Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Bangladesh pindahkan ribuan pengungsi Rohingya ke pulau terpencil, 'Saya ditangkap dan dibawa ke sini'

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
A navy ship carries Rohingya to Bhasan Char island in Chattogram, Bangladesh, December 4, 2020. Reuters
Sebuah kapal Angkatan Laut Bangladesh membawa pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char pada Jumat (04/12).

Pihak berwenang Bangladesh mulai memindahkan ribuan pengungsi Roingya ke pulau terpencil meskipun ada kekhawatiran tentang keamanan mereka.

Sekitar 1.600 pengungsi dipindahkan ke Pulau Bhasan Char, sebuah pulau yang rentan diterjang banjir di Teluk Bengal, pada Jumat (04/12), menurut laporan kantor berita Reuters.

Baca juga:

Bangladesh mengatakan semua pengungsi yang dipindahkan telah memberikan persetujuan.

Namun, kelompok pegiat hak asasi manusia telah menyuarakan keprihatinan bahwa banyak yang dipindahkan ke pulau itu di luar keinginan mereka.

Pengungsi Rohingya di Bangladesh mengatakan kepada BBC pada Oktober bahwa mereka tidak ingin dipindahkan ke pulau itu.

A bird's eye view of the red roofed houses. Started in 2018, a total 1440 homes have been built with adjacent kitchens and bathrooms to be shared between several families BBC
Pemandangan luas dari bangunan beratap merah yang akan ditinggali pengungsi di Pulau Bhasan Char. Dimulai pada tahun 2018, total 1.440 rumah telah dibangun dengan dapur dan kamar mandi yang berdekatan untuk digunakan bersama oleh beberapa keluarga

Baca juga:

Kelompok pegiat HAM, Human Rights Watch, mengatakan mereka telah mewawancarai 12 keluarga yang namanya ada dalam daftar pengungsi yang dipindahkan. Para pengungsi itu mengatakan bahwa mereka tidak secara sukarela pergi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan telah diberikan "informasi terbatas" tentang relokasi dan tidak terlibat dengan relokasi itu.

Menteri Luar Negeri Bangladesh Abdul Momen mengatakan pada Kamis (03/12) malam bahwa pemerintah "tidak akan membawa siapa pun ke Bhasan Char secara paksa. Kami mempertahankan posisi ini".

Para pengungsi Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar setelah tindakan keras militer yang dimulai tiga tahun lalu di mana para penyelidik PBB mengatakan sebanyak 10.000 orang tewas dan lebih dari 730.000 terpaksa mengungsi.

Setelah itu, ratusan ribu pengungsi Rohingya tinggal di Cox's Bazar, kamp pengungsi yang luas di negara tetangga Bangladesh.

A Rohingya refugee family stands by their makeshift home in Bangladesh Getty Images
Puluhan ribu pengungsi Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh.

'Saya ditangkap dan dibawa ke sini'

Pada hari Kamis (03/12), seorang pria berusia 31 tahun mengatakan kepada Reuters sambil menangis melalui telepon saat dia naik bus dari Cox's Bazar: "Mereka telah membawa kami ke sini dengan paksa. Tiga hari yang lalu, ketika saya mendengar bahwa keluarga saya ada dalam daftar, saya melarikan diri dari blok, tapi kemarin saya ditangkap dan dibawa ke sini. "

Mohammad Shamsud Douza, wakil pejabat pemerintah Bangladesh yang bertanggung jawab atas pengungsi, mengatakan relokasi itu bersifat sukarela.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Mereka pergi ke sana dengan senang hati. Tidak ada yang dipaksa. Pemerintah telah mengambil semua langkah untuk menangani bencana, termasuk kenyamanan hidup dan mata pencaharian mereka," katanya.

Sementara itu, Rashida Khatun, 55, mengatakan kepada BBC pada Oktober lalu bahwa anaknya termasuk dalam 300 pengungsi pertama yang dikirim ke Pulau Bhasan Char tanpa persetujuan mereka awal tahun ini, setelah terombang-ambing di laut dalam upaya melarikan diri dari Bangladesh.

Ketika reporter BBC mengunjungi pulau itu pada Oktober, kami tidak diberi akses untuk bertemu dengan pengungsi yang tinggal di sana.

In 2018, the authorities began building on Bhasan Char BBC
Pada tahun 2018, pihak berwenang mulai membangun pulau Bhasan Char yang baru muncul

The construction of 1440 houses and a huge tidal surge barrier began in 2018 BBC
Pembangunan 1.440 rumah bagi pengungsi Rohingya dan penghalang gelombang pasang besar dimulai pada 2018

Otoritas Bangladesh telah membangun di pulau itu selama tiga tahun, dengan biaya US$350 juta atau sekitar Rp5,1 triliun.

Tujuan mereka adalah merelokasi lebih dari 100.000 pengungsi untuk meredakan ketegangan di dalam kamp-kamp di Bangladesh.

Awal tahun ini, Amnesty International merilis laporan tentang kondisi yang dihadapi oleh 306 pengungsi Rohingya yang sudah tinggal di pulau itu.

Laporan tersebut berisi dugaan kondisi kehidupan yang tidak higienis dalam ruangan sempit, terbatasnya fasilitas makanan dan perawatan kesehatan, kurangnya telepon agar pengungsi dapat menghubungi keluarga mereka, serta kasus pelecehan seksual oleh TNI AL dan pekerja lokal yang melakukan pemerasan.

Komodor Abdullah al Mamum Chowdhury, juru bicara Angkatan Laut, membantah tuduhan tersebut.

"Kami merawat mereka sebagai tamu kami," katanya.

"Mereka diberi makanan yang layak dan akses ke semua fasilitas."

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada