Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Tim MER-C Indonesia Sudah Mulai Bertugas di RS Indonesia di Gaza

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Tim MER-C Indonesia Sudah Mulai Bertugas di RS Indonesia di Gaza
Iklan

Tim Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) gelombang kelima asal Indonesia akhirnya sudah bisa berdinas di Rumah Sakit Indonesia, di Bait Lahiya, utara Jalur Gaza. Tim MER-C tiba di lokasi pada akhir pekan lalu bersama konvoi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Terus terang senang dan bahagia karena dokter Indonesia bisa masuk ke utara Gaza dan bisa bekerja di Rumah Sakit Indonesia,” ujar Ketua Presidium MER-C dokter Sarbini Abdul Murad. "Begitu lama yang mereka lakukan dalam proses perjalanan karena harus lewat checkpoint, harus mendapatkan lampu hijau dari Israel,” tambahnya.

Perjalanan panjang dan berat

Baca juga:

Salah satu relawan MER-C Reza Aldilla melaporkan, selama perjalanan, tim itu melewati jalan yang sudah rusak dan gedung-gedung yang hancur.

”Tim MER-C beberapa kali berhenti untuk pemeriksaan di check point. Kemudian juga sempat berhenti di Rumah Sakit Shifa selama dua jam, untuk menunggu pemberitahuan bahwa tim mereka aman melanjutkan perjalanan,” paparnya.

Tiba di GazaUtara, ketujuh relawan MER-C yang terdiri dari empat dokter spesialis, satu liaison officer, satu relawan nonmedis dan satu relawan lokal langsung berkoordinasi dengan Direktur RS Indonesia, dr. Marwan Al-Sultan.

Baca juga:

Selama di Gaza Utara, mereka menginap di RS Indonesia, mengingat Wisma dr. Joserizal, tempat yang seharusnya disediakan untuk menginap masih dalam kondisi rusak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Langsung bertugas ketika tiba, tim MER-C yang dipimpin oleh dr. Dany K. Ramdhan, SpBS menceritakan kondisi RS tersebut: ”Rumah Sakit Indonesia di Gaza tetap beroperasi, bahkan tetap berjalan meski listrik mati saat mengoperasi pasien. Selain itu, karena daya listrik naik turun, peralatan medis di sana cepat rusak,” ujarnya.

Langsung bertugas

Tim yang baru tiba itu langsung membantu tenaga medis lokal menangani korban luka-luka, karena ketika baru saja tiba, kembali terjadi serangan. "Ada penyerangan di Jabaliya, ada beberapa korban, satu syahid,” papar liaison officer Tim Emergency Medical Team, (EMT) MER-C, Marissa Noriti.

Tim akan bertugas selama kurang lebih satu bulan di RS Indonesia untuk membantu pelayanan medis bagi para pasien, serta evaluasi lanjutan kondisi RS Indonesia. Sementara tiga relawan MER-C lainnya masih bertugas di Gaza bagian Tengah.

Sementara itu, MER-C sendiri sudah mengirimkan lima tim EMT bertahap dan rotasi ke Jalur Gaza, dengan total relawan sebanyak 34 orang.

Tim MER-C sampai saat ini menjadi satu-satunya tim dari Indonesia yang masuk dan bertugas di dalam Gaza, memberikan pelayanan medis di sejumlah rumah sakit dan klinik yang masih berfungsi sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan Palestina dan Badan Kesehatan Dunia (WHO). (ap/as)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada