Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Hingga 2020, Akan Ada Tambahan 5 Mall Baru di Jakarta

Prospek bisnis pusat perbelanjaan atau mall di Jakarta belum jenuh menarik pelaku usaha meski pembangunan di luar ibu kota sudah mulai signifikan.

5 Juli 2018 | 10.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Associate Director Colliers Indonesia Ferry Salanto menyebutkan prospek bisnis pusat perbelanjaan atau mall di Jakarta masih belum jenuh menarik pelaku usaha meski pembangunan di luar ibu kota sudah mulai signifikan. "Saya pikir Jakarta masih prospektif untuk pembangunan mal, dan developer besar mereka masih mengincar daerah utama, yakni di Jakarta," katanya, di Jakarta, Rabu, 4 Juli 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari riset Colliers International Indonesia, kata Ferry, ditemukan suplai mall di Jakarta dan sekitarnya akan terus bertambah. Jumlah mall di jakarta akan bertambah sebanyak 5 buah dengan total area ritel atau nett leasable area (NLA) akan bertambah sekitar 350.760 meter persegi (m2) dari 2018 hingga 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di luar Jakarta, yakni Bodetabek, suplai yang akan bertambah adalah 6 mall, dengan total area ritel atau nett leasable area (NLA) akan bertambah sekitar 225.685 meter persegi (m2). Sementara, di Surabaya, suplai yang akan bertambah adalah 5 mall, dengan total area ritel atau nett leasable area (NLA) akan bertambah sekitar 139.465 meter persegi (m2) dari 2018 hingga 2020.

Ferry menjelaskan, indikator utama dalam pembangunan mall adalah kepadatan penduduk dan ketersediaan infrastruktur transportasi. "Kalau di Jakarta kami melihat ada keduanya, koneksi hub dan konsentrasi penduduk," tuturnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk jakarta pada 2017 mencapai 10,37 juta jiwa, atau plus 18,1 juta jiwa dari Bodetabek. Hanya saja, terkait infrastruktur transportasi, dia mengatakan, hal tersebut masih menjadi bottle neck yang ditunggu penyelesaiannya.

Di sisi lain, kata Ferry, moratorium izin pembangunan mall yang diterbitkan pada 2011, kemungkinan akan kembali direvisi oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta jika proyek infrastruktur di Jakarta selesai. "Karena background dari pembatasan mal, karena mall dianggap menyebabkan kemacetan, dan kemacetan ini akan diatasi dengan adanya LRT dan MRT nanti," ucapnya.  

Ferry juga tidak menepis sudah banyak developer yang mulai mempertimbangkan pembangunan mall di luar Jakarta. "Ada memang developer yang melihat second tier city atau third tier city, tapi itu juga mereka harus menyesuaikan segmentasi pasarnya."

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus