Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berita Tempo Plus

Gencar Penjualan Lahan Industri

Para pengelola kawasan industri menggeber penjualan lahan sebelum ujung tahun. Mencari industri yang paling potensial. 

7 Desember 2023 | 00.00 WIB

Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat. Dokumentasi TEMPO/Muhammad Hidayat
Perbesar
Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat. Dokumentasi TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Pemilik kawasan mengejar target penjualan lahan untuk industri.

  • Pabrikan otomotif dan data center termasuk pengguna lahan utama.

  • Bekasi menjadi lahan industri terpadat pada paruh pertama 2023.

JAKARTA – Para pengelola kawasan industri semakin aktif mengejar target penjualan lahan menjelang akhir tahun. Corporate Secretary PT Kawasan Industri Jababeka Tbk Muljadi Suganda mengatakan kematangan infrastruktur di kawasan milik entitasnya menjadi modal utama dalam proses promosi utama.

Selama paruh pertama 2023, emiten berkode saham KIJA itu sudah merealisasi penjualan lahan senilai lebih dari Rp 1,3 triliun. Nilai itu sudah mewakili 93 persen target penjualan lahan industri perusahaan pada tahun ini. “Kawasan kami dekat dengan pusat ekonomi serta memiliki diversifikasi (keanekaragaman) bisnis,” ucap Muljadi kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jababeka menargetkan penjualan lahan industri senilai Rp 1,4 triliun hingga akhir 2023. Meski hitungan luasannya belum dirinci, KIJA menargetkan Rp 600 miliar dari target tersebut datang dari aset KIJA di Cikarang, Jawa Barat. Sedangkan Rp 800 miliar lainnya dari kawasan Jababeka di Kendal, Jawa Tengah. Khusus pada kuartal ketiga 2023, Grup Jababeka menjual 92 hektare lahan lahan industri, tumbuh 46 persen dibanding pada periode serupa 2022. Pendapatan usaha perusahaan juga naik 30 persen secara tahunan, dari Rp 1,73 triliun menjadi Rp 2,25 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kawasan industri Greenland International Industrial Center (GIIC) di Deltamas, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. deltamas.id

Menurut Muljadi, lahan Jababeka Cikarang yang dekat dengan DKI Jakarta diminati pelaku industri yang membutuhkan fasilitas produksi dan pemasaran terlengkap. Area ini pun tak jauh dari pelabuhan dan bandara tersibuk di Tanah Air. Adapun lahan Jababeka di Kendal cocok untuk industri padat pekerja yang membutuhkan lahan luas. Apalagi Kawasan Industri Kendal sudah dijadikan area ekonomi khusus sehingga bisa menjadi magnet bagi investor asing dan domestik yang memburu insentif dari pemerintah.

“Industri plastik dan kendaraan listrik menjadi sektor yang paling berkontribusi terhadap penjualan lahan pada kuartal ketiga ini,” tuturnya. Muljadi tak merinci nilai dan luasan yang terjual. Namun sebanyak 56 hektare dari lahan yang dijual Jababeka diserap oleh investor asal Cina. Luasan itu digadang-gadang mewakili 60 persen lahan yang dijual KIJA pada 2023.

Pada Februari 2023, manajemen menyiagakan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp 250 miliar untuk mengakuisisi lahan baru. Namun bujet itu belum pasti dipakai karena aset dalam bank tanah (landbank) perusahaan masih terhitung banyak. Pada September 2022, Jababeka diketahui masih memiliki persediaan lahan seluas 5.184 hektare. Luasan itu terbagi di Cikarang, Morotai, Tanjung Lesung, dan Kendal.

Geliat Kawasan Industri

Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Puradelta Lestari Tbk Tondy Suwanto mengatakan marketing sales atau pra-penjualan entitasnya, termasuk penjualan lahan industri, sudah menembus Rp 1,37 triliun hingga triwulan ketiga 2023. Jumlah itu mewakili 76 persen target marketing sales perusahaan yang dipatok Rp 1,8 triliun hingga ujung tahun ini.  

“Luasan lahan industri yang terserap sekitar 40 hektare, mirip dengan tahun lalu. Tapi secara nilai hampir 5 persen lebih besar,” katanya, kemarin.

Pada paruh pertama 2023, perusahaan berkode saham DMAS ini sudah memegang komitmen permintaan lahan industri sebesar 90 hektare. Tondy optimistis komitmen investasi dari para penyewa lahan atau tenant bersifat jangka panjang. Artinya, penjualan masih bisa digeber pada 2024.

Pada catatan kuartal ketiga lalu, Tondy meneruskan, industri manufaktur menyerap 40 persen penjualan lahan DMAS. Jenis usaha yang paling banyak memakai lahan tersebut adalah pabrikan otomotif dan barang rumah tangga atau fast -moving consumer goods. Ada juga permintaan lahan industri dari penyedia infrastruktur pusat data atau data center, berkisar 30 persen dari total lahan yang ditawarkan. “Kebutuhan lahan untuk sektor pusat data  bertumbuh seiring dengan penetrasi Internet dan transformasi digital.”

Kawasan Industri Suryacipta Swadaya di Karawang, Jawa Barat. suryacipta.com

Melalui keterangan tertulis yang dilengkapi data, Vice President Head of Investor Relations PT Surya Semesta Internusa Tbk Erlin Budiman mengungkapkan soal penjualan 21,1 hektare lahan entitasnya pada kuartal ketiga 2023. Luasan itu setara dengan nilai pra-penjualan sebesar Rp 394,4 miliar. Sebanyak 18,2 hektare dari luasan tersebut adalah lahan di Suryacipta City of Industry di Karawang, Jawa Barat. Sementara itu, sebanyak 2 hektare lainnya dari Subang Smartpolitan, proyek area terintegrasi baru, seluas 2.717 hektare, milik SSIA. Kedua aset itu dikelola oleh PT Suryacipta Swadaya, anak usaha SSIA di bidang properti.

“Unit properti kami mencatat pendapatan Rp 413,8 miliar pada kuartal ketiga ini, meningkat 13 persen secara tahunan dari posisi Rp 366,2 miliar,” kata Erlin. Pendapatan sektor properti SSIA berasal dari kawasan industri, biaya pemeliharaan properti, sewa komersial, serta hunian.

Merujuk pada Laporan Jakarta Property Highlights H1 2023 yang dirilis Knight Frank Indonesia pada September lalu, Bekasi tercatat sebagai area yang paling banyak menyerap industri baru. Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat, menyebutkan porsi penggunaan lahan di Bekasi mencapai 65 persen dari total 66,18 hektare lahan yang terserap di area Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) alias Greater Jakarta. “Manufaktur dan auto-derived merupakan beberapa sektor yang kami catat paling aktif menyerap lahan industri di awal tahun ini,” ujarnya.

YOHANES PASKALIS

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Yohanes Paskalis

Yohanes Paskalis

Mulai ditempa di Tempo sebagai calon reporter sejak Agustus 2015. Berpengalaman menulis isu ekonomi, nasional, dan metropolitan di Tempo.co, sebelum bertugas di desk Ekonomi dan Bisnis Koran Tempo sejak Desember 2017. Selain artikel reguler, turut mengisi rubrik cerita bisnis rintisan atau startup yang terbit pada edisi akhir pekan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus