Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Kematian George Floyd Akibat Dicekik Polisi Minneapolis AS, Picu Kemarahan Warga

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Kematian George Floyd Akibat Dicekik Polisi Minneapolis AS, Picu Kemarahan Warga
Iklan

Kematian seorang pria Afrika-Amerika, George Floyd, akibat lehernya dicekik oleh polisi di Minneapolis, Amerika Serikat (AS), memicu kemarahan warga. Protes atas dugaan pelanggaran hak sipil federal yang berlangsung hingga hari kedua pada Rabu (27/5) malam, berujung tembakan gas air mata dan peluru karet oleh petugas keamanan.

Keluarga korban menuntut agar para polisi yang terlibat didakwa dengan pembunuhan. Saudara perempuan korban, Bridgett Floyd menuntut penangkapan terhadap empat petugas polisi berkulit putih yang terlibat atas tindakan tersebut.

Baca Juga:

"Saya ingin para polisi itu didakwa melakukan pembunuhan, karena memang itulah yang mereka lakukan," ujar Floyd di televisi NBC.

"Mereka membunuh saudaraku ... Mereka seharusnya dipenjara karena pembunuhan."

“Aku tidak bisa bernapas”

Kemarahan publik pecah setelah beredar video yang memperlihatkan seorang polisi menahan George Floyd, pada Senin (25/05), sambil mencekik lehernya dengan lutut dan membuatnya kesulitan bernapas.

Baca Juga:

"Lututmu di leherku. Aku tidak bisa bernapas ... Bu. Bu," pinta Floyd.

Setelahnya, Floyd menjadi kaku dan tidak bergerak, bahkan ketika petugas memintanya untuk "bangun dan masuk ke dalam mobil.'' Floyd dibawa ke rumah sakit dan kemudian dinyatakan meninggal.

Rekaman video lain dari kamera keamanan restoran terdekat, tidak menunjukkan indikasi bahwa Floyd melakukan perlawanan ketika polisi menahannya atas dugaan mencoba menggunakan uang kertas palsu senilai $ 20 dolar atau setara Rp 295 ribu, untuk pembelian di sebuah toko swalayan.

Keempat petugas yang terlibat telah dipecat dan kasusnya kini diserahkan ke FBI.

Walikota kota Minneapolis Jacob Frey mengatakan tak habis pikir mengapa polisi yang mencekik George dengan lututnya tersebut belum ditangkap.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Mengapa polisi yang membunuh George Floyd belum dipenjara? Jika Anda melakukannya, atau aku melakukannya, kita akan berada di balik jeruji besi sekarang,” ujar Frey.

“Menjadi orang kulit hitam di Amerika seharusnya bukan hukuman mati,” tambahnya.

Tagar BlackLivesMatter membanjiri linimasa media sosial

Pengacara hak sipil Ben Crump mengatakan kasus itu menunjukkan sistem peradilan AS memperlakukan orang kulit hitam secara berbeda dari orang kulit putih.

Crump juga mewakili keluarga dua orang Afrika-Amerika lainnya yang baru-baru ini terbunuh, dalam kasus-kasus yang diduga melibatkan kesalahan polisi dan upaya penyembunyian.

"Berapa banyak lagi pembunuhan berlebihan yang tidak masuk akal dari orang-orang yang seharusnya melindungi kita terjadi di Amerika?" kata Crump di NBC.

Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan penyelidikan lebih lanjut atas kasus kematian George Floyd. Di akun Twitternya ia menuliskan “Atas perintah saya, FBI dan Departemen Kehakiman sudah melakukan penyelidikan atas kematian George Floyd yang sangat menyedihan dan tragis di Minnesota…”

Tagar Black Lives Matter sebagai bentuk kampanye melawan kekerasan dan rasisme sistematik terhadap orang kulit hitam pun terus membanjiri media sosial. Penyanyi AS Halsey juga mencuit di Twitternya “Unfollow saya. Saya tidak peduli bila Anda tidak ingin melihat cuitan ini di linimasa Anda. Twitter telah lama berevolusi dari ruang hiburan menjadi pusat percakapan politik. #BlackLivesMatter,” cuitnya di Twitter

Sementara aktor film Star Wars John Boyega turut menyuarakan protesnya dengan mencuit “Ini memuakkan. Tampaknya menjadi siklus yang tak pernah berakhir. Para pembunuh perlu didakwa dengan berat. Bahkan saat menjelang kematiannya pria ini tidak diberikan belas kasihan. #RIPGeorgeFloyd #BlackLivesMatter #JusticeForGeorgeFloyd.''

Ed: pkp/rap (AFP/ Reuters)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada