Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Kapal Perang Jerman Berlabuh di Jakarta, Mau Apa?

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Kapal Perang Jerman Berlabuh di Jakarta, Mau Apa?
Iklan

Dua kapal milik Angkatan Laut Jerman yakni kapal perang fregat FGS Baden-Württemberg F222 dan kapal pendukung tempur dan pengisi bahan bakar FGS Frankfurt am Main tiba dan bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada Kamis (26/09).

Kedua kapal ini dijadwalkan berlabuh di Jakarta dari 26 hingga 29 September 2024. Duta Besar Jerman untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste, Ina Lepel, mengatakan kedatangan kedua kapal milik AL Jerman ini adalah bagian dari diplomasi dan dialog keamanan.

Baca juga:

"Tujuan dari penempatan di Indo-Pasifik ini adalah untuk berada di sini, untuk menunjukkan kehadiran kami dan untuk menunjukkan bahwa kami tertarik dengan apa yang terjadi di kawasan ini," kata Ina Lepel dalam konferensi pers di Tanjung Priok, Jakarta.

Pada kesempatan yang sama Arsena Pangkoarmada RI, Laksamana Pertama TNI Dadang Somantri, mengatakan, kehadiran kedua kapal ini menandai kerja sama yang baik antara Angkatan Laut Indonesia dan Jerman.

Mau apa kapal perang Jerman di Jakarta?

Komandan fregat FGS Baden-Württemberg, Admiral Axel Schulz, mengatakan kehadiran mereka di Indonesia adalah untuk beroperasi dan berlatih bersama, dan bertukar pandangan.

Baca juga:

"Bagi kami, penting untuk menjaga dan membentuk aturan tatanan ruang internasional bersama-sama dan menunjukkan di lapangan bahwa kami bersama dengan kawan, sekutu, dan mitra kami," kata Admiral Schulz.

Seperti diketahui, ketegangan di kawasan Indo-Pasifik, khususnya di Perairan sibuk Laut Cina Selatan, meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini.

Sejumlah negara meningkatkan pertahanan militer mereka, salah satunya Singapura yang baru saja menerima 2 kapal selam yang mereka beli.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Dalam siaran pers yang diterima DW Indonesia, Kedutaan Jerman di Jakarta menulis, tahun ini Indo-Pacific Deployment (IPD24) menjadi operasi paling rumit yang pernah dilaksanakan oleh Angkatan Laut Jerman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam rangka IPD24, dua kapal Jerman yaitu fregat FGS Baden-Württemberg dan kapal pengisi bahan bakar FGS Frankfurt am Main melayari Samudra Pasifik dan Hindia dari bulan Juni hingga November 2024.

"Indo-Pacific Deployment 2024 menegaskan komitmen Jerman terhadap kebebasan dan keamanan jalur pelayaran dan peningkatan kerja sama keamanan maritim dengan sahabat-sahabat Jerman di Asia Tenggara, termasuk Indonesia," ujar Duta Besar Jerman untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor-Leste, Ina Lepel.

Keunggulan fregat FGS Baden-Württemberg F222

Berdasarkan informasi yang diterbitkan oleh Angkatan Laut Jerman, fregat FGS Baden-Württemberg F222 adalah kapal perang dengan panjang 149,5 meter dan lebarnya 18,8 meter.

Kapal ini dapat ditempatkan di secara global dan dalam jangka panjang. Kapal ini mampu beroperasi secara independen dari pelabuhan asal mereka hingga dua tahun.

Kapal ini juga membutuhkan waktu untuk perawatan yang lebih singkat. Selain itu, otomatisasi dan digitalisasi memungkinkan kapal ini dioperasikan dengan lebih sedikit awak kapal yakni 126 personal, dibandingkan dengan lebih dari 200 orang di fregat lain.

Kapal pendukung tempur berfasilitas lengkap

Sementara kapal pendukung tempur dan pengisi bahan bakar FGS Frankfurt am Main mampu mengangkut 230 ton perbekalan, amunisi, dan 9.500 m3 bahan bakar. Dengan kemampuan membawa 1.300 m³ air tawar di dalamnya, kapal ini juga dapat mengolah air laut menjadi air minum berkualitas.

Kapal dengan panjang 174 meter dan lebar 24 meter ini antara lain dilengkapi dengan 4 radar navigasi dan 4 buah senjata mesin jenis MG5 7,62-mm. Jumlah awak permanen di kapal ini mencapai 161 orang.

Kapal pendukung ini juga punya fasilitas rumah sakit bedah angkatan laut yang meliputi dua ruang operasi, laboratorium, satu tempat praktik dokter gigi, satu apotek, sistem sinar-X, dan di dalam kapal, 43 tempat tidur rumah sakit, termasuk dua tempat tidur resusitasi dan perawatan intensif.

Liputan dari Jakarta oleh Algadri Muhammad dan Iryanda Mardanuz

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada