Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Singapura menutup impor babi hidup dari Indonesia setelah ditemukan adanya virus flu Afrika atau African Swine Fever (ASF). Babi yang terjangkit virus tersebut berasal dari peternakan di Pulau Bulan, Batam. Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan) pun akhirnya melakukan evakuasi di peternakan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pemerintah (Indonesia) melakukan pendampingan ketat kepada pemilik peternakan hewan babi di Pulau Bulan, PT ITS, setelah dicabut penetapannya sebagai kompartemen bebas ASF di Indonesia," ucap Kepala Badan Karantina Kementan Bambang dalam keterangannya Ahad, 7 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bambang menilai dengan pembekuan ekspor ini, Kementan bisa menindaklanjuti temuan Badan Pangan Singapura ini dengan melakukan evaluasi secara berkesinambungan. Tujuannya agar dapat dilakukan pemberlakuan kompartemen bebas ASF dengan sistem sub kompartemen.
Kementan kini telah memberikan pendampingan pelaksanaan disposial, disinfeksi, dan pelaksanaan biosekuriti. Hal itu dilakukan pasca-penutupan pintu ekspor ternak babi asal Pulau Bulan, Provinsi Kepulauan Riau ke Singapura.
Bambang mengaku telah mengusulkan sistem sub-kompartemen bebas ASF di Pulau Bulan. Usulan tersebut sudah disetujui oleh otoritas Singapura, sehingga Indonesia, menurut Bambang, dapat segera mengekspor kembali ternak babi ke Singapura.
Upaya tersebut, menurut Kementan, adalah langkah yang strategis, mengingat Pulau Bulan merupakan peternakan babi terbesar di Indonesia. Peternakan di Pulau Bulan tercatat menyumbangkan 15 persen dari total keseluruhan kebutuhan impor babi di Singapura.
Selanjutnya: Bambang menyatakan Kementan akan....
Bambang menyatakan Kementan akan mengevaluasi dan menginvestigasi seluruh aspek manajemen risikonya. Badan Karantina akan segera menurunkan tim ke lapangan bersama Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Sebagai informasi, PT ITS telah lama ditetapkan sebagai kompartemen bebas ASF. Hal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Keputusan Nomor 669/KPTS/PK.320/M/11/2021 tentang Penetapan PT ITS Suaka sebagai Kompartemen Bebas dari Penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever) pada Ternak Babi.
Peternakan babi tersebut secara berkala melakukan pengujian ASF yang dikirim ke Laboaratorium Veteriner Balai Veteriner Bukittinggi, dan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan). Namun beberapa waktu lalu, Singapura telah menyatakan babi hidup yang dikirim dari Pulau Bulan, Kepulauan Riau, Indonesia ke Singapura telah ditemukan terinfeksi penyakit flu babi.
Virus tersebut terdeteksi di dalam daging babi yang dipotong di sebuah tempat pemotongan hewan di Jurong, Singapura. Penyakit babi ini sangat mudah menyebar di antara babi liar dan babi domestik, namun tidak menular ke manusia.
Menurut Badan Pangan Singapura atau Singapore Food Agency (SFA), ini adalah pertama kalinya ASF terdeteksi pada babi yang diimpor ke Singapura. Pemerintah Singapura kemudian menghentikan sementara impor babi dari Pulau Bulan, Batam sebagai imbas temuan virus ASF ini pada 19 April 2023.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini