Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Polusi Cahaya Ancam Spesies Kelelawar yang Rentan Cahaya

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Polusi Cahaya Ancam Spesies Kelelawar yang Rentan Cahaya
Iklan

Jauh dari cahaya benderang kota Amsterdam, Dr. Kamiel Spoelstra berusaha menemukan mahluk hidup yang aktif di kegelapan malam.

Ahliekologiitu berusaha memahami, bagaimana cahaya memengaruhi kelelawar. Sejauh ini, timnya sudah menemukan 19 spesies kelelawar. Setiap spesies memberikan reaksi berbeda terhadap cahaya.

Baca juga:

"Kelelawar memberikan reaksi ekstrem terhadap cahaya, terutama karena takut pada predator. Jadi, jika kelelawar terbang lambat, berarti hewan itu lebih suka tidak menampakkan diri dalam cahaya, karena risikonya tinggi. Tapi jika kelelawar terbang sangat cepat dan sangat tangkas, hewan tidak ketakutan.”

Jadi manusia mengambil habitat kelelawar yang terbang lambat, dan memberikannya kepada spesies yang jumlahnya banyak. Sehingga dari segi keanekaragaman hayati, jumlahnya jadi berkurang. Demikin dijelaskan Spoelstra.

Cahaya biru ganggu kelelawar

Hewan yang aktif di malam hari ini sensitif terhadap spektrum cahaya biru, karena mereka menggunakan cahaya bulan untuk bernavigasi. Semakin terang cahaya biru, semakin mereka terganggu.

Baca juga:

Untuk menguji bagaimana setiap spesies bereaksi terhadap bagian lain spektrum warna, peneliti menempatkan sekitar 200 lampu di seluruh negeri, yang memancarkan beragam warna.

Dr. Kamiel Spoelstra, menjelaskan, "Jika kita memadukan spektrum biru dengan sedikit warna merah, seperti bisa dilihat di sini, mungkin itu bisa tidak terlalu mengganggu hewan malam. Ini mungkin tidak terlalu intensif bagi mereka. Dan itulah hasil pengamatan kami selama ini."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di seluruh dunia, intensitas dan kecemerlangan cahaya meningkat 2% per tahun. Karena itu, malam jadi semakin terang. Sejumlah studi menunjukkan, polusi cahaya mengganggu siklus alamiah dan kesehatan mentalpada manusia.

Asosiasi langit gelap internasional juga sudah menyerukan, agar cahaya yang terpancar ke luar rumah dikurangi. Karena Bumi semakin terang, perbatasan negara bisa terlihat jelas dari angkasa.

Belanda sekarang berada di garis terdepan perang terhadap polusi cahaya di Eropa. Di sejumlah distrik di Belanda, sebagian jalan bebas hambatan sudah tidak lagi diterangi lampu.

Penerangan tepat yang tidak ancam kelelawar

Maurice Donners adalah seorang peneliti pada Signify, sebuah perusahaan yang mendesain lampu ramah kelelawar. Ia menjelaskan, menempatkan penerangan yang benar, lebih dari sekadar memasang lampu bercahaya terang.

"Kita memang perlu cahaya,” kata Donners, "tapi harus menggunakannya dengan cara yang berkelanjutan. Yaitu lewat efisiensi energi, solusi tipe 'cradle-to-cradle', dan memperhatikan efek cahaya. Jadi kita ingin efek optimal bagi seluruh ekosistem, bukan hanya bagi manusia."

Sejumlah distrik di Belanda bahkan sudah jadi lebih gelap, karena inisiatif semacam itu. Citra dari satelit menunjukkan, inisiatif itu memberikan kembali langit malam yang gelap kepada penduduk lokal, dan terlebih lagi, bagi hewan malam di kawasan itu, yang sangat membutuhkan kegelapan malam bagi hidup mereka. (ml/yp)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada