Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Jumlah burung-burung di dunia kini sekitar 50 miliar ekor, bagaimana cara menghitungnya?

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
burung Getty Images
Burung gereja jadi pemandangan biasa di desa dan taman-taman.

Sedikitnya terdapat 50 miliar ekor burung di seluruh dunia, demikian menurut perhitungan terkini.

Dari total itu, burung gereja (house sparrows) berjumlah sekitar 1,6 miliar ekor.

Baca juga:

Sedangkan tiga spesies, yaitu jalak eropa (european starling), layang-layang asia (barn swallow) dan camar paruh cincin (ring-billed gull) - juga masing-masing berjumlah lebih dari semiliar ekor.

Namun, sebagian besar spesies burung yang masih hidup kini sudah tergolong langka, satu per sepuluh spesies burung kini jumlahnya tinggal kurang dari 5.000 ekor.

Maka, mengetahui jumlah populasi burung di seluruh dunia ini akan membantu upaya pelestarian mahluk bersayap itu dari kepunahan, demikian tim peneliti dari Universitas New South Wales di Sydney, Australia.

Starling murmuration over Gretna Green Getty Images
Starling murmuration over Gretna Green

Baca juga:

"Kami habiskan banyak waktu dan dana selama menghitung jumlah spesies burung selama ini, namun kita perlu betul-betul berpikir bagaimana memperhatikan keanekaragaman biota di planet yang kita sama-sama huni," kata peneliti Dr Corey Callaghan kepada BBC News.

Menghitung jumlah burung di dunia merupakan tugas yang rumit, tanpa ada jawaban yang pasti.

Perkiraan di masa lalu terdapat 200 hingga 400 miliar burung dari antara 10.000 hingga 13.000 spesies.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim peneliti di Australia itu menganalisis 9.700 spesies burung yang masih hidup (termasuk semua burung peliharaan) dengan menggunakan data yang direkam oleh para pemerhati burung di basis data online, ebird, selama sepuluh tahun terakhir.

burung Getty Images
burung layang-layang asia

Mereka menyempurnakan data dengan menggunakan permodelan dan informasi dari para ahli di lapangan untuk menghasilkan perkiraan yang lebih akurat.

Studi tim tersebut, yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, menunjukkan bahwa sebagian besar burung ditemukan di belahan dunia utara, yaitu Eropa, Asia Utara, Afrika Utara, sebagian kawasan Semenanjung Arab, dan Amerika Utara.

Sebaliknya, jarang sekali ditemukan burung di Madagaskar dan Antartika.

"Data sains warga akan memainkan peran yang mendasar di masa depan dalam memantau keanekaragaman biota," kata Dr Callaghan.

Ikuti Helen di Twitter.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada