Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

AS loloskan obat ‘fenomenal’, diklaim bisa sembuhkan pengidap malaria kambuhan

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
nyamuk Science Photo Library
Nyamuk yang terinfeksi parasit malaria dapat membawa parasit itu dan menjangkiti manusia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) meloloskan obat baru bernama tafenoquine yang diklaim bisa menyembuhkan pengidap kambuhan suatu jenis penyakit malaria.

Sejumlah ilmuwan merujuk obat tersebut sebagai "pencapaian fenomenal" mengingat jenis malaria yang dilawannya bisa bertahan di organ hati pengidap selama bertahun-tahun dan dapat kambuh sewaktu-waktu.

Baca juga:

Jenis malaria yang dimaksud adalah Plasmodium vivax—salah satu dari empat jenis malaria paling umum di luar kawasan Sub-Sahara Afrika.

Tiga jenis lainnya adalah Plasmodium falciparum, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae.

Malaria jenis Plasmodium vivax tercatat telah menyebabkan 8,5 juta orang jatuh sakit setiap tahun.

Baca juga:

Anak-anak yang dijangkiti parasit ini kerap sakit sehingga sering absen dari sekolah. Kondisi kesehatan mereka lemah setiap kali penyakit ini kambuh.

Tanpa mereka sadari, tubuh mereka pun menjadi wadah bagi penyakit ini. Sebab, ketika seekor nyamuk menggigit tubuh mereka saat parasit tersebut sedang bangkit, parasit itu bisa terbawa dan menjangkiti orang lain.

Solusi memutus siklus tersebut bisa tercapai berkat obat tafenoquine yang diloloskan FDA. Obat itu diklaim dapat mengalahkan semua parasit Plasmodium vivax di organ hati manusia.

Sebelumnya, ada obat yang juga bisa digunakan untuk memerangi malaria di dalam hati bernama primaquine.

Tapi tidak seperti tafenoquine yang bisa diminum satu kali, primaquine kerap harus dikonsumsi selama 14 hari.

Sejumlah pakar khawatir banyak orang akan berhenti mengonsumsi obat tersebut setelah beberapa hari ketika kondisi tubuh mereka membaik sebab parasit malaria bisa bangkit di kemudian hari.

tombatu, malaria BBC
Sejumlah daerah di Indonesia merupakan wilayah endemis malaria, seperti di Kecamatan Tombatu, yang terletak sekitar 90 km dari Manado. Pada 2015 lalu, tercatat ada 25 kasus malaria terjadi setiap bulannya di sini.

Perlu kewaspadaan

FDA menyatakan tafenoquine tergolong efektif dan menyetujui penggunaannya di Amerika Serikat. Meski demikian, badan tersebut mewanti-wanti bahwa perlu ada kewaspadaan soal efek samping.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Misalnya, orang-orang yang mengalami masalah enzim atau disebut kekurangan G6PD, dianjurkan tidak mengonsumsi obat ini karena bisa menyebabkan anemia parah.

FDA menyarankan khalayak menjalani uji medis untuk mengetahui apakah mereka mengalami masalah enzim sebelum mengonsumsi tafenoquine.

Ada pula kekhawatiran bahwa dosis tinggi bisa menimbulkan masalah bagi orang-orang yang mengalami masalah psikis.

Bagaimanapun, dibarengi dengan kelambu dan langkah pencegahan lainnya, diharapkan malaria jenis vivax dapat diberantas.

"Kemampuan tafenoquine memberantas parasit ini di organ hati dengan satu kali dosis merupakan pencapaian fenomenal. Dalam benak saya, ini mewakili kemajuan paling signifikan dalam pengobatan malaria dalam 60 tahun terakhir," kata Prof Ric Price, dari Universitas Oxford, kepada BBC.

Sementara itu, Dr Hal Barron selaku direktur riset dan pengembangan GSK—perusahaan yang membuat obat tersebut, mengatakan:

"Disetujuinya Krintafel (merk dagang tafenonquine), pengobatan baru pertama untuk malaria Plasmodium vivax selama lebih dari 60 tahun, adalah tonggak bersejarah signifikan bagi orang-orang yang hidup dengan malaria kambuhan.

"Bersama mitra kami, Medicines for Malaria Venture, kami meyakini Krintafel akan menjadi obat penting bagi pasien pengidap malaria dan bisa berkontribusi untuk upaya memberantas penyakit ini."

Tafenonquine sejatinya sudah ada sejak 1970an. Namun, setelah bekerja sama dengan Medicines for Malaria, GSK mengubah obat ini sehingga bisa memerangi parasit malaria di organ hati.

Langlah selanjutnya, obat ini harus ditinjau segenap regulator di berbagai negara tempat malaria jenis Plasmodium vivax berkembang biak dan menimbulkan masalah serius.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada