Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Gajah-gajah yang stres karena dikejar dan diusir manusia

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Gajah liar di kebun teh di Assam, India. Barcroft Media/Getty Images
Gajah di India terdiri dari 60% gajah di Asia.

Valparai, daerah perbukitan di India selatan terletak di zona konflik antarspesies, dalam hal ini, manusia dan gajah.

Pada Agustus 2017, seorang pria berusia 60 tahun terinjak sampai meninggal oleh gajah liar saat ia menghadiri pemakaman sepupunya. Penduduk setempat melakukan protes dan menuntut tindakan.

Baca juga:

Dua gajah yang telah dilatih digunakan untuk mengusir gajah betina kembali ke hutan.

Media lokal melaporkan lebih dari 100 warga desa menutup jalan raya untuk menyaksikan pengejaran dan pengusiran gajah yang berlangsung selama tiga jam.

Pada akhirnya, gajah itu mati dan tak ada alasan resmi mengapa gajah tersebut akhirnya mati.

Gajah liar di India menghadapi berbagai risiko termasuk tertabrak kereta. Roni Chowdhury/Getty Images
Gajah liar di India menghadapi berbagai risiko termasuk tertabrak kereta.

Baca juga:

Satu orang meninggal di India setiap hari akibat gajah atau macan, menurut data terakhir yang diumumkan pemerintah tahun lalu.

Gajah-gajah juga banyak yang dibunuh dan hewan yang selamat dari perburuan, tertabrak kereta cepat, diracun atau tersengat listrik, secara terus menerus dikejar dengan suara bising dan juga kendaraan-kendaraan yang disebut "pengejaran dengan kendaraan."

Langkah ini menyebabkan stres berkepanjangan bagi gajah liar Asia, menurut studi baru-baru ini.

Para peneliti memeriksa kotoran gajah yang dikejar dalam operasi pengejaran. Sreedhar Vijay Krishnan
Para peneliti memeriksa kotoran gajah yang dikejar dalam operasi pengejaran.

Para peneliti dari Institute Sains Nasional di Bengaluru, India selatan, yang melakukan studi ini menggunakan kotoran gajah.

Selama lebih dari enam bulan, Sreedhar Vijay Krishnan dan rekan-rekannya mengumpulkan lebih dari 294 sampel dari 69 gajah liar di Valparai, di pegunungan Western Ghats.

Mereka meneliti kotoran gajah yang dikejar dalam operasi "pengejaran dengan kendaraan."

Para peneliti memeriksa tingkat hormon yang disebut glucocorticoid.

Semakin tinggi hormon glucocorticoid, berarti gajah semakin stres. Sreedhar Vijay Krishnan
Semakin tinggi hormon glucocorticoid, berarti gajah semakin stres.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Binatang yang stres mengeluarkan glucocorticoids. Hormon ini dilepaskan di sistem sirkulasi darah dan terbuang melalui kencing dan kotoran.

Sanjeeta Sharma Pokharel, seorang peneliti dari Pusat Ekologi Sains, mengatakan mengukur glucocorticoids dengan menggunakan kotoran segar hewan merupakan cara yang lebih etis dalam mempelajari tingat stres gajah.

Cara lain termasuk menggunakan sampel darah namun mengumpulkan binatang juga akan meningkatkan stres.

Studi ini menunjukkan tingkat stres gajah yang tinggal di kawasan yang didominasi manusia sama saja dengan hewan-hewan yang tinggal di hutan Vazhachal yang tak terganggu.

Namun, gajah-gajah ini tak dapat beradaptasi dengan stres akibat pengajaran dengan kendaraan.

Pengajaran dengan cara ini menggunakan suara bising guna mengusir gajah, termasuk menggunakan genderang, klakson dan mercon.

Cara ini merupakan penyebab utama terjadinya stres, kata Sreedhar.

Setelah dikejar, gajah dewasa mengalami peningkatan stres sampai 40% lebih tinggi.

Setelah dikejar dan diusir, gajah dewasa dan bayi gajah semakin stres. DIPTENDU DUTTA/Getty Images
Setelah dikejar dan diusir, gajah dewasa dan bayi gajah semakin stres.

Bayi-bayi gajah yang paling mengalami dampak terparah dengan peningkatan stres 100%.

Gajah liar di jalan raya India yang menyelamatkan diri akibat banjir di Assam, India. Barcroft Media/Getty Images
Sekitar 225 gajah mati di India antara 2001-2014.

"Interaksi negatif seperti ini yang menyebabkan stres dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup gajah dan reproduksi," kata Vijayakrishnan.

Studi, yang diterbitkan di Perbandingan Endokrinologi, menyerukan langkah yang lebih proaktif dalam mengusir gajah dan meminimalkan gangguan manusia serta menciptakan tempat sehingga gajah bisa bergerak bebas.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada