Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

"Kakek Roti" di Berlin: Bagi-bagi Roti untuk Orang yang Membutuhkan

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Iklan

Pernahkah kamu melihat makanan melimpah di sebuah kedai dan berpikir bagaimana nasib makanan tersebut jika tidak laku terjual?

Di sisi lain mungkin kamu juga teringat bahwa masih ada orang yang kesulitan untuk mendapatkan makanan atau kelaparan. Kisah dari Berlin, Jerman ini mungkin bisa jadi inspirasi.

Baca juga:

"Kakek Roti", itulah julukan bagi Müslüm Aydin di daerah tempat tinggalnya di Berlin. Pria ini setiap harinya mengumpulkan roti sisa dari toko roti dan memberikannya kepada mereka yang membutuhkan. Dengan troli belanjaannya ia melewati jalanan Hermannstraße, Sonnenallee, dan Kottbuser Damm di Berlin. Bukan hanya sekali atau dua kali, aksinya membagikan roti ini telah ia lakukan sejak 11 tahun lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Müslum mengatakan, sebelumnya ia pernah melihat seorang tukang roti membuang roti — hal yang menurutnya tidak masuk akal mengingat tidak sedikit orang yang kelaparan."Saya tahu artinya lapar," kata pria asal Turki ini. Ia tak pandang bulu akan siapa yang meminta makanan, "yang penting adalah saya memberi mereka makanan dan mereka mengucapkan terima kasih. Dan wajah mereka sedikit lebih senang," tuturnya. Dilansir BZ Berlin, Müslüm mendapatkan penghargaan dari wali kota distrik Neukölln atas kerja suka relanya ini.

Adakah "Kakek Roti" di sekitarmu?

Baca juga:

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada