Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Kenapa Perempuan di Pedesaan Lebih Aktif Berpolitik?

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Kenapa Perempuan di Pedesaan Lebih Aktif Berpolitik?
Iklan

Pada tanggal 8 Februari 2024, Pakistan akan menggelar pemilihan umum legislatif. Sejatinya, dari 127 juta pemilih yang terdaftar, 58,5 juta adalah perempuan. Namun tingkat keikutsertaan perempuan pada pemilu tergolong rendah, bahkan di kota-kota besar seperti Lahore, Islamabad atau Karachi sekalipun.

"Saya tidak memilih dalam empat pemilu terakhir dan sebenarnya masih belum ingin menggunakan hak suara saya," kata Saadia Qamar, bekas diplomat dan penulis yang tinggal di Karachi. Dia merasa termarjinalkan oleh realita politik di Pakistan yang kian menjauh dari ideologinya yang liberal.

Baca juga:

Di Pakistan, partisipasi perempuan uniknya tercatat paling banyak di wilayah pedesaan. Pada pemilu legislatif tahun 2018, lima daerah pemilihan dengan tingkat keikutsertaan perempuan tertinggi berada di luar kota besar.

Pada 2018, tingkat partisipasi publik berkisar rata-rata 51,7 persen. Jumlahnya pada kaum perempuan tercatat 46,7 persen. Tingkat keikutsertaan perempuan tertinggi tercatat di dua daerah pemilihan di wilayah gurun, Tharpakar, yang melampaui angka 71 persen.

Di kedua dapil, tingkat partisipasi laki-laki berjumlah lebih rendah, yakni 65,4 persen dan 70,5 persen. Tharpakar terletak di provinsi Sindh di selatan Pakistan dan berbatasan dengan India. Kawasan ini mencatatkan populasi pemeluk Hindu yang tinggi.

Baca juga:

Tharpakar dikenal sebagai wilayah tertinggal. Meski kaya akan batu bara, kawasan ini belum memiliki infrastruktur yang memadai seperti listrik, air minum, pendidikan atau layanan kesehatan.

Pemilu sebagai harapan perbaikan ekonomi

Pushpa Kumari, pegiat sosial di Tharpakar, mengatakan betapa himpitan kemiskinan menjadi motivasi terbesar bagi pemilih perempuan. "Mereka yang hidup di wilayah terpencil tergolong tertinggal ketimbang kaum perempuan di perkotaan. Saban lima tahun, mereka berharap bisa mendorong perubahan dengan berpartisipasi dalam pesta demokrasi."

Perempuan berusia 49 tahun itu menambahkan, pemilu di wilayah pedesaan di Pakistan cendrung menghasilkan dukungan mayoritas bagi salah seorang kandidat. "Ada kelompok perempuan yang menukar suaranya demi kebutuhan dasar seperti bahan makanan, tepung atau jaminan pekerjaan," kata Kumari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurutnya, kaum perempuan di Tharpakar menyambut pemilu legislatif sebagai satu-satunya kesempatan memperbaiki taraf hidup.

Jalan terjal menuju perbaikan

Taj Haider, politisi dari Partai Rakyat Pakistan PPP, menegaskan betapa perempuan di wilayah pedesaan telah mengembangkan kesadaraan politik dan memiliki daya tawar yang lebih tinggi.

"Ketertarikan kaum perempuan di wilayah terpencil kepada sistem pemilu di Pakistan nyaris tidak ada duanya," kata dia.

Salah satu faktor di balik tingkat mobilisasi yang tinggi adalah kemiskinan dan harapan atas perbaikan kualitas pendidikan atau status sosial, imbuhnya. Menurut Haider, partai-partai politik Pakistan sudah menitikberatkan program kampanyenya pada kebutuhan kaum perempuan di pedesaan.

Termasuk di antaranya adalah perbaikan jejaring sosial dan layanan kesehatan. Namun dia juga mewanti-wanti terhadap janji berlebihan, karena besarnya upaya yang dibutuhkan ntuk mengeluarkan perempuan di pedesaan dari kemiskinan dan memperbaiki taraf hidup mereka.

rzn/hp

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada