Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Benarkah Susu Nabati Lebih Sehat dan Ramah Lingkungan?

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Benarkah Susu Nabati Lebih Sehat dan Ramah Lingkungan?
Iklan

Dengan 75% populasi global yang intoleran laktosa dan meningkatnya kekhawatiran terhadap kelestarian lingkungan, susu nabati dinilai sebagai alternatif layak untuk produk susu dalam beberapa tahun terakhir. Ini adalah industri global senilai US$20 miliar, dengan penjualan yang diprediksi meningkat lebih dari dua kali lipat pada dekade berikutnya.

Produk alternatif bebas susu hewani adalah segmen pasar produk berbahan baku tanaman terbesar di Amerika Serikat, dengan penjualan sebesar $2,9 miliar tahun lalu. Cakupan pasar minuman susu berbahan baku tanaman itu mencakup hampir 15% dari total penjualan susu. Pada 2023, hampir separuh dari seluruh rumah tangga AS membeli produk susu nabati.

Baca juga:

Namun, dalam studi terbaru terhadap 219 alternatif susu nabati, para ilmuwan di Pusat Koordinasi Nutrisi Universitas Minnesota menemukan bahwa produk ini mengandung lebih sedikit nutrisi daripada susu sapi. Termasuk lebih sedikit kalsium atau vitamin D.

Jejak karbon susu nabati lebih rendah

Emisi gas rumah kaca rata-rata per liter dari produksi susu kedelai, gandum, almond, spelt, kacang polong, dan kelapa adalah 62-78% lebih rendah daripada yang terkait dengan susu sapi, menurut penulis studi berjudul Susu dan Susu Nabati: Implikasi bagi Nutrisi dan Kesehatan Planet.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Baca juga:

Namun, jenis susu apa yang terbaik untuk planet dan tubuh kita?

"Agak sulit dan rumit untuk menjawab pertanyaan mana yang terbaik," kata Brent Kim, peneliti di Johns Hopkins Center for a Livable Future dan salah satu penulis studi tersebut.

"Apakah yang kita maksud adalah dampak terkecil bagi perubahan iklim? Apakah maksudnya adalah susu yang paling bergizi, susu yang paling terjangkau, atau mungkin kita lebih peduli tentang berapa banyak air tawar yang digunakan untuk memproduksi susu tersebut? Atau mungkin berapa banyak lahan pertanian yang harus dipakai untuk memproduksi susu tersebut?"

Yang jelas adalah bahwa makanan nabati memiliki jejak karbon yang jauh lebih rendah. Menurut Kim, meskipun pengemasan dan pengangkutan menyebabkan sebagian emisi, sebagian besar emisi telah dihasilkan sebelum tanaman meninggalkan pertanian.

Kompromi untuk lingkungan

Namun, ada juga kompromi lingkungan yang berbeda dalam hal susu nabati. Meskipun susu almond lebih baik dibandingkan susu sapi dalam hal emisi gas rumah kaca, susu almond tidak terlihat begitu bagus jika Anda memperhitungkan jejak airnya. Susu almond adalah susu nabati yang paling banyak terjual di AS, mencakup tiga perempat dari keseluruhan penjualan.

Kim mengatakan salah satu pilihan yang lebih baik adalah susu yang terbuat dari protein kacang polong, dengan alasan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dan kadar protein yang baik.

"Dan jika kita khawatir tentang penggunaan air tawar, yang seharusnya kita khawatirkan, susu almond memiliki salah satu jejak air terkecil dari semua jenis susu," katanya. Ia menambahkan bahwa susu kedelai juga memenuhi semua kriteria ini.

Beberapa penelitian menunjukkan kedelai punya dampak iklim yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kacang polong. Namun, susu yang terbuat dari protein kacang polong belum tersedia secara luas.

Jadi, susu mana yang terbaik?

Dengan semua merek dan jenis yang berbeda di pasaran, apa mungkin untuk mengatakan mana yang terbaik?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Itu sulit, kata Abby Johnson, Direktur Asosiasi Pusat Koordinasi Nutrisi di Sekolah Kesehatan Masyarakat, Universitas Minnesota dan penulis utama studi yang mengamati lebih dari 200 susu nabati yang berbeda.

"Ada banyak variabilitas. Setiap susu nabati, tampaknya, diformulasikan secara berbeda," katanya.

Produk susu dianggap sebagai sumber yang baik untuk memenuhi tiga dari lima nutrisi yang perlu diperhatikan, yakni kalsium, kalium, dan vitamin D.

"Pola makan rata-rata orang Amerika jauh melebihi jumlah protein yang mereka butuhkan untuk diet sehat," kata Kim. Namun, protein susu tambahan itu penting bagi beberapa kelompok.

"Khususnya untuk anak-anak yang sedang tumbuh, terutama di daerah yang masyarakatnya kesulitan mendapatkan berbagai jenis makanan, produk susu sangat penting karena menyediakan protein dalam jumlah yang baik," kata Becky Ramsing, ahli nutrisi kesehatan masyarakat, ahli diet terdaftar, dan pejabat program senior di Johns Hopkins Center for a Livable Future.

"Gandum belum tentu mengandung protein tinggi," tambahnya. Dan jangan terkecoh dengan anggapan bahwa susu almond mengandung protein tinggi karena terbuat dari kacang-kacangan.

Baca kandungan nutrisinya!

"Anda tidak bisa begitu saja mengambil susu nabati dari rak, dan berasumsi bahwa susu itu cocok. Setiap orang berbeda," kata Ramsing. Penting untuk membaca label nutrisi agar tahu lebih pasti kandungan dalam produk tersebut.

Ramsing mengatakan, ia mengalaminya sendiri ketika mengetahui susu kedelai favoritnya tidak diperkaya dengan kalsium. Dan Anda mungkin akan terkejut mengetahui seberapa banyak kandungan gula tambahan dalam susu tersebut.

Namun salah satu keuntungan susu nabati dibandingkan susu sapi adalah serat ekstra. Johnson mengatakan, ada beberapa jenis susu nabati yang menyediakan lebih dari 10% dari nilai harian serat, sedangkan susu sapi tidak mengandung serat sama sekali.

Di sisi lain, susu sapi kaya akan vitamin B2 atau riboflavin yang penting untuk pertumbuhan sel dan produksi energi, serta fosfor yang penting untuk tulang dan gigi.

Namun, Anda tetap dapat minum jenis susu nabati jika bisa memperoleh nutrisi dari sumber lain, kata Johnson.

"Makanlah makanan yang beragam dengan banyak buah dan sayuran dan Anda tidak perlu khawatir kekurangan vitamin B2 atau fosfor," katanya. "Susu nabati jelas dapat menjadi bagian dari pola makan yang sehat."

Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada