ketika dewasa, bobot Moo Deng dapat mencapai 272 kg. Getty Images
Ketika dewasa, bobot Moo Deng dapat mencapai 272 kg.

Salah satu solusi yang tengah dikerjakan Fauna & Flora bersama pemerintah dan masyarakat di Liberia adalah membangun proyek di bawah skema konservasi hutan yang didukung PBB, REDD+, untuk membantu mengatasi pemicu deforestasi dan degradasi, sekaligus mendukung mata pencaharian masyarakat setempat dan menghormati hak atas tanah.

Flacke ingin melihat lebih banyak upaya konservasi yang melibatkan masyarakat setempat di Afrika Barat.

"Ada banyak minat dari masyarakat setempat. Mereka tahu bahwa kuda nil kerdil adalah spesies ikonik, mungkin spesies kunci bagi ekosistem.

Namun realitas konservasi adalah jika tidak ada infrastruktur dan sumber daya untuk mendukungnya, maka masyarakat akan kesulitan, tidak peduli seberapa antusias atau seberapa berdedikasinya mereka," katanya.

Baca juga:

Untuk mencoba mengatasi hal ini, sebuah proyek percontohan yang disponsori oleh Zoo Basel mendorong kaum muda pengangguran yang tinggal di dekat Hutan Gola di Sierra Leone dan Liberia untuk menjadi duta bagi spesies yang terancam ini.

Pygmy Hippo Foundation juga melatih penjaga hutan masyarakat di Taman Nasional Sapo untuk memantau dan melindungi populasi kuda nil kerdil.

Meskipun telah dilakukan penelitian selama bertahun-tahun, baik di penangkaran maupun di alam liar, masih ada hal yang belum diketahui tentang bagaimana kuda nil kerdil hidup.

Misalnya, Flacke berharap untuk mempelajari lebih lanjut tentang ukuran wilayah jelajah alami mereka, dan apakah mereka berperilaku sama ketika berada di alam liar dan di penangkaran, katanya.

Kuda nil kerdil juga kemungkinan memiliki peran penting dalam ekosistem lokalnya.

Para peneliti berspekulasi bahwa, seperti kuda nil biasa, kuda nil kerdil dapat membantu menyebarkan benih dan mendaur ulang nutrisi dengan menyebarkan kotoran dan bahkan mungkin merekayasa tepian sungai.

Taman Nasional Sapo di Liberia adalah salah satu tempat bagi populasi kuda nil kerdil yang tersisa. Getty Images
Taman Nasional Sapo di Liberia adalah salah satu tempat bagi populasi kuda nil kerdil yang tersisa.

ZSL (The Zoological Society of London) mengidentifikasi kuda nil kerdil sebagai prioritas konservasi pada tahun 2007 di bawah Program Edge of Existence, tetapi ZSL mengatakan kepada BBC Future bahwa mereka tidak lagi melakukan pekerjaan signifikan pada spesies ini.

Ada sekitar 450 kuda nil kerdil di penangkaran di seluruh dunia, kata Flacke.

Namun, keberadaan mereka di penangkaran dapat menarik perhatian ekstrem dari masyarakat. Itu dapat membuat stres atau bahkan berbahaya bagi makhluk yang pemalu tersebut.

Dalam beberapa minggu terakhir ketika viral, Moo Deng telah diganggu oleh beberapa pengunjung, yang menyebabkan keamanan ditingkatkan di sekitar kandangnya.

Bogui mencatat, meskipun kebun binatang merupakan cara untuk melestarikan spesies yang terancam punah, jauh lebih baik untuk menjaga habitat asli mereka tetap utuh.

Penilaian IUCN terbaru untuk kuda nil kerdil akan dilakukan tahun depan, dan Flacke memperkirakan bahwa jumlahnya akan turun lagi.

"Mereka masih ada di luar sana, kita tahu itu. Namun, pasti ada populasi di mana mereka tidak terlihat dalam 20 tahun, dan tidak ada jejak kaki, tidak ada kotoran, tidak ada bekas gigi. Ke mana mereka pergi? Ya, mereka menghilang," katanya.

Sementara Moo Deng memikat hati seluruh dunia, ribuan kuda nil kerdil lainnya tengah berjuang.

Versi bahasa Inggris dari artikel ini, Moo Deng: The shrinking habitat of the world's most celebrated hippo dapat Anda baca di laman BBC Future.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada