Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Paus Fransiskus Minta Rezim di Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Paus Fransiskus Minta Rezim di Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi
Iklan

Paus Fransiskus menyerukan pembebasan mantan pemimpin Myanmar dan penerima Nobel Perdamaian yang ditahan, Aung San Suu Kyi. Vatikan juga menawarkan suaka untuk anak lelaki Aung San Suu Kyi. "Vatikan adalah tempat yang aman," kata Paus dalam percakapannya baru-baru ini dengan komunitas Jesuit di Asia.

"Saya meminta pembebasan Aung San Suu Kyi dan siap menerima putranya di Roma. Saya menawarkan perlindungan di Vatikan dan akan menerimanya di wilayah kami,” katanya dalam percakapan pribadi selama tur 12 hari di Asia Tenggara baru-baru ini. Paus Fransiskus antara lain berkunjung ke Masjid Istiqlal di Jakarta.

Baca juga:

Aung San Suu Kyi telah ditahan oleh militer sejak pemerintahannya digulingkan dalam kudeta tahun 2021. Tidak jelas di mana wanita berusia 78 tahun yang sangat populer itu ditahan atau apakah dia diizinkan menerima pengunjung. Paus Fransiskus yang sekarang berusia 87 tahun pernah mengunjungi Myanmar pada Desember 2017.

Dipenjara total selama 27 tahun

Harian Italia Corriere della Sera menerbitkan kabar itu hari Selasa (24/9) dalam sebuah artikel yang ditulis Pastor Antonio Spadaro, seorang imam Jesuit yang berbasis di Roma yang menghadiri pertemuan tersebut dan menulis tentang pertemuan itu dengan izin Paus.

"Masa depan (Myanmar) harus berupa perdamaian, berdasarkan penghormatan terhadap martabat dan hak semua orang, penghormatan terhadap tatanan demokrasi yang memungkinkan setiap orang berkontribusi demi kebaikan bersama,” kata Paus Fransiskus seperti dikutip Spadaro.

Baca juga:

Aung San Suu Kyi adalah putri pahlawan kemerdekaan Myanmar Aung San, yang mengenyam pendidikan di Inggris dan telah dipenjara di Myanmar selama total 27 tahun. Dia dipenjara dengan berbagai tuduhan, mulai dari pengkhianatan dan penyuapan hingga pelanggaran undang-undang telekomunikasi dan manajemen bencana, namun ia membantahnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para pendukungnya mengatakan, kasus-kasus yang dituduhkan tersebut bermotif politik untuk menjauhkannya dari publik, dan meredam kekuatan pro-demokrasi. Rezim militer di Myanmar bersikukuh bahwa Aung San Suu Kyi telah menjalani proses pengadilan seperti yang semestinya.

Myanmar di tengah 'perang saudara'

Pada hari Selasa, sebuah sumber yang mengetahui kasus-kasus hukum Aung San Suu Kyi sebelumnya, namun menolak disebutkan namanya, mengatakan bahwa pengacara Suu Kyi tidak memiliki akses kepadanya untuk menyampaikan pesan apa pun.

Setelah satu dekade demokrasi dan reformasi ekonomi yang tentatif, Myanmar kini terjebak dalam "perang saudara", antara gerakan perlawanan bersenjata yang bersekutu dengan separatis etnis minoritas, dan militer yang telah kehilangan kendali di sebagian besar wilayah negara itu.

PBB pekan lalu melaporkan, pemerintah militer di Myanmar telah meningkatkan aksi pembunuhan dan penangkapan dalam upaya untuk membungkam lawan politik mereka ,dalam konflik yang terus meningkat. Tetapi militer Myanmar berkilah, mereka memerangi "teroris” yang bertekad menghancurkan negara itu.

hp/as (reuters, afp)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada