Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok - Sejumlah pedagang mengeluhkan harga minyak goreng curah yang masih belum normal meskipun Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah mengumumkan kembali mengizinkan ekspor CPO.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sandi, salah satu pedagang di Pasar Kemiri, Depok, Jawa Barat, menyatakan harga minyak goreng curah saat ini di kisaran Rp 18.000 per kilogram dan harga minyak goreng kemasan di Rp 23.000 per liter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau dibilang normal sih belum normal. Kalau dulu sebelum naik minyak goreng curah bisa Rp 15.000 per kilogram,” kata Sandi, salah satu pedagang minyak goreng kepada Tempo, Sabtu, 21 Mei 2022.
Pria berusia 32 tahun itu mengaku baru kembali berjualan minyak goreng setelah libur lebaran ini. Sebab, sebelum lebaran harga minyak goreng sangat tinggi, ia tidak pernah mendapatkan pasokan dengan harga terjangkau. Ia lalu memutuskan tak menjual minyak goreng saat itu.
“Sekarang saya jualan lagi. Saya ambil minyak goreng curah satu kg seharga Rp 16 ribu,” tutur Sandi.
Ia lalu bercerita harga minyak goreng curah mencapai level tertinggi saat subsidi minyak goreng kemasan dicabut. Saat itu minyak goreng curah tembus Rp 21 ribu per kilogram.
“Saya sempat ikut operasi pasar minyak goreng curah. Sudah antre sampai pukul 12 malam ternyata kehabisan. Akhirnya saya enggan lagi untuk beli," ujar Sandi. "Kalau beli, juga dibatasi."
Sebelumnya, keluhan serupa disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Reynaldi Sarijowan. Ia menyebutkan harga minyak goreng curah saat ini masih tinggi karena di atas Rp 17.000 per liter. "Di kisaran Rp 18.000, bahkan ada yang Rp 19.000 per liter," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat, 20 Mei 2022.
Harga minyak goreng curah saat ini, menurut dia, masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang pernah dipatok pemerintah Rp 14.000 per liter. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembukaan ekspor CPO tidak dibarengi dengan penambahan pasokan minyak goreng di dalam negeri.
Oleh karena itu, IKAPPI meminta kepada kementerian teknis untuk mencari formulasi yang tepat agar distribusi bisa berjalan dengan baik. "Dan keberadaan minyak goreng melimpah di pasar. Jika (pasokan) melimpah di pasar, diharapkan harga terus menurun," ucap Reynaldi.
Presiden Jokowi sebelumnya mengumumkan rencana mengizinkan kembali ekspor minyak goreng dan CPO mulai Senin pekan depan, 23 Mei 2022. Keputusan tersebut diumumkan oleh Presiden Joko Widodo melalui keterangan resminya secara virtual, Kamis, 19 Mei 2022.
Pembukaan keran ekspor CPO dan minyak goreng itu didasarkan atas pengecekan di lapangan dan laporan sejumlah kementerian terkait dengan penurunan harga minyak goreng dan penambahan pasokan. “Berdasarkan pengecekan di lapangan dan laporan yang saya terima, alhamdulillah pasokan minyak goreng terus bertambah,” ucap Jokowi saat itu.
Data pemerintah memperlihatkan kebutuhan nasional untuk minyak goreng mencapai 194.000 ton per bulan. Pada Maret lalu, sebelum pelarangan ekspor, Indonesia hanya mengantongi pasokan minyak goreng sebanyak 64,5 ribu ton.
Setelah dilakukan pelarangan ekspor pada April, Jokowi menyebutkan pasokan minyak goreng melonjak menjadi 211.000 ton per bulan atau melebihi kebutuhan nasional per bulannya. Harga minyak goreng curah rata-rata sebelum larangan ekspor mencapai Rp 19.800 per liter dan setelah ekspor dilarang, harga minyak goreng curah turun di kisaran Rp 17.200 - 17.600 per liter.
EKA YUDHA SAPUTRA | BISNIS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.