Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengklaim kunjungan wisatawan domestik ke Bali sudah mencapai 50 persen dari angka normal sebelum pandemi Covid-19. Dalam dua hari terakhir, jumlah wisatawan ke Bali mencapai 8.000 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sebelum pandemi Covid-19 ini 16 ribu orang. Artinya ini angka sudah setengah dari sebelum pandemi Covid-19. Tapi kita tetap harus waspada, peningkatan jumlah wisatawan harus dibarengi patuh protokol kesehatan Covid-19," ujar Sandiaga dalam keterangan tertulis, Ahad, 4 April 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sandiaga menyebut sepanjang bulan ini, jumlah turis domestik per hari telah mancapai 4.500 kedatangan per hari. Angka ini meningkat dari target Kementerian untuk menarik kunjungan turis domestik hingga 3.600 orang per hari.
Menurut Sandiaga, pergerakan turis di kuartal pertama tahun sudah lebih baik ketimbang akhir 2020 lalu. Ia menggambarkan jumlah turis ke Bali hingga Desember 2020 mengalami kelesuan yang luar biasa.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu pun meminta masyarakat tidak menyudutkan sektor pariwisata sebagai sumber penyebaran Covid-19. Sebab, seluruh destinasi wisata, khususnya di daerah tujuan prioritas, telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sebagian besar di antaranya pun sudah memperoleh sertifikasi dari Kementerian.
“Di masa pandemi destinasi wisata kita harus bertransformasi agar lebih berkualitas dan berkelanjutan," ujar Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno bersiap membuka Bali bagi turis asing dalam skema free covid corridor atau koridor bebas Covid. Pada tahap pertama, pemerintah menyiapkan tiga zona hijau yang dapat dikunjungi wisatawan asing, yakni Ubud, Nusa Dua, dan Sanur.
Untuk mencegah penularan virus corona dalam skala masif sebagai dampak dari pembukaan gerbang wisata Bali, pemerintah menyiapkan aplikasi Telusur untuk melacak persebaran pelancong. Persebaran itu tampak dari status tingkat okupansi di destinasi wisata, hotel, hingga restoran.
Aplikasi Telusur ditargetkan sudah bisa dioperasikan pada Mei mendatang. Aplikasi buatan lokal tersebut bakal memberikan informasi jumlah pengunjung di tiap-tiap titik untuk meningkatkan kewaspadaan penyebaran virus corona serta memastikan protokol kesehatan diterapkan secara ketat dan disiplin di seluruh lokasi wisata.
Melalui aplikasi itu, petugas dapat mengecek pihak-pihak yang melanggar peraturan, seperti tingkat kapasitas tamu, untuk diberi peringatan. Selanjutnya, aplikasi Telusur juga akan melacak seluruh wisatawan selama berlibur di Bali. Dengan demikian, keberadaan turis terpantau secara penuh.